Urethritis: Sebuah varian klinis dari genital herpes pada pria yang kurang diperhitungkan?

Abstrak

Dua pria mengalami episode klinis genital herpes yang pertama dengan diagnosa urethritis non-gonokokal tanpa adanya lesi penis. Data tentang fungsi etiologi herpes simplex pada pasien-pasien yang mengalami urethritis masih langka dan banyak yang bersilangan. Dengan mempertimbangkan kedua kasus kami, dengan banyaknya urethritis nongonokokal yang tidak diketahui asalnya, dan tingginya frekuensi genital herpes yang tidak dikenali, maka virus herpes simplex bisa menjadi faktor etiologi yang penting untuk urethritis non-gonokokal dan memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut pada pasien-pasien yang menunjukkan luah (discharge) urethral mukoid jernih.


Urethritis non-gonokokal akut (NGU) merupakan salah satu penyakit menular seksual paling umum yang didiagnosa pada pria. Organisme utama yang diketahui menyebabkan NGU adalah Chlamydia trachomatis, Mycoplasma genitalium, dan Ureaplasma urealyticum. Meskipun banyak patogen lain yang telah diisolasi dari pria yang mengalami NGU, namun belum ada penyebab yang bisa diidentifikasi untuk 20% sampai 50% dari semua kasus. Saat ini masih sedikit yang diketahui tentang fungsi etiologi dari virus herpes simplex (HSV) pada pasien yang mengalami NGU.

LAPORAN KASUS

Kasus 1

Seorang pria berumur 49 tahun dirujuk ke dokter umum dengan riwayat dysuria dan luah jernih yang tidak merespons terhadap peralatan antibiotik (doxysiklin, 200 mg/hari). Gejala ini telah diderita selama 6 hari. Dia memiliki hubungan heteroseksual yang stabil dan menyangkal kalau pernah melakukan hubungan seksual beberapa waktu sebelumnya. Hubungan seksual terakhir yang dia lakukan terjadi 2 pekan sebelumnya, yang mencakup oral sex. Tidak ada riwayat medis masa lalu yang signifikan, khususnya tidak ada penyakit menular seksual yang dialami sebelumnya dan tidak ada tanda-tanda infeksi HSV. Pemeriksaan menunjukkan meatus urethral yang memerah dan sedikit edematosa dengan sedikit luah yang jernih. Terdapat lapisan keputihan pada mukosa urethral yang dapat diamati dengan mata telanjang (Gbr. 1). Kelenjar getah bening inguinal pada kedua sisi membesar dan lunak. Tanda-tanda infeksi sistemik tidak ditemukan. Pemeriksaan mikroskop terhadap siapan luah urethral menunjukkan beberapa leukosit polimorfonuklear tanpa bakteri. Reaksi rantai ligase gonokokal dan chlamydia negatif, begitu juga dengan kultur bakteri (termasuk Mycoplasma dan Ureaplasma). Uji HIV negatif.

Kultur virus dan penentuan tipe dengan imunofluoresensi dari sebuah sampel urin menemukan adanya HSV tipe 1. Pengujian antibodi HSV dengan fiksasi komplemen tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sebelumnya dengan HSV-1 dan HSV-2. Gejala-gejala sembuh tanpa pengobatan khusus dalam waktu 2 pekan. Istri pasien asimptomatik tetapi melaporkan adanya riwayat herpes labial rekuren.

Kasus 2

Seorang pria heteroseksual berumur 46 tahun datang dengan riwayat dysuria, luah tidak bernanah, dan demam, yang telah 2 hari dideritanya. Riwayat medisnya mencakup syphilis, gonorrhea, urethritis chlamydial, dan hepatitis B dalam 7 tahun. Hubungan seksual yang tidak terproteksi dengan wanita PSK terjadi 10 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan, dia memiliki sedikit luah mukoid jernih dari urethra yang kemerahan (Gbr. 1). Kelenjar getah bening inguinal pada kedua sisi membesar dan lunak, dan nyeri terjadi pada kedua paha. Kelelahan menyeluruh dan suhu tubuh 38,8oC ditemukan. Mirip dengan kasus 1, pemeriksaan mikroskop siapan luah urethral menunjukkan sedikit leukosit polimorfonuklear tanpa bakteri. LCR chlamydia dan gonokokal negatif, seperti juga kultur bakteri (termasuk Mycoplasma dan Ureaplasma). Uji HIV negatif. Kultur virus dan penentuan tipe dengan imunofluoresensi dari sebuah sampel urin berhasil mengidentifikasi HSV tipe 2. Gejala-gejala sembuh setelah 3 pekan tanpa pengobatan spesifik.

DISKUSI

Kedua pasien mengalami episode infeksi herpes simplex pertama yang bermanifestasi sebagai urethritis tanpa adanya lesi herpetik tipikal. Kedua episode terjadi dalam 10 hari setelah hubungan seksual yang kemungkinan tidak seperti biasanya, dan gambaran klinis identik untuk infeksi dengan HSV-1 dan HSV-2. Pada kasus 1 infeksi herpetik primer bisa dibuktikan dengan serologi negatif. Kontak orogenital merupakan penyebab infeksi yang mungkin. Peningkatan jumlah infeksi HSV-1 genital bisa sebagian disebabkan oleh perubahan perilaku seksual dengan seks orogenital yang lebih sering dilakukan. Pada kasus 2  uji serologi tidak dilakukan, tetapi perjalanan penyakit yang lama dan malaise juga menunjukkan adanya infeksi primer.

Dysuria dan urethritis merupakan gejala umum dari herpes genital primer, dan HSV bisa diisolasi dari urethra pada 28% pria tetapi jarang ditemukan pada pasien-pasien yang mengalami episode HSV rekuren. Yoshida dkk. mengidentifikasi turunan bakteri yang sama dari sebuah lesi penis dan dari urethra dengan analisis pola pencernaan endonuklease restriksi dari DNA virus. Akan tetapi, masih sedikit yang diketahui tentang fugsi etiologi dari HSV pada pasien yang mengalami NGU. Pada tahun 1971, Jeansson dan Molin melaporkan 29 pasien yang mengalami urethritis herpetik; satu-satunya keluhan pada 7 kasus (24%) adalah luah urethral. Disisi lain, penelitian-penelitian komparatif pada saat yang sama tidak menunjukkan frekuensi pengisolasian HSV yang lebih tinggi dari urethra pria yang mengalami NGU dibanding dari pria kontrol. Dalam sebuah penelitian lebih baru, Mithcell, Shukla, dan Thin melaporkan hubungan signifikan antara candidiasis, kutil, dan infeksi HSV pada pasien dan kontak mereka dengan keberadaan NGU non-chlamydia. Dalam sebuah penelitian dari Nigeria, HSV diisolasi pada 5 dari 40 pasien (12,5%) yang mengalami urethritis non-spesifik. Hasil yang sebanding diperoleh dalam sebuah penelitian terbaru di Israel  dimana antigen HSV dideteksi pada 17 dari 141 pasien (12%) yang mengalami NGU, 15 diantaranya tidak memiliki lesi genital. Karena herpes genital banyak yang tidak dikenali oleh dotker dan pasien dan sering muncul dengan manifestasi yang atipikal, maka kami menganjurkan untuk memasukkan pengisolasian HSV pada urethritis yang menunjukkan luah mukoid jernih.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Prosedur dan Alat Diagnostik