Posts

Showing posts from January, 2010

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar pH vaginal pada remaja-remaja wanita yang mendatangi klinik pengobatan genitourinary

Abstrak Tujuan: pH vagina terkait dengan status hormon, dan para remaja mengalami gangguan pola hormon setelah haid. Disini kami meneliti faktor-faktor hormonal dan risiko pH vaginal abnormal dan vaginosis bakteri (BV) pada remaja-remaja yang mendatangi klinik pengobatan genitouriner. Metode: Dalam sebuah penelitian cross-sectional direkrut remaja-remaja dalam 5 tahun masa mearche, yang berusia kurang dari atau sama dengan 17 tahun, atau yang mengalami oligo-amenorrhoea. pH vaginal dan BV dinilai dan diantara mereka yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal, konsentrasi estrone-3-glukuronida (E3G) dan pregnanediol-3α-glukuronida (P3G) diukur. Hasil: Diantara 102 remaja, 59,8% (61) memiliki pH vaginal yang tinggi (>4,5), yang lebih tinggi dibanding prevalensi BV, dideteksi pada 33% (34). Tidak ada hubungan yang ditemukan antara keberadaan infeksi menular seksual (STI) dan pH vaginal. Dalam analisis regresi logistik, setelah mengontrol BV dan penggunaan kondom, pH vaginal

Reparasi Restorasi Sementara yang Dapat Diprediksi

Abstrak Peranan restorasi sementara sering dianggap tidak penting, karena beberapa orang menganggapnya hanya bersifat “sementara”. Akibatnya, restorasi sementara yang tidak ideal terkadang dibuat, oleh karena diperlukannya waktu tambahan untuk membuat modifikasi-modifikasi jika menggunakan teknik-teknik tradisional. Disamping itu, pada banyak praktik gigi, restorasi sementara ini sering dibuat oleh personil biasa yang tidak terlatih dengan baik dalam proses pembuatan. Karena restorasi-restorasi sementara memegang peranan penting dalam mencapai hasil fungsional dan hasil estetik akhir yang diinginkan, maka restorasi sementara yang berkualitas tinggi penting untuk menghasilkan restorasi akhir yang baik. Artikel ini memaparkan sebuah metode untuk mereparasi restorasi sementara bis-akrilik dan metakrilat secara efektif dan terprediksi dengan menggunakan resin komposit teralirkan. Dengan menggunakan teknik yang relatif sederhana ini, restorasi sementara sekarang bisa dimodifikasi atau dir

Pseudoclubbling kongenital pada kuku jari tangan yang disebabkan oleh hemangioma subungual

Abstrak Latar belakang: Distropi kuku pada anak baru-lahir cukup jarang terjadi dan akan mengkhawatirkan jika muncul sebagai massa yang melibatkan satu jari tunggal, yang menandakan kemungkinan adanya tumor. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk melaporkan 3 kasus bayi dengan kenampakan pseudoclubbing kongenital pada satu jari tangan dan dengan perubahan warna kemerah-merahan yang disebabkan oleh adanya hemangioma subungual. Metode: Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan klinis dan utrasonografi. Hasil: Presentasi klinis dan vitrokompresi menunjukkan keberadaan sebuah massa vaskular. Ultrasonografi menguatkan diagnosis hemangioma subungual. Lesi-lesi ini menunjukkan pemulihan spontan pada follow-up. Kesimpulan: Lokalisasi hemangioma pada lipatan-kuku proksimal sangat jarang dan menghasilkan pseudoclubbing kuku yang disebabkan oleh proliferasi pembuluh kapiler dalam jaringan lunak daerah subungual, yang terkait dengan perubahan warna kemerah-merahan kuku yang lazimnya memu

Metotreksat, Bleomycin, dan Etoposida dalam Pengobatan Neoplasia Trofoblastis Kehamilan

Abstrak TUJUAN: Terapi MBE, atau kombinasi antara metotreksat (1 g/m2 pada hari 1), bleomycin (10 mg pada hari ke-3), dan etoposida (100 mg/m2 pada hari 1-5) telah digunakan untuk mengobati kekambuhan penyakit atau sebagai kemoterapi kedua dalam pengobatan neoplasia trofoblastis kehamilan (GTN) yang kebal terhadap kemoterapi multi-agen. Dengan pengidentifikasian GTN yang sangat berisiko tinggi, MBE juga telah digunakan sebagai kemoterapi utama. Penelitian kali ini dimaksudkan untuk menelaah penggunaan MBE dalam pengobatan GTN. METODE: Pasien yang mendapatkan terapi MBE untuk GTN antara tahun 1985 sampai 2003 di Rumah Sakiat Queen Mary dimasukkan dalam penelitian ini. Catatan-catatan yang ada direview dan data dianalisis. Hasil akhir yang mencakup tingkat respons, komplikasi pengobatan, dan kelangsungan hidup dinilai. HASIL: Terapi MBE (metotreksat, bleomycin, dan etoposida) diberikan sebagai pengobatan pertama kepada 4 pasien yang mengalami GTN risiko-sangat-tinggi. Tiga merespon

Implantasi dan Kelanjutan Kehamilan di Periode Awal

Reproduksi manusia merupakan sebuah proses yang sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies. Akan tetapi, proses ini relatif tidak efisien. Kesuburan maksimal (kebolehjadian konsepsi selama satu bulan siklus menstruasi) hanya mendekati 30 persen. Hanya 50 sampai 60 persen dari semua konsepsi yang berlanjut sampai 20 pekan kehamilan. Dari jumlah kehamilan yang gugur, 75 persen disebabkan oleh kegagalan implantasi sehingga tidak dikenali sebagai kehamilan secara klinis. Implantasi yang gagal juga merupakan faktor kendala utama dalam reproduksi terbantu. Pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme-mekanisme molekuler yang mendasari implantasi dan plasentasi (pembentukan plasenta) bisa meningkatkan kemampuan dokter untuk mengobati penyakit-penyakit yang terkait dengan proses-proses ini, termasuk ketidaksuburan dan keguguran dini.

Penyakit kulit pada lanjut usia

Di negara maju dan negara terbelakang, jumlah orang lanjut usia terus meningkat, dan diperkirakan di abad ke-21 jumlah orang lanjut usia akan menjadi dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Dua teori pokok dari penuaan adalah penuaan programatis yang mempostulasikan gen penuaan, penuaan seluler, pemendekan telomer dan kegagalan apoptosis dan gen-gen pendukung umur, dan teori stokastik tentang tekanan oksidatif, rasemisasi asam amino, dan glukosilasi nonenzimatis. Juga ada kemungkinan kegagalan sistem imun. Perubahan kulit dipengaruhi oleh dua fenomena: penuaan sejati akibat perjalanan waktu, dan penuaan akibat matahari (photoaging) yang dihasilkan dari keterpaparan terhadap sinar matahari. Fungsi kulit yang menurun seiring dengan bertambahnya adalah penggantian sel, fungsi pelindung, pembersihan kimiawi, persepsi sensoris, proteksi mekanis, penyembuhan luka, daya respon imun, termoregulasi, produksi keringat dan sebum, produksi vitamin D dan reparasi DNA.

Prurigo nodularis rekuren terkait dengan tonsil terinfeksi: sebuah laporan kasus

Abstrak Pendahuluan Prurigo nodularis merupakan sebuah gangguan tidak lazim yang etiologinya tidak diketahui, terkenal kebal terhadap terapi, dan ditandai dengan nodula pruritus parah dengan gejala-gejala klinis dan temuan histopatologi yang telah diketahui. Presentasi kasus Kami melaporkan kasus seorang pasien yang mengalami papula-papula dan nodula-nodula pruritus pada kaki, lengan dan trunkus selama periode 4 tahun, yang kambuh kembali setelah beberapa episode tonsillitis akut. Walaupun kortikosteroid oral dan topikal, antibiotik oral dan emolien telah digunakan dalam terapi pasien ini, namun hanya tonsilektomi yang pada akhirnya terbukti sebagai perawatan definitif. Kesimpulan Kami membahas etiopatogenesis, diagnosis dan perawatan prurigo nodularis yang terkait dengan tonsilitas kronis, dan kami lebih lanjut mereview literatur tentang kondisi yang langka ini.

Dermatosis spongiotik, psoriasiformis, dan pustular

Dermatitis eczematous     Bab ini membahas beberapa penyakit yang termasuk dalam rubrik dermatitis eczematous, yang juga disebut sebagai eczema dan dermatitis spongiotik. Istilah “eczema” menunjuk pada sekelompok penyakit yang memiliki gambaran klinis dan histologi mirip tetapi bisa memiliki etiologi yang berbeda. Ada beberapa yang keberatan terhadap istilah eczema karena tidak menunjuk pada penyakit spesifik tetapi merupakan sebuah istilah non-spesifik yang hanya menunjuk pada lesi klinis yang menunjukkan spongiosis, yang mana secara klinis bermanifestasi sebagai papula atau plak lembab, sering “bergelembung” di atas sebuah dasar yang eritematosa. Patogenesis beberapa bentuk penyakit ini belum dipahami dengan baik. Para ahli histopatologi biasanya tidak menegakkan diagnosis yang lebih spesifik selain “dermatitis spongiotik yang konsisten dengan dermatitis eczematous” dan klasifikasi pasti dalam diagnosis banding dermatitis spongiotik sering tidak mungkin dilakukan. Untuk alasan inil

PENYAKIT ERITEMATOSA, PAPULAR, DAN SKUAMOUS YANG TIDAK INFEKSI

URTIKARIA     Urtikaria ditandai dengan bercak onset tiba-tiba, penyembuhan sementara dan rekuren, yang merupakan area-area kulit eritematosa dan edematous yang sering diseritai pruritus. Ketika bercak besar terjadi dan edema meluas sampai ke jaringan subkutaneous atau submukosa, disebut sebagai angioedema. Episode urtikaria akut pada umumnya berlangsung selama beberapa jam. Ketika episode urtikaria berlangsung hingga sampai 24 jam dan kambuh dalam periode sekurang-kurangnya 6-8 pekan, kondisi ini dianggap urtikaria kronis. Ketika urtikaria dan angioedema terjadi secara bersamaan, kondisi ini cenderung memiliki perjalanan kronis.     Pada sekitar 15% hingga 25% pasien dengan urtikaria kronis, sebuah stimulus pemicu atau kondisi predisposisi mendasar bisa diidentifikasi. Berbagai penyebab urtikaria mencakup antigen-antigen terlarut pada makanan, obat, dan bisa serangga; alergen kontak; stimuli fisik seperti tekanan, sinar matahari, dan suhu dingin; infeksi dan tumor ganas; dan beber

Prurigo Nodularis

Sinonim Lichenifikasi nodular sirkuskrib kronis (Pautrier) Nodula Picker Ciri-ciri utama Sering terjadi pada orang yang mengalami diatesis atopik atau xerosis Nodula keras, keratotik Lesi biasanya lebih menyukai permukaan-permukaan ekstensor dari ekstremitas tetapi bisa menyebar luas (pada daerah-daerah yang dapat dijangkau dengan mudah) Pendahuluan     Prurigo nodularis merupakan sebuah kondisi kulit kronis yang ditandai dengan adanya nodula dan papula yang memiliki kerak-sisik memusat dan seringkali (tetapi tidak selalu) disebabkan oleh pruritus intens. Epidemiologi     Prurigo nodularis bisa terjadi pada semua kategori usia tetapi lebih sering mengenai orang dewasa, khususnya wanita paruh baya.

LICHEN SIMPLEKS KRONIKUS DAN PRURIGO NODULARIS

Epidemiologi     Lichen simpleks kronikus mengenai orang dewasa, utamanya mulai dari usia 30 sampai 50 tahun. Perempuan lebih umum terkena dibanding laki-laki. Prurigo nodularis bisa terjadi pada usia berapapun, tetapi kebanyakan pasien berusia antara 20 sampai 60 tahun. Pria dan wanita memiliki kemungkinan terkena yang sama besarnya. Pasien dengan dermatitis atopik bersamaan telah ditemukan memiliki onset pada usia yang lebih dini (mean: 19 tahun) sebagaimana jika dibandingkan dengan kelompok non-atopik (mean: 48 tahun). Etiologi dan patogenesis     Lichen simpleks kronikus ditimbulkan oleh penggosokan dan penggarukan akibat gatal-gatal. Nodula prurigo ditimbulkan oleh penusukan atau penggarukan yang paling umum sebagai respon terhadap gatal, meski ada juga faktor lain. Ada banyak faktor yang memicu gatal pada kedua penyakit ini, dan belum dipahami dengan baik. Hubungan yang bervariasi antara lichen simpleks kronikus dan gangguan-gangguan atopik telah dilaporkan, mulai dari seki

Prurigo nodularis dan lichen simpleks kronikus

Abstrak Ketegangan emosional pada orang-orang yang rentan bisa memegang peranan penting dalam menimbulkan sensasi pruritus, mengarah pada penggarukan yang, dengan menjadi fotomekanisme terus menerus, bisa menjadi karakteristik utama dari dua penyakit klinis kutaneous yang berbeda, yaitu: prurigo nodularis dan lichen simpleks kronikus. Faktor-faktor psikogenik memegang peranan relevan pada kedua kondisi ini, dan sering terkait dengan depresi serta gangguan kejiwaan. Dengan demikian, penting untuk mengevaluasi pasien-pasien ini dari sudut pandang psikodermatologi yang mana bisa menganalisis hubungan antara penyakit kulit dan faktor-faktor psikologis. Pasien yang mengalami kecacatan sejati atau kecacatan yang dirasakan pada bagian-bagian tubuh tertentu (wajah, kulit kepala, tangan, dan area genital) lebih rentan mengalami gangguan psikologis, dimana penyakit kutaneous bisa mengarah pada tingkat gangguan yang meningkat. Karena faktor-faktor psikosomatis telah diperkirakan terdapat pada s

Prurigo nodularis dan lichen simpleks kronikus

Abstrak Ketegangan emosional pada orang-orang yang rentan bisa memegang peranan penting dalam menimbulkan sensasi pruritus, mengarah pada penggarukan yang, dengan menjadi fotomekanisme terus menerus, bisa menjadi karakteristik utama dari dua penyakit klinis kutaneous yang berbeda, yaitu: prurigo nodularis dan lichen simpleks kronikus. Faktor-faktor psikogenik memegang peranan relevan pada kedua kondisi ini, dan sering terkait dengan depresi serta gangguan kejiwaan. Dengan demikian, penting untuk mengevaluasi pasien-pasien ini dari sudut pandang psikodermatologi yang mana bisa menganalisis hubungan antara penyakit kulit dan faktor-faktor psikologis. Pasien yang mengalami kecacatan sejati atau kecacatan yang dirasakan pada bagian-bagian tubuh tertentu (wajah, kulit kepala, tangan, dan area genital) lebih rentan mengalami gangguan psikologis, dimana penyakit kutaneous bisa mengarah pada tingkat gangguan yang meningkat. Karena faktor-faktor psikosomatis telah diperkirakan terdapat pada s

Diagnosis aspirasi benda asing yang tertunda pada anak-anak

Abstrak Aspirasi bedan asing pada anak-anak umum terjadi dan biasanya terjadi didahului dengan episode tersedak lalu diikuti dengan gejala-gejala respirasi. Anak-anak bisa batuk, mendesah, atau stridor, dengan suara napas yang berkurang atau abnormal pada pemeriksaan. Akan tetapi, aspirasi benda asing bisa menyerupai penyakit lain dan menyebabkan kesulitan dalam diagnosis. Pemeriksaan radiologi bisa membantu mendiagnosa aspirasi tetapi tidak boleh digunakan untuk menafikan kondisi ini. Kasus yang disajikan disini merupakan sebuah presentasi aspirasi benda asing dengan penundaan diagnosis dan salah didiagnosa sebagai asma bronchial. Diyakini bahwa penundaan diagnosis bisa dihindari dengan pendekatan yang lebih cermat terhadap riwayat dan penggunaan pemeriksaan yang sesuai. Kasus ini menunjukkan penggunaan CT scan dengan rekonstruksi dalam diagnosis benda asing. Kata kunci: benda asing, aspirasi, anak-anak, Sudan

Sebuah kasus anafilaksis terhadap klorheksidin selama pemeriksaan rektal digital

Abstrak Klorheksidin banyak digunakan sebagai antiseptik dan disinfektan dalam lingkungan medis dan non-medis. Walaupun tingkat pemekaan (sensitisasi) cukup rendah, namun penggunaannya yang sudah sedemikian luas menimbulkan kemungkinan pemekaan (sensitisasi) pada banyak pasien dan staf perawatan medis. Disini kami memaparkan seorang pasien dengan anafilaksis selama pemeriksaan rektal digital dengan jeli klorheksidin. Urtikaria, angioedema, dyspnea, dan hipotensi terjadi dalam beberapa menit pemeriksaan rektal. Pasien sembuh sempurna setelah pengobatan dengan epinefrin dan kortikosteroid. Uji kulit untuk klorheksidin dilakukan 5 pekan kemudian, yang menunjukkan uji tusukan positif dan uji kulit intradermal yang positif. Dalam 30 menit setelah tes kulit, pasien mengeluhkan sensasi demam, sesak dada, angioedema, dan urtikaria pada wajah dan trunkus. Uji alergosorbent enzim untuk latex menunjukkan hasil negatif. Kami menyajikan kasus ini untuk memperingatkan para dokter tentang hipersens

Perawatan Pasien yang Alergi Logam setelah Bedah Ortognatik

Abstrak Dalam laporan kasus ini, material-material ortodontik dianggap telah menimbulkan reaksi alergi logam dalam bentuk pembengkakan bibir dan kemerahan setelah bedah ortognatik. Dua bulan setelah bedah, pasien mengalami pembengkakan dan kemerahan bibir terus menerus. Dia mendatangi rumah sakit bagian kulit dan didiagnosa menderita herpes. Akan tetapi, karena gejala-gejalanya tidak membaik setelah 1 bulan terapi, alergi logam selanjutnya diduga. Uji patch yang dilakukan di rumah sakit dental menunjukkan reaksi terhadap kromium, yang tidak digunakan dalam peralatan prostetik. Untuk lebih meyakinkan, komposisi logam dari semua alat prostetik diperiksa dengan menggunakan penganalisis sinar-x fluoresen, tetapi tidak ada kromium yang dideteksi (yang terdeteksi hanya tembaga, emas, paladium, dan perak). Akan tetapi, bracket ortodontik, kawat, dan balutan mengandung kromium dan, dengan mempertimbangkan bahwa material-material ini yang mungkin telah menimbulkan reaksi alergi logam, materia

Penyakit Hailey-Hailey Perianal: diagnosis banding yang tidak lazim untuk condylomata acuminata

Ringkasan: Kami melaporkan kasus seorang wanita berumur 25-tahun dengan papula multiple pada area perianal dan perineal, yang secara klinis menyerupai condylomata acuminata. Pemeriksaan histologi menunjukkan epidermis acantholitik dan parakeratosis focal. Lesi didiagnosa sebagai penyakit Hailey-Hailey yang terlokalisasi pada area perianal dan perlu dibedakan dari lesi-lesi genital yang terkait virus HPV. Kata kunci: penyakit Hailey-Hailey, condyloma acuiminata, achantolytic dermatosis, area genitoanal, infeksi virus HPV

Perbandingan Efek Terapeutik Gel dan Tablet Finasterida dalam Pengobatan Alopecia Andogenetik

Abstrak Latar belakang: Finasterida, sebuah inhibitor 5α-reduktase selektif-tipe II, sebagai sebuah agen penyebab penurunan kadar dihidroksi testestrone (DHT), efektif dalam pengobatan alopecia androgenik pria. Tujuan: Kami membandingkan finasterida lokal dan finasterida oral dalam pengobatan alopecia androgenik. Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian trial klinis acak tersamarkan-ganda terhadap 45 pasien pria, yang dirujuk dengan alopecia ke klinik-klinik dan departemen-departemen swasta di Rumah Sakit Boo-Ali Sina, di Sari. Pasien-pasien yang mengalami alopecia androgenik dipilih berdasarkan pemeriksaan riwayat dan pemeriksaan fisik. Pasien-pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok yaitu: finasterida topikal (A) dan finasterida oral (B). Kelompok finasterida topikal (kelompok A) mendapatkan gel topikal finasterida 1% dan tablet plasebo, sedangkan kelompok finasterida oral (kelompok B) mendapatkan tablet-tablet finasterida (1 mg) dan basis gel (tanpa obat) sebag

Purpura Faktisius pada Seorang Anak Perempuan Usia 10 Tahun

Abstrak Kami melaporkan seorang anak umur 10 tahun yang datang dengan keluhan purpura yang aneh. Penyakit hemoragik kongenital dan autoimun dipastikan tidak ada berdasarkan riwayat medis di masa lalu dan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pelecehan anak juga dipastikan tidak ada karena purpura terus terjadi setelah anak berpisah dengan keluarga. Pemeriksaan histologis terhadap lesi-lesi kulit menunjukkan gangguan berkas-berkas serat kolagen. Temuan ini menandakan pengaplikasian gaya eksternal, yang mengarah pada diagnosis definitif purpura faktisius. Walaupun sangat langka pada anak-anak usia sekolah, diagnosis purpura faktisius harus dimasukkan dalam diagnosis banding purpura pada anak-anak. Analisis histologis biopsi-biopsi kulit bisa membantu dalam menegakkan diagnosis.

Urethritis: Sebuah varian klinis dari genital herpes pada pria yang kurang diperhitungkan?

Abstrak Dua pria mengalami episode klinis genital herpes yang pertama dengan diagnosa urethritis non-gonokokal tanpa adanya lesi penis. Data tentang fungsi etiologi herpes simplex pada pasien-pasien yang mengalami urethritis masih langka dan banyak yang bersilangan. Dengan mempertimbangkan kedua kasus kami, dengan banyaknya urethritis nongonokokal yang tidak diketahui asalnya, dan tingginya frekuensi genital herpes yang tidak dikenali, maka virus herpes simplex bisa menjadi faktor etiologi yang penting untuk urethritis non-gonokokal dan memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut pada pasien-pasien yang menunjukkan luah (discharge) urethral mukoid jernih.

Peranan Laju Endapan Darah dalam Prediksi Dini Keparahan Stroke

Abstrak Latar belakang dan tujuan. Indikator awal untuk imbas fungsional setelah stroke diperlukan untuk perencanaan perawatan dan pengobatan yang lebih baik.  Metode. Kami mengevaluasi secara prospektif indikator-indikator klinis awal untuk imbas fungsional jangka-pendek pada sekelompok pasien dengan infarksi serebral ischemik dan menyelidiki apakah intensitas respons fase-akut dapat memberikan informasi tambahan tentang imbas fungsional jangka-pendek. Kami mengevaluasi sekelompok 208 pasien stroke ischemik dengan menggunakan skala Mathew. Semua pasien menjalani pemeriksaan neuroimaging dan uji darah rutin, termasuk laju endapan darah (LED), dalam 72 jam sejak onset klinis. Saat dikeluarkan dari rumah sakit, imbas fungsional diberi nilai menurut skala Stroke Outcome Scale.  Hasil. Infark yang lebih besar, infark yang lebih embolik, dan infark yang kurang lacunar diamati pada kelompok imbas-buruk. Faktor-faktor risiko vaskular, temuan-temuan radiologis yang tidak terkait dengan s

Stroke ischemik akut meningkatkan laju endapan darah, yang berkorelasi dengan kerusakan dini pada otak

Abstrak Respons-respons fase akut terjadi setelah cedera jaringan dan berkontribusi bagi memburuknya kondisi tersebut melalui mekanisme-mekanisme pro-inflamasi dan pro-trombotik. Protein fase akut mempromosikan agregasi/pengumpulan eritrosit dan pengendapannya, sehingga laju endapan darah (LED) adalah sebuah indikator respons fase akut. Karena respons fase akut menyertai kerusakan otak ischemik, maka kami meneliti nilai LED pada pasien-pasien dalam 24 jam pertama setelah stroke ischemik dan mengevaluasi apakah nilai-nilai ini bisa dikaitkan dengan volume area hipodens pada pemeriksaan CT otak hemisferik tunggal yang relevan secara anatomi, yang diamati pada periode waktu yang sama, yang menandakan perubahan serebral dini yang terkait stroke. Kami mengamati peningkatan LED pada pasien-pasien stroke dan menemukan korelasi positif antara nilai-nilai LED dan volume area hipodens CT otak dini. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan nilai LED diamati segera setelah stroke dan bisa menunj

Perbandingan Metode Difusi Cawan Cefoxitin dan Oxacillin untuk Pendeteksian Resistensi Berperantara mecA pada Staphylococcus aureus dalam Sebuah Penelitian Skala Besar

Abstrak Titik maksimum (breakpoint) yang dianjurkan untuk uji difusi cawan cefotoksin untuk Staphylococcus aureus baru-baru ini telah dimodifikasi. Dalam penelitian skala besar ini, sensitifitas dan spesifitas cefotoxin yang dibandingkan dengan oxacillin masing-masing adalah 97,3% dan 100%. Penelitian ini memvalidasi titik maksimum cefotoxin baru untuk pendeteksian resistensi berperantara mecA pada S. aureus. Staphylococcus aureus merupakan sebuah isu perawatan kesehatan terkini yang cukup serius. S. aureus resisten methicillin (MSRA) yang berasal dari lingkungan dan MRSA yang berasal dari perawatan kesehatan merupakan ancaman yang semakin berbahaya bagi mereka yang terganggu sistem kekebalannya (immunocompromised), serta bagi masyarakat umum. Pendeteksian resistensi methicillin secara akurat pada S. aureus sangat penting untuk memastikan perawatan yang efektif bagi pasien yang terkena dan untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Cholelitiasis

Pendahuluan Latar belakang Batu empedu (gallstones) merupakan massa yang terbentuk dalam saluran empedu, biasanya dalam kandung empedu. Perkembangan batu-batu empedu boleh dikatakan tersembunyi, dan bisa tetap asimptomatik selama beberapa dekade. Migrasi kandung empedu bisa mengarah pada oklusi (pemblokiran) saluran empedu dan saluran pankreas, sehingga menimbulkan rasa nyeri (biliary colic) dan mengakibatkan komplikasi akut seperti cholecystitis akut, ascending cholangitis, atau pankreatitis akut. Penyakit batu empedu kronis bisa mengarah pada fibrosis dan kehilangan fungsi kandung empedu dan menyebabkan rentan terhadap kanker kandung empedu. Eksisi kandung empedu (cholecystektomi) untuk menyembuhkan penyakit batu empedu merupakan salah satu diantara beberapa prosedur bedah abdominal yang paling sering dilakukan.

Uji-Uji Diagnostik untuk Penyakit Periodontal

Diperlukannya Uji Diagnostik Sebelum tahun 1980an, periodontitis diduga mengenai semua manusia dan berkembang dari gingivitis secara perlahan sampai gigi menjadi hilang seluruhnya. Semua poket dianggap aktif sehingga diperlukan perawatan. Penelitian-penelitian yang dilakukan selanjutnya telah menunjukkan bahwa dugaan-dugaan ini tidak berlaku bagi beberapa orang. Sebagai contoh, aktivitas penyakit bisa terjadi dalam beberapa episode pada jumlah tempat yang terbatas selama interval tertentu, dengan durasi aktivitas klinis yang terjadi dalam periode waktu yang singkat mulai dari beberapa hari sampai beberapa bulan (Socransky dkk., 1984). Disisi lain, ada bukti yang menunjukkan beberapa  tempat pada pasien tertentu yang memanifestasikan kerusakan periodontal yang berlangsung lambat tetapi kontinyu perkembangannya. Yang lebih penting lagi, sepertinya ada populasi kecil yang terdiri dari pasien-pasien penyakit periodontal yang tidak merespon terhadap perawatan dan terus kehilangan perlekat

Dampak hipoglikemia terhadap perkembangan saraf pada bayi baru lahir BMK (Besar untuk Masa Kehamilan) yang sehat dan lahir setelah masa kehamilan normal

Abstrak Tujuan: Untuk mengevaluasi pengaruh hipoglikemia sementara pada hari pertama setelah lahir terhadap perkembangan saraf di usia 4 tahun diantara 75 bayi BMK (Besar untuk Masa Kehamilan) yang lahir pada masa kehamilan normal dan dilahirkan dari ibu yang tidak diabetes. Metode: Screening (pemeriksaan) untuk hipoglikemia dilakukan 1, 3, dan 5 jam setelah kelahiran, dan dilanjutkan jika kadar glukosa darah rendah. Perawatan dengan glukosa intravena untuk hipoglikemia dilakukan jika hipoglikemia cukup parah atau simptomatik. Perkembangan dan perilaku pasien diuji pada usia 4 tahun dengan menggunakan Skala Perkembangan Denver (DDS), sebuah uji inteligensi non-verbal (SON), dan Check List Perilaku Anak (CBCL). Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan antara anak yang mengalami normoglikemia neonatal (n = 15) dan yang mengalami hipoglikemia (kadar glukosa plasma < 2,2 mmol/L 1 jam setelah lahir, atau < 2,5 mmol/L setelahnya; n = 60) menurut skala perkembangan Denver dan skor ch

CD40L Terlarut: Prediksi Risiko Setelah Sindrom Koroner Akut

Pendahuluan     Pensinyalan CD40L dalam endotelium dan sel-sel otot halus, monosit, dan trombosit mempromosikan banyak fungsi proatherogenik dan protrombotik in vitro dan in vivo. Disamping bentuk yang terkait membran, CD40L juga terbentuk dalam plasma dalam bentuk terlarut (sCD40L). Konsentrasi sCD40L plasma yang meningkat pada kondisi awal bisa menjelaskan risiko yang meningkat signifikan untuk kejadian-kejadian kardiovaskular selanjutnya pada wanita-wanita yang sehat. Lebih jauh, pasien dengan angina tidak stabil memiliki konsentrasi sCD40L plasma yang lebih tinggi dibanding relawan-relawan sehat atau yang memiliki angina stabil, dan peningkatan sCD40L dalam setting ini mengindikasikan risiko yang lebih tinggi untuk kejadian-kejadian rekuren.

CD40 yang Berasal dari Trombosit: Peranan yang dimiliki dalam penyakit kardiovaskular

Penelitian-penelitian yang berfokus pada mekanisme-mekanisme molekuler yang meregulasi atherosklerosis telah banyak dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah selama beberapa dekade. Sekarang ini atherosklerosis telah dikenali sebagai sebuah penyakit berperantara inflamasi yang melibatkan berbagai interaksi antara leukosit, sel-sel dinding pembuluh darah, dan trombosit. Data terbaru menunjukkan bahwa CD40L bisa menjadi pemain inti dalam proses atherosklerosis. CD40L merupakan sebuah protein yang sangat melimpah dalam trombosit dan bisa memiliki peranan dalam aspek-aspek inflammatory perkembangan lesi atherosklerosis, trombosis, dan dalam restenosis.

Prinsip-Prinsip Imunoasai Enzim, Probe DNA dan Teknologi-Teknologi Biosensor untuk Analisis Makanan

PENDAHULUAN     Penilaian kualitas makanan merupakan sebuah bagian tak terpisahkan dari industri makanan modern dan berhubungan dengan produsen makanan, pengolah makanan dan otoritas pemerintah yang meregulasi industri tersebut. Kriteria kualitas makanan cukup banyak tapi pada dasarnya mencakup (i) sifat fisik, kimia, dan biologis yang menentukan kualitas yang dirasakan panca indra, (ii) keberadaan mikroorganisme, alergen dan zat-zat toksik lain yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, (iii) deskripsi pemalsuan, dan (iv) komposisi gizi. Banyaknya metode yang saat ini digunakan untuk menentukan kualitas makanan telah mengurangi keperluan akan analis. Beberapa dari metode ini memerlukan waktu yang cukup lama baru bisa diketahui hasilnya, sementara yang lainnya memakan banyak biaya. Pengiriman produk dalam skala besar biasanya tidak akan dilakukan sebelum ada persetujuan yang dikeluarkan oleh departemen pengendalian mutu. Untuk produk-produk pecah-belah, data tentang kualitas mungkin tid

Sebuah evaluasi klinis selama satu tahun terhadap semen ionomer gelas (GIC) berviskositas tinggi pada gigi molar primer

Abstrak Dalam penelitian ini, hasil pemeriksaan klinis selama satu tahun terhadap semen ionomer gelas (GIC) berviskositas tinggi (Fuji IX, A3, GC, Jepang) ditentukan pada restorasi kelas I dan kelas II pada 68 gigi molar primer yang mengalami karies oklusal atau proksimal. Setelah penghilangan karies dan preparasi kavitas, gigi-gigi direstorasi dengan Fuji IX. Restorasi dievaluasi menurut kriteria USPHS (Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat) pada akhir satu tahun. Analisis statistik terhadap data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji X2. Evaluasi menunjukkan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antara restorasi kelas I dan kelas II dalam hal ketidakcocokan warna, bentuk anatomi, adaptasi marginal, dan karies sekunder (P)>0,05), tetapi perbedaan statistik yang signifikan diamati untuk perubahan warna marginal cavosurface (P<0,05). Pada akhir satu tahun, tingkat keberhasilan restorasi kelas I dan kelas II molar primer yang direstorasi dengan Fuji IX

Restorasi gigi: sebuah faktor risiko untuk kehilangan perlekatan periodontal?

Abstrak Latar belakang: Karies gigi dan restorasi pada permukaan gigi proksimal sering mengenai lebar biologik periodontal. Tujuan: Penelitian ini meneliti apakah faktor-faktor ini bisa berkontribusi bagi kehilangan perlekatan peridontal di tempat-tempat tersebut. Metode: Penelitian didasarkan pada data yang didapatkan dari sebuah penelitian bertajuk Dinedin Multidisciplinary Health and Development (DMHDS), sebuah studi kohort jangka panjang. Permukaan-permukaan gigi aproksimal dari 884 peserta penelitian diperiksa untuk mengetahui restorasi dan karies pada usia 26 dan sekali lagi pada usia 32 tahun, dan kedalaman probing serta resesi gingiva dicatat dalam satuan milimeter pada usia 32. Kehilangan perlekatan dihitung sebagai jumlah kedalaman poket dan resesi gingiva. Data dianalisis dengan menggunakan persamaan estimasi umum. Hasil: Apabila kejadian karies/restoratif telah terjadi pada permukaan gigi antar-proksimal sebelum usia 26 tahun, maka kehilangan perlekatan pada usia 32

Hubungan antara zat P (SP) dan interleukin-1β (IL-1β) dalam cairan crevikular gingiva selama pergerakan gigi ortodontik pada dewasa

Ringkasan Metabolisme yang dilakukan oleh peptidase memegang peranan penting dalam pengaturan (modulasi) kadar neuropeptida yang aktif-biologis, sedangkan zat P (SP), yang merupakan sebuah komponen cairan crevikular gingiva (GCF), bisa memicu proses inflammatory pada pergerakan gigi ortodontik. Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu: (1) untuk meneliti kadar SP dan interleukin-1β (IL-1β) dalam GCF selama pergerakan gigi ortodontik manusia, dan (2) untuk menentukan koefisien korelasi antara kadar SP dan IL-1β dalam GCF.    Subjek penelitian ini adalah 3 laki-laki, dengan usia rata-rata 21,3 ± 2,8 tahun, dan 6 perempuan, dengan usia rata-rata 23,1 ± 2,4 tahun, yang menjalani perawatan ortodontik untuk satu gigi, dengan gigi kontralateral yang digunakan sebagai kontrol. GCF diambil sampelnya pada tempat kontrol dan perlakuan (kompresi) sebelum dan pada 1, 4, 8, 24, 72, 120, dan 168 jam setelah dimulainya pengobatan ortodontik. Pencegahan inflamasi yang ditimbulkan plak memungkinkan

Prevalensi dan keparahan fluorosis gigi diantara siswa-siswa dari Joao Pessoa, PB, Brazil

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi dan keparahan fluorosis gigi diantara siswa-siswa berusia 12-15 tahun dari Joao Pessoa, PB, Brazil, sebelum memulai sebuah program fluoridasi air minum secara buatan. Penggunaan pasta gigi berfluoride juga disurvei. Sampel yang terdiri dari 1.402 siswa dipilih secara acak. Akan tetapi, 31 siswa menolak berpartisipasi dan 257 bukan penduduk tetap di Joao Pessoa, sehingga sampel akhir yang tersisa adalah 1.114 siswa. Pemeriksaan klinis dilakukan oleh dua dokter-gigi terlatih (Kappa = 0,78) dibawah sinar matahari tidak langsung. Gigi depan atas dan bawah dibersihkan dengan kasa dan dikeringkan, dan kemudian diperiksa dengan menggunakan indeks TF untuk fluorosis. Kuisioner tentang penggunaan pasta gigi dan kebiasaan kesehatan mulut diberikan kepada siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi fluorosis pada kategori usia ini (12-15 tahun) lebih tinggi dari yang diduga (29,2%). Kebanyakan kasus fluorosis masuk dalam kategori

CDC Merilis Panduan-Panduan tentang Penggunaan Fluoride untuk Mencegah Kerusakan Gigi

Pada tahun 2001, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi baru untuk penggunaan fluoride yang mempertimbangkan meluasnya penggunaan air botol dan ketersediaan berbagai produk yang mengandung fluoride. Rekomendasi ini, yang bertajuk “Recommendations for Using Fluoride to Prevent and Control Dental Caries in United States” dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi para penyedia perawatan kesehatan dan gigi, petugas kesehatan masyarakat dan masyarakat umum tentang praktek-praktek terbaik dalam menggunakan fluoride dalam mencegah kerusakan gigi. Dokumen ini didasarkan pada rekomendasi dari sekelompok ahli fluoride yang bertemu untuk mengevaluasi bukti ilmiah tentang keamanan dan keefektifan produk-produk fluoride yang digunakan di Amerika Serikat.

Hipertensi Renovaskular

Latar belakang Hipertensi renovaskular (RVHT) menunjuk pada hubungan sebab-akibat antara penyakit oklusif arterial (yang terbukti secara anatomi) dan peningkatan tekanan darah. Penyakit vaskular arterial ginjal (atau renovaskular) yang terjadi bersamaan dengan hipertensi merupakan penentu dari tipe hipertensi non-esensial ini. Diagnosa yang lebih spesifik ditegakkan secara retrospektif apabila hipertensi membaik setelah dilakukan intervensi intravaskular. Sejak eksperimen Goldblatt di tahun 1934, RVHT semakin dikenali sebagai salah satu penyebab penting untuk hipertensi atipikal dan penyakit ginjal kronis (penyakit ginjal kronis ditimbulkan karena ischemia ginjal). RVHT merupakan akibat klinis dari aktivasi renin-angiotensin-aldosteron. Seperti ditunjukkan oleh Goldblatt, oklusi arteri ginjal menimbulkan ischemia, yang memicu pelepasan renin dan peningkatan tekanan darah.

Pensinyalan CD40 dan Ketidakstabilan Plak

Abstrak Sekarang ini, telah banyak bukti yang mendukung pendapat yang mengatakan athrosklerosis sebagai sebuah penyakit inflammatory kronis dan melibatkan komponen-komponen sistem kekebalan dalam proses atherogenesis nya. Penelitian terbaru telah menemukan ekspresi yang berlebihan dari mediator imun kuat CD40 dan pasangannya ligan CD40 (CD40L) pada lesi-lesi atherosclerosis manusia dan pada lesi-lesi eksperimental. Khususnya, gangguan interaksi CD40/CD40L tidak hanya mengurangi pembentukan dan perkembangan atheroma pada mencit, tetapi juga mengarahkan perubahan-perubahan pada sifat biologis dan struktur lesi, yang terkait dengan “stabilisasi plak” pada manusia. Sesuai dengan hipotesis bahwa pensinyalan CD40 mempromosikan ketidakstabilan plak, penelitian-penelitian in vitro menunjukkan bahwa pengikatan CD40 pada tipe-tipe sel yang terkait atheroma, yakni sel-sel endotelium, sel-sel otot halus, dan makrofage, memperantarai fungsi-fungsi yang dianggap penting bagi proses atherogenesis,

CD154

CD154, yang juga disebut ligan CD40 atau CD40L, merupakan sebuah protein yang sebagian besar diekspresikan pada sel-se T teraktivasi dan merupakan anggota dari famili TNF molekul. CD154 terikat ke CD40 pada sel-sel penampil antigen (APC), yang menimbulkan banyak efek tergantung pada tipe sel target. Secara umum, CD40L memegang peranan sebagai molekul kostimulatory dan menginduksi aktivasi pada APC dalam kaitannya dengan stimulasi reseptor sel T oleh molekul-molekul MHC pada APC. Protein yang dikodekan oleh gen ini diekspresikan pada permukaan sel T. CD154 meregulasi fungsi sel B dengan melibatkan CD40 pada permukaan sel B. Gangguan pada gen ini menghasilkan ketidakmampuan untuk mengalami perubahan kelas imunoglobulin dan terkait dengan sindrom hiper-IgM.

Sebuah tinjauan tentang penggunaan Adapalen dalam Pengobatan Acne Vulgaris

Abstrak Retinoid topikal membantu mengatasi lesi-lesi awal acne vulgaris. Panduan-panduan yang ada menganjurkan penggunaan retinoid topikal sebagai pengobatan utama untuk kebanyakan bentuk acne vulgaris. Akan tetapi, semua preparasi retinoid topikal bisa menyebabkan iritasi, dan ini bisa berkontribusi terhadap rendahnya pemakaian dalam praktek klinis. Adapalen topikal membantu penggunaan retinoid topikal dalam pengobatan acne dengan lebih sedikit iritasi. Adapalen merupakan salah satu molekul yang lebih stabil dari tretinoin. Adapalen bisa digunakan tanpa mengkhawatirkan fotodeaktivasi. Karena kestabilian kimiawinya, adapalen bisa digunakan bersama dengan produk-produk benzoil peroksida. Ketersediaan retinoid topikal stabil yang terkait dengan sedikit iritasi bisa mempermudah pemenuhan panduan-panduan pengobatan. Kata kunci: retinoid topikal; tretinoin; comedolytik; anti-inflammatory; dokter anak.

Lesi-lesi mulut yang spesifik kusta: Sebuah laporan tiga kasus Abstrak

Abstrak Kusta merupakan sebuah infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, sebuah basilus yang menunjukkan tropisme khas untuk kulit dan saraf-saraf perifer. Spektrum klinis kusta berkisar mulai dari bentuk tuberkuloid (TT) sampai bentuk lepromatoys progresif dan menular (LL). Lesi-lesi yang terjadi pada mulut cukup jarang dan biasanya ditemukan pada bentuk lepromatous. Artikel ini menjelaskan temuan klinis dan temuan mikroskopis dari tiga kasus LL dengan manifestasi pada mulut. Semua pasien memiliki kusta bentuk lepromatous dan lesi-lesi mulut spesifik kusta terjadi pada langit-langit mulut. Diagnosis didasarkan pada temuan klinis, serologik dan histopatologi, dan terapi multi-obat untuk kusta multibacillary dimulai dan dilanjutkan selama 24 bulan. Semua pasien melengkapi pengobatan, tetapi episode-episode reaksi yang terjadi diobati dengan prednison dan/atau thalidomid. Para peneliti menekankan pentingnya evaluasi mukosa mulut oleh seorang profesional kesehatan gigi s

PETUNJUK TEKNIS UNTUK CAWAN-CAWAN UJI KERENTANAN ANTIMIKROBA

Kegunaan Cawan uji kerentanan antimikroba Oxoid digunakan untuk menentukan efektifitas antibiotik terhadap bakteri melalui pengujian in vitro. Berbagai metode laboratorium tersedia untuk difusi cawan. Pelanggan tidak boleh merujuk panduan-panduan lokal untuk informasi spesifik yang berkaitan dengan rekomendasi media, tingkakt inokulum, kondisi inkubasi, dan diameter zona interpretatif. Prinsip     Antibiotik pada konsentrasi tertentu dibubuhkan pada cawan kertas saring. Ketika cawan-cawan ini diaplikasikan ke sebuah plat agar yang sebelumnya diinokulasi dengan organisme uji, antibiotik berdifusi keluar membentuk sebuah gradien. Setelah inkubasi, plat-plat diuji zona inhibisinya di sekitar cawan. Ketika ukuran-ukuran zona ini dibandingkan dengan panduan-panduan yang ada, sebuah prediksi kerentanan bakteri terhadap antibiotik bisa diketahui. Presentasi     Cawan-cawan antibiotik Oxoid dibuat dengan kertas yang memenuhi spesifikasi FDA 21 CFR460.6. Cawan-cawan ini memiliki diame

Metode-Metode Pengujian Konvensional: Difusi Cawan

Karena semakin banyak agen antimikroba yang ditemukan untuk mengobati infeksi bakteri, kekurangan-kekurangan metode pengenceran kaldu-makro (macrobroth) semakin menjadi jelas. Sebelum teknologi pengenceran-mikro (micodillution) tersedia, metode yang lebih praktis dan lebih mudah untuk pengujian berbagai agen antimikroba terhadap turunan-turunan bakteri diperlukan. Diluar kebutuhan ini, uji difusi cawan dikembangkan, yang dilahirkan oleh penelitian Bauer, Kirby, Sherris, dan Turck pada tahun 1966. Mereka membakukan dan mengkorelasikan penggunaan cawan kertas saring yang dibubuhi antibiotik (yakni cawan antibiotik) dengan MIC yang menggunakan banyak turunan bakteri. Dengan menggunakan uji kerentanan difusi cawan, resistensi antimikroba dideteksi dengan menguji isolat-isolat bakteri menggunakan cawan-cawan antibiotik yang ditempatkan pada permukaan plat agar yang telah ditanami dengan bakteri.

Tanya Jawab Seputar KEHAMILAN KOSONG atau KEHAMILAN ANEMBRIONIK

Apa maksud dari istilah-istilah ini? Istilah “kehamilan kosong (blighted ovum)” dan “kehamilan anembrionik” menunjuk pada sebuah kehamilan dimana kantung kehamilan terbentuk dalam rahim, tetapi kantung ini kosong dan tidak mengandung janin yang sedang berkembang (juga disebut embrio). Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa embrio berhenti pada tahap yang sangat awal dan terserap ulang. “Kehamilan kosong (blighted ovum)” secara bahasa berarti sebuah sel telur yang memiliki sesuatu kelainan dengannya, tetapi ini tidak benar-benar menjelaskan apa yang dilihat. “Kehamilan anembrionik” berarti sebuah kehamilan tanpa embrio. Ini merupakan deskripsi yang lebih cocok tentang apa yang dilihat pada scan dan lebih banyak dokter yang menggunakannya, walaupun kedua istilah ini terkadang digunakan saling bergantian. Kondisi ini biasanya ditemukan antara pekan ke-8 sampai pekan ke-13 kehamilan, terkadang pada scan awal yang rutin dan bisa menyebabkan wanita yang bersangkutan terkejut, khus

Kehamilan Anembrionik – Kehamilan Kosong

Gambaran umum, Penyebab, dan Faktor Risiko Kehamilan kosong (blighted ovum) menunjuk pada keguguran yang terjadi pada beberapa pekan pertama kehamilan. Apa yang terjadi dalam tubuh? Diperkirakan bahwa hanya sekitar 2/3 sel telur perempuan yang dibuahi menghasilkan kehamilan yang dapat dideteksi. Sebanyak 1/3 lainnya gugur spontan atau mati. Sel telur perempuan juga disebut ovum. Kehamilan kosong (blighted ovum) biasanya terjadi sebelum seorang wanita mengetahui dia hamil. Apa penyebab dan risiko kondisi ini? Kehamilan kosong adalah sebuah kelainan. Alam menyeleksi orang-orang yang mampu bertahan hidup. Banyak sel telur terbuahi yang mati dini memiliki cacat genetik yang parah. Sel-sel telur ini tidak bisa berkembang dengan baik dan berakhir dengan kematian. Kondisi ini tampaknya terjadi lebih sering pada wanita yang lebih tua. Wanita yang lebih tua memiliki risiko melahirkan anak-anak yang memiliki gangguan genetik, seperti sindrom Down.

Blighted Ovum (Kehamilan Kosong)

Mungkin anda tidak mengetahui anda hamil atau anda hanya mengharapkan sesuatu yang tidak ada ketika anda mendapatkan berita yang sangat mengejutkan bahwa tidak ada embrio yang sedang berkembang ditemukan pada pemeriksaan ultrasound. Anda mungkin merasa sedih dan bingung. Saat anda mencoba untuk memahami arti semua ini, maka anda juga tentu akan berduka cita atas kehilangan ini. Dan ingat bahwa anda tidak sendiri. Apa itu kehamilan kosong?     Kehamilan kosong (blighted ovum) (yang juga dikenal sebagai “kehamilan anembrionik”) terjadi apabila sebuah sel telur yang dibuahi dengan sendirinya melekat ke dinding uterin, tetapi embrio ini tidak berkembang. Sel-sel berkembang untuk membentuk kantung kehamilan, tetapi bukan embrio itu sendiri. Kehamilan kosong biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita mengetahui dia hamil. Tingkat abnormalitas kromosom yang tinggi biasanya menyebabkan tubuh wanita keguguran secara alami.

Kehamilan Kosong (Blighted Ovum)

Pada hasil scan kehamilan pertama saya sangat terkejut ketika diberitahukan bahwa saya tidak lagi hamil karena kehamilan kosong (blighted ovum). Ini apa artinya? Ditulis oleh BabyCenter India Chrissie Hammond menjawab:     Kantung kosong yang besar pada hasil scan merupakan sebuah tanda “kehamilan kosong”, dimana konsepsi terjadi dan telur yang telah dibuahi tertanam dalam rahim tetapi bayi tidak terbentuk. Kehamilan kosong bisa terjadi pada siapa saja. Biasanya terjadi secara kebetulan, dan kebanyakan wanita mengalami kehamilan yang berhasil pada kesempatan selanjutnya.     Anda mungkin tidak memiliki tanda-tanda sama sekali (seperti nyeri atau perdarahan) sehingga kehamilan tidak berkembang secara normal. Hormon-hormon kehamilan membuat anda merasa hamil, meskipun terkadang jika kadarnya cukup rendah tanda-tanda kehamilan bisa berkurang – misalnya payudara anda terasa kurang lunak. Seringkali waktu pertama anda menyadari gangguan ini adalah ketika anda melakukan scan pertama d

Integrin

Integrin adalah reseptor permukaan sel yang berinteraksi dengan matriks ekstraseluler (ECM) dan memperantarai berbagai sinyal intraseluler. Integrin menentukan bentuk seluler, mobilitas, dan meregulasi siklus sel. Protein-protein membran integral ini terikat ke membran plasma seluler melalui sebuah heliks transmembran tunggal.     Integrin memegang peranan dalam perlekatan sel ke sel lainnya, dan juga memegang peranan dalam perlekatan sebuah sel ke sebuah jaringan yang bukan merupakan bagian dari sel manapun (matriks ekstraseluler). Disamping peranan perlekatan yang dimiliki ini, integrin juga memegang peranan dalam transduksi sinyal, sebuah proses dimana sebuah sel mentrasnform satu jenis sinyal atau stimulus menjadi jenis lainnya.

Bukti kegagalan kehamilan pada pemeriksaan sonografi

Latar belakang     Fase embrio dari pertumbuhan sempurna pada akhir pekan ke-10 kehamilan. Karena urutan peristiwa kompleks yang terjadi selama periode waktu yang singkat ini, komplikasi jarang terjadi. Walaupun banyak istilah yang digunakan untuk kegagalan kehamilan dini, namun dengan adanya bukti sonografi yang menunjukkan embrio mati, maka istilah kematian embrio harus digunakan. Patofisiologi     Kebanyakan kasus kegagalan kehamilan dini tidak diketahui etiologinya. Secara umum, malformasi embriologi signifikan yang menghasilkan kematian embrio bisa disebabkan oleh faktor genetik atau kromosom, lingkungan, atau faktor gabungan. Abnormalitas kromosom merupakan penyebab utama yang diketahui untuk kehilangan kehamilan. Diperkirakan 6-7% zigot memiliki penyimpangan kromosom, dan lebih dari 95% konsepsi dengan kromosom abnormal meninggal in utero. Walaupun kejadian pasti tidak diketahui, namun abnormalitas sitogenik dilaporkan pada 20% konsepsi pada wanita yang mengalami fertilisa

Efek Konsumsi Peptida Kolagen Terhadap Kerusakan Kulit Imbas UV-B

Abstrak Pengaruh konsumsi harian peptida kolagen terhadap kerusakan kulit yang ditimbulkan oleh radiasi UV-B berulang diuji dalam penelitian ini. Konsumsi peptida kolagen (0,2 kg/hari) menekan penurunan hidrasi kulit, hiperplasia epidermis, dan penurunan kolagen tipe I terlarut yang ditimbulkan oleh UV-B. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa peptida kolagen dapat dijadikan sebagai suplemen makanan untuk menekan kerusakan kulit imbas UV-B dan photoaging. Kata kunci: photoaging: kolagen tipe I; hidrasi kulit Kolagen merupakan protein yang paling melimpah dalam badan vertebrata, yang membentuk sekitar sepertiga dari total protein. Kolagen yang diekstrak dengan air panas dari tulang dan kulit hewan, atau sisik ikan disebut gelatin, dan hidrolisatnya sering disebut peptida kolagen jika digunakan sebagai sebuah suplemen. Konsumsi gelatin atau peptida kolagen mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk tulang, urat daging tumit, dan kulit serta apendase kulit. Salah satu gangguan dari lua

Zigomikosis

Zigomikosis merupakan infeksi jamur oportunis ketiga paling umum pada host yang tertekan sistem kekebalannya, dengan mewakili 5 hingga 15 persen dari semua infeksi jamur. Istilah zigomikosis digunakan untuk sekelompok infeksi jamur yang disebabkan oleh Zygomycetes yang ditemukan dalam tanah dan zat-zat yang meluruh. Infeksi pada manusia paling banyak disebabkan oleh ordo Mucorales (mucormycosis) dan mencakup genus Mucor, Rhizopus, Absidia, Mortierella, dan Cunninghamella. Istilah zigomikosis sekarang ini lebih dipilih ketimbang mukormikosis karena istilah ini cakupannya lebih luas dan lebih relevan apabila organisme tidak dapat diidentifikasi secara pasti. Seperti halnya aspergillosis, zigomikosis jarang pada individu yang tidak memiliki imunodefisiensi atau kondisi-kondisi predisposisi. Pertahanan host biasanya mencegah pertumbuhan spora selama inokulasi tidak terlalu besar, seperti pada luka trauma atau luka bedah. Kondisi-kondisi kronis yang mengenai fungsi makrofage, seperti diabet

Eritema Multiformis dan Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN)

Gambaran Klinis     Kriteria diagnostik untuk eritema multiformis (EM) adalah lesi-lesi kulit “target” tersendiri dengan diameter kurang dari 3 cm, mengenai kurang dari 20% permukaan tubuh, dengan keterlibatan membran mukus yang minimal, dan biopsi yang sesuai dengan EM. Lesi-lesi kutaneous biasanya simetris, dan melibatkan ekstremitas, dengan tangan dorsal dan aspek ekstensor yang paling umum terlibat.     Banyak yang menggunakan istilah eritema multiformis kecil dan eritema multiformis besar, dimana EM kecil berarti hanya lesi kulit dan EM besar berarti sama dengan sindrom Stevens-Johnson.

Lagi, Nekrolisis Epidermal Toksik

Pengertian nekrolisis epidermal toksik Nekrolisis epidermal toksik (TEN) untungnya sangat jarang terjadi karena sering berakibat fatal. Penyakit ini ditandai dengan pelepuhan dan pengelupasan lapisan teratas kulit. Lesi-lesi yang terbentuk menyerupai luka bakar yang parah dan perlu dibedakan dari sindrom kulit melecur staphylococcal, yang memiliki kenampakan mirip tetapi lepuh muncul lebih dekat ke permukaan kulit. Biopsi kulit sering diperlukan untuk membedakan kedua penyakit ini. TEN adalah bentuk yang parah dari Sindrom Stevens-Johnson (SJS).

PSORIASIS

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS Proriasis merupakan sebuah penyakit kulit inflammatory kronis yang memiliki hubungan kuat dengan faktor genetik, ditandai dengan perubahan kompleks pada pertumbuhan dan diferensiasi epidermal dan berbagai abnormalitas biokimiawi, imunologi, dan vaskular, serta hubungannya dengan fungsi sistem saraf pusat belum dipahami dengan baik. Penyebab pokoknya masih belum jelas. Secara historis, psoriasis dianggap sebagai gangguan utama pada keratinosit. Dengan penemuan bahwa imunosupresan yang spesifik sel-T, yakni siklosporin A (CsA), sangat aktif terhadap psoriasis, maka kebanyakan peneliti berfokus pada sistem imun dalam menyelidiki penyakit ini.

Pembalutan Luka Bedah

Pembalutan luka merupakan sebuah bagian tak terpisahkan dari seluruh perawatan bedah seorang pasien. Pembalutan bedah memberikan beberapa fungsi penting (Tabel 35-1). Tabel 35-1. Balutan Bedah Fungsi: Menutupi luka Menyerap cairan luka Memberikan tekanan Menahan daerah bedah agar tidak bergerak Mempertahankan lingkungan yang lembab

Graf Kulit Seluruh-Lapisan (Full-Thickness)

Dalam praktek bedah kulit, ada dua indikator umum untuk penanduran kulit seluruh-lapisan (full-thickness), yaitu: transplantasi rambut dan rekonstruksi cacat akibat pengangkatan/eksisi tumor ganas. Pembahasan dalam bab ini akan dibatasi pada penggunaan tipe penanduran (grafting) ini untuk rekonstruksi. Pada saat membuat keputusan untuk melakukan rekonstruksi dengan graf kulit full-thickness, pilihan-pilihan lain seperti penutupan primer, penutupan flap, penanduran kulit sebagian-lapisan (split-thickness), atau penyembuhan sekunder bisa dipertimbangkan. Penutupan primer dan flap memiliki manfaat yang jelas karena suplai darah superior meningkatkan masa tahan hidup flap dan penyembuhan luka. Kami percaya bahwa graf kulit sebagian-lapisan tidak boleh sering digunakan kecuali mungkin untuk luka-luka bakar, cacat besar pada wajah, atau lokasi-lokasi yang memiliki pangkal vaskular buruk seperti tukak kaki (leg ulcers) (Tabel 14-1).

Balutan Konvensional (Tie-Over) pada Graf Kulit Full-Thickness

Abstrak Latar belakang: Graf kulit seluruh-lapisan (full-thickness) sering dilakukan dengan balutan tie-over untuk mengompres dan menjaganya agar tidak bergerak. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil graf kulit full-thickness dengan balutan tie-over yang dilakukan dengan teknik klasik dan graf kulit full-thickness yang hanya menggunakan balutan sederhana. Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian prospektif dengan sampel terdiri dari 25 pasien yang diberikan balutan konvensional (tie-over) jeli tulle gras dan 25 pasien dengan balutan tulle gras sederhana setelah dilakukannya graf kulit full-thickness untuk rekonstuksi areola puting. Hasil: Keberhasilan graf pada hari ke-lima ditemukan sebesar 100% untuk pasien dengan balutan sederhana dan 99% untuk pasien dengan balutan tie-over. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, balutan sederhana tampak paling tidak sama efektifnya dengan balutan tie-over. Akan tetapi, balutan sederhana lebih cepat dan menin

Chemokin (Chemokine)

Kulit merupakan sebuah organ dimana terjadi  migrasi, masuk dan keluarnya leukosit pada proses homeostatis dan inflamasi. Chemokin-chemokin  dan reseptornya dianggap sebagai mediator penting lalu lintas sel. Sejak penemuan chemoattractant cytokine atau chemokine pertama pada tahun 1977, 50 chemokin baru dan 17 reseptor chemokin telah ditemukan lagi. Kebanyakan chemokin merupakan protein kecil dengan berat molekul antara 8 sampai 10 kDa; chemokin disintesis menurut aturan dasar pada beberapa sel dan dapat dirangsang dengan sitokin pada kebanyakan tipe sel. Pada awalnya chemokin hanya terkait dengan pengerahan subset leukosit untuk tempat imflamasi yang berbeda, sekarang telah menjadi jelas bahwa chemokin berperan dalam angiogenesis, perkembangan saraf, metastasis kanker, hematopoiesis, dan penyakit-penyakit infeksi.

Pengaruh Sinar Ultraviolet Terhadap Kulit: Efek Akut dan Kronis

KULIT DAN RADIASI ULTRAVIOLET     Luka bakar sinar matahari (sunburn) dan pencoklatan kulit (tanning) merupakan efek klinis akut yang paling jelas dari radiasi ultraviolet (UVR). Photoaging (penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari) dan kanker kulit adalah dampak dari keterpaparan kronis terhadap sinar matahari. Kesensitifan terhadap sinar matahari biasanya dikategorikan berdasarkan foto-tipe kulit, seperti ditunjukkan pada Tabel 89-1. Umumnya diduga bahwa kesensitifan terhadap UVR sebagian besar terkait dengan pigmentasi atau kemampuan pencoklatan kulit. Akan tetapi, hubungan antara foto-tipe kulit dan kesensitifan terhadap luka bakar sinar matahari (sunburn) masih berlaku bagi bintik-bintik vitiligo, sehingga menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang terlibat, seperti perbedaan kapasitas perbaikan DNA.

Nekrolisis Epidermal (Sindrom Stevens-Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksik)

Nekrolisis epidermal toksik (TEN) dan sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah reaksi mukokutan akut yang berbahaya ditandai dengan nekrosis luas dan pengelupasan epidermis. Stevens dan Johnson pertama kali melaporkan dua kasus erupsi kutaneous diseminata dengan somatisis erosif dan keterlibatan okular yang parah. Pada tahun 1956, Lyell melaporkan pasien-pasien yang mengalami pengelupasan epidermal akibat nekrosis dan Lyell pertama kali memperkenalkan istilah nekrolisis epidermal toksik. SJS dan TEN ditandai dengan keterlibatan kulit dan membran mukus. Makula-makula eritematosa, utamanya yang terdapat pada trunkus dan tungkai proksimal, berkembang dengan cepat menjadi lepuh kulai (flaccid blisters) yang bergabung, sehingga menyebabkan pengelupasan epidermal. Karena kemiripan gambaran klinis dan histopatologi, etiologi, dan mekanisme, maka kedua kondisi ini merupakan varian dari sebuah proses identik yang hanya berbeda dalam hal persentase permukaan tubuh yang terlibat. Dengan demikian, pen

TEN (Nekrolisis Epidermal Toksik)

PENDAHULUAN Ditemukan pada tahun 1956 oleh Alana Lyell, nekrolisis epidermal toksik (TEN) merupakan penyakit kulit berbahaya yang umumnya ditimbulkan obat. Reaksi mukokutaneous ini ditandai dengan eritema luas, nekrosis, pengelupasan epidermis dan membran mukus bulosa yang bisa menghasilkan sepsis eksfoliasi dan kematian. Keterlibatan membran mukus bisa menghasilkan perdarahan gastrointestinal, gagal respirasi, dan komplikasi okular dan genitourinary.

PATOFISIOLOGI NYERI

DEFINISI NYERI     Dalam bentuknya yang paling sederhana, nyeri adalah apa yang dirasakan sakit oleh pasien. Akan tetapi, nyeri merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan jalur-jalur neurologi spesifik yang membawa sensasi nyeri ke sistem kesadaran, dan ke sistem-sistem neuronal dalam otak. Nyeri juga bisa dihasilkan dari lesi-lesi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Secara umum, asal usul nyeri yang disadari terdiri dari tiga jenis, yaitu: nyeri nosiseptif, neurogenik, atau psikogenik.

Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN)

Sinonim: Sindrom Lyell, sesuai nama Alan Lyell yang pertama kali menemukan 4 kasus Nekrolisis Epidermal Toksik di tahun 1965 sebagai “erupsi yang menyerupai luka bakar pada kulit akibat terkena cairan panas (scalding)” Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) merupakan reaksi mukokutaneous khas onset akut dan berpotensi mematikan, yang biasanya terjadi setelah dimulainya pengobatan baru.     Nekrolisis epidermal ketebalan-penuh terjadi menghasilkan erythema, pelepuhan luas dan/atau pengelupasan lapisan-lapisan kulit sehingga menyisakan kulit yang tidak memiliki lapisan pelindung. Kulit memiliki kenampakan yang mirip dengan luka bakar akibat terkena air panas atau uap panas (scald). TEN biasanya mengenai batang tubuh, wajah dan satu atau lebih membran mukus.

Perbandingan efikasi pentoksifylin dan thalidomid untuk pengobatan reaksi tipe II pada kusta: sebuah uji tersamar ganda (double blind)

Abstrak Reaksi tipe II pada kusta, atau erythema nodosum leprosum (ENL), sering ditandai dengan gejala-gejala klinis yang parah dengan gangguan fungsi saraf yang berujung pada kecacatan permanen. Thalidomid telah digunakan sebagai obat yang sangat efektif untuk pengobatan ENL. Akan tetapi, obat ini dikontraindikasikan untuk wanita usia subur karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Disisi lain, pentoxifylin, yang digunakan untuk mengobati pembekuan darah, tidak berbahaya bagi janin dan, seperti halnya thalidomid, bisa menghambat sintesis TNF-α dan sitokin-sitokin lainnya. Pada studi klinis tersamar-ganda acak kali ini kami membandingkan keefektifan pentoxifylin dan thalidomid yang diberikan lewat mulut dalam mengobati reaksi tipe II pada 44 pasien. Dosis harian sebesar 300 mg thalidomid atau 1,2 g pentoxifylin diberikan selama 30 hari kepada pasien-pasien kusta multibacillary yang mengalami reaksi tipe II. Pasien yang dipilih secara acak dimasukkan dalam penelitian sebelum, sel

SINYAL BAHAYA ENDOGEN, ASAM URAT KRISTALIN, SINYAL-SINYAL UNTUK IMUNITAS ANTIBODI YANG MENINGKAT

Abstrak Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem imun dapat mengenali antigen-antigen sendiri (self-antigen) dalam kondisi tertentu (misalnya cedera sel) dimana jaringan tubuh mungkin menguraikan sinyal-sinyal bahaya endogen yang dapat mengaktivasi kembali sistem kekebalan. Asam urat merupakan sebuah sinyal bahaya endogen yang baru-baru diidentifikasi dilepaskan dari sel-sel yang sekarat. Temuan sebelumnya telah menunjukkan bahwa asam urat mengaktifkan efektor-efektor imun dari sistem imun alami dan adaptif, termasuk neutrofil dan imunitas sel-T cytotoxic. Akan tetapi, belum begitu jelas apakah asam urat dapat mempertinggi imunitas antibodi, yang diuji dalam penelitian ini. Jika ditambahkan pada sel-sel tumor yang sekarat atau dengan antigen protein secara keseluruhan, asam urat meningkatkan imunitas humoral yang berbasis IgG1. Lebih lanjut, asam urat menghalangi pertumbuhan tumor pada percobaan tumor lebih lanjut, yang tergantung pada sel-sel T CD4, tetapi tidak tergantung pada sel