Posts

Showing posts from March, 2010

Laser dan Flashlamp dalam Dermatologi

Laser merupakan alat bedah yang sangat seksama dan memiliki kualitas “peluru ajaib” - cahaya menembus jaringan tanpa menimbulkan efek sampai diserap oleh target-target spesifik, dimana eksitasi kimiawi, termal, dan/atau mekanis terjadi. Manfaat laser dan alat sejenisnya, flashlamp xenon, sangat mengesankan. RADIASI ELEKTROMAGNETIK, LASER, DAN FLASHLAMP     Cahaya merupakan irisan kecil dari spektrum radiasi elektromagnetik (EMR), yang dalam teori kuantum disebut sebagai foton. Panjang gelombang EMR berbanding terbalik dengan jumlah energi yang dibawa oleh masing-masing foton. Mulai dari energi kuantum-tinggi panjang-gelombang-pendek sampai energi kuantum-rendah panjang-gelombang-panjang, EMR mencakup sinar γ, sinar x, ultraviolet (UV), sinar tampak, radiasi infra-merah, gelombang-mikro, dan energi gelombang radio. Pada dasarnya ini semua adalah jenis energi foton, yang merambat pada kecepatan tertinggi, yakni kecepatan cahaya.

Candidiasis mukokutaneous kronis pada seorang anak laki-laki 6-tahun

Abstrak Candidiasis mukokutaneous kronis (CMC) merupakan sebuah penyakit kompleks yang ditandai dengan infeksi jamur (candida) yang terus menerus atau rekuren pada kulit, kuku dan/atau membran-membran mukus. Kejadiannya yang terkait dengan pewarisan dalam keluarga telah dilaporkan pada beberapa kasus, sehingga menunjukkan adanya predisposisi genetik. CMC juga telah diduga terkait dengan sebuah cacat selektif pada imunitas berperantara sel T terhadap antigen-antigen Candida. Laporan-laporan kasus di Asia cukup jarang. Disini kami melaporkan sebuah kasus CMC pada seorang anak lelaki umur 6-tahun yang mengalami infeksi jamur (candida) kronis sejak usia 7 bulan. Pasien mengalami gangguan imunitas berperantara sel T dan berkurang sel-sel NK nya. Kasus ini menunjukkan diperlukannya kajian-kajian rinci untuk mengevaluasi imunitas sel-T pada pasien-pasien yang mengalami infeksi candida kronis. Kata kunci: laporan kasus, imunitas seluler, candidiasis mukokutaneous kronis, diagnosis

Transmigrasi Ganda dan Hiperdonsia

ABSTRAK Gigi yang bertransmigrasi cukup jarang, walaupun laporan-laporan mengenai hal ini telah meningkat dengan ditemukannya radiografi panoramik. Erupsi ektopik kaninus dan kelainan-kelainan gigi lainnya seperti gigi desidui dan supernumerary yang tertahan memiliki etiologi genetik dan bisa terkait. Sebuah laporan kasus yang disajikan di sini menunjukkan transmigrasi kaninus mandibula dan insisor lateral serta keberadaan akar-akar molar desidui yang tertahan dan premolar supelemental. Etiologi yang mungkin dari kelainan-kelainan ini dibahas. Kata kunci: Kaninus, insisor lateral, transmigrasi, odontom, mandibula.

Konsentrasi cystatin C serum sebagai penanda disfungsi ginjal akut pada pasien yang sakit kritis

 Abstrak Pendahuluan: Pada pasien yang sakit kritis, perubahan laju filtrasi glomerular (GFR) secara tiba-tiba tidak langsung diikuti oleh kreatinin serum. Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan cystatin C serum sebagai penanda fungsi ginjal pada pasien-pasien ini. Metode: Kreatinin serum, cystatin C serum dan pembersihan kreatinin 24-jam (Ccr) ditentukan pada 50 pasien yang sakit kritis (usia antara 21-86 tahun; skor rata-rata Acute Physiology and Chronic Health Evaluation adalah 20 ± 9). Mereka tidak mengalami gagal ginjal kronis tetapi berisiko untuk mengalami disfungsi ginjal. Cystatin C serum diukur dengan menggunakan imunonefelometri dipertingkat. Ccr 24-jam tersesuaikan permukaan tubuh diukur digunakan sebagai kontrol karena ini merupakan “standar baku” untuk menentukan GFR. Hasil: Kreatinin serum, cystatin C serum dan Ccr (nilai mean ± standar deviasi [rentang]) masing-masing adalah 1,00 ±0,85 mg/dl (9,40-5,62 mg/dl), 1.19 ± 0.79 mg/l (0.49–

Proteksi kulit dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet dengan menggunakan sebuah larutan antioksidan topikal yang mengandung vitamin C dan E dan distabilkan dengan asam ferulat

Abstrak Latar belakang: Kanker kulit dan fotoaging (penuaan kulit akibat sinar matahari) disebabkan oleh tekanan oksidatif imbas ultraviolet (UV). Antioksidan-antioksidan topikal bisa melindungi kulit dari efek-efek ini. Tujuan: Menentukan apakah sebuah formulasi topikal stabil yang terdiri dari asam L-askorbat 15%, alfa-tokoferol 1%, dan asam ferulat 0,5% (CEFer) bisa melindungi kulit manusia dari radiasi UV simulasi matahari (in vivo). Metode: CEFer dan wahananya diaplikasikan ke bidang-bidang terpisah dari kulit manusia yang tampak normal selama 4 hari. Masing-masing bidang kulit diradiasi dengan sinar UV simulasi matahari, 2 sampai 10 MED (dosis eritema minimal), pada interval 2-MED. Satu hari kemudian, kulit diperiksa untuk eritema dan sel-sel lecur-surya (sunburn), dan dengan teknik munohistokimia untuk pemeriksaan dimer thymin dan p53. Pembentukan sitokin imbas UV, termasuk interleukin (IL)-α, IL-6, IL-8, dan IL-10, dan faktor nekrosis tumor-α, dievaluasi dengan menggunaka

Lecur-surya (Sunburn), Fotosensitifitas atau Dermatitis Kontak pada Hewan Kuda

Pada pertengahan musim panas, para pemilik kuda sering diganggu oleh rontoknya rambut dari daerah-daerah berkulit putih pada tubuh kuda. Ini khususnya dapat ditemukan pada kaki dan wajah kuda. Yang sulit adalah menentukan apakah kerontokan rambut disebabkan oleh lecur-surya, dermatitis kontak, atau fotosensitisasi. Diagnosis lecur-surya, (keterpaparan berlebih terhadap sinar ultraviolet) sebagai sebuah dignosis primer tanpa faktor-faktor pembaur lainnya kemungkinan merupakan diagnosis eksklusi pada kebanyakan kasus. Penyelidikan diagnosis sering tidak penting karena pengobatan umumnya sama, yakni penghindaran keterpaparan terhadap sinar ultravilet (UV) dan pemberian jerami kering. Akan tetapi, kondisi-kondisi umum yang mengarah pada kulit yang mengerak, kering, dan terkelupas mencakup:

Alergi Matahari (Fotosensitifitas)

Pengertian     Alergi matahari merupakan sebuah reaksi sistem imun terhadap sinar matahari, paling sering berupa ruam kemerahan yang terasa gatal. Bagian tubuh yang paling umum terkena mencakup daerah “V” pada leher, punggung tangan, permukaan luar dari lengan dan kaki bagian bawah. Reaksi kulit terkadang lebih parah, dengan menghasilkan hives (penyakit gatal bintik merah dan bengkak) atau lepuh-lepuh kecil yang bisa menyebar sampai ke kulit yang tertutupi pakaian.     Alergi matahari dipicu oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada kulit yang terpapar sinar matahari. Masih belum jelas mengapa tubuh mengalami reaksi ini. Akan tetapi, sistem imun mengenali beberapa komponen kulit yang berubah akibat matahari sebagai “komponen asing”, dan tubuh mengaktivasi pertahanan imunnya terhadap komponen tersebut. Ini menghasilkan sebuah reaksi alergi yang berupa ruam, lepuh kecil, atau beberapa tipe erupsi kulit lainnya.    

Fotosensitifitas Kimiawi: Alasan Lain Untuk Mewaspadai Aktivitas di Bawah Sinar Matahari

oleh Craig D. Reid, Ph.D. Sejak masa kanak-kanak, saudara saya Blair selalu mengalami pencoklatan kulit yang berwarna gelap tanpa adanya luka bakar matahari (sunburn). Sekarang ini, setelah menjadi pelatih sepakbola kampus di Iowa, dia rutin berada di luar ruangan terkena sinar matahari. Baru-baru ini, Blair mengalami luka lecur matahari (sunburn) yang parah setelah hanya 45 menit terpapar sinar matahari di pagi hari yang dingin dan sedikit cerah. Setelah berkonsultasi dengan dokter, dia mempelajari bahwa obat colitis yang umum diberikan, yakni Azulfidin (sulfasalazin), yang dia gunakan pada saat terjadi infeksi usus, merupakan penyebab masalah yang dialaminya.    

Reaksi-Reaksi Abnormal Terhadap Radiasi Ultraviolet: Fotosensitifitas yang Ditimbulkan Oleh Agen-Agen Eksogen

Fotosensitifitas (kepekaan terhadap sinar matahari) bisa disebabkan oleh agen eksogen dan endogen. Ini terjadi ketika sebuah senyawa, lazimnya senyawa yang memiliki ikatan rangkap tak-jenuh dalam sebuah cincin yang terdiri dari 6 atom karbon, menyerap energi radiasi pada spektrum aksinya, biasanya pada panjang gelombang ultraviolet A (UVA). Fotosensitizer (pemekacahaya) eksogen bisa berupa agen-agen yang diberikan secara sistemik atau diaplikasikan secara topikal. Contoh dari fotosensitifitas yang disebabkan oleh fotosensitizer endogen adalah porfiria, yang terkait dengan gangguan enzimatis pada jalur biosintesis heme yang menghasilkan meningkatnya kadar porfirin, yang dikenal sebagai agen-agen fototoksik.

Masalah-masalah ilmiah fotosensitifitas

Ringkasan Reaksi-reaksi kulit fotosensitif terjadi ketika kulit manusia bereaksi dengan radiasi ultraviolet atau sinar tampak secara abnormal. Bentuk-bentuk fotosensitifitas mencakup fototoksik dan fotoalergi. Penyakit fototoksik memiliki tingkat kejadian yang tinggi, sedangkan reaksi fotoalergi jauh lebih tidak sering pada populasi manusia. Ada ratusan zat, bahan kimia, atau obat-obatan yang bisa memicu reaksi fototoksik dan fotoalergi. Untuk menghindari reaksi-reaksi fotosensitiftas perlu menentukan kapasitas fotosensitifitas dari zat-zat seperti ini sebelum obat diberikan dalam terapi atau sebelum sebuah produk tersedia di pasaran. Artikel ini menelaah mekanisme-mekanisme fotosensitisasi, menjelaskan perbedaan yang paling penting antara reaksi fototoksik dan fotoalergi, merangkum fotosensitizer yang paling umum, dan memaparkan gambaran-gambaran klinis dan prosedur diagnostik dari reaksi-reaksi fototoksik dan fotoalergi.

Gambaran Klinis dan Pengobatan Candidiasis

I. Candidiasis Pseudomembranosa (Akut) Candidiasis pseudomembranosa merupakan bentuk yang paling umum dari candidiasis mulut. Tempat yang paling umum terkena mencakup mukosa bukal, dorsal lidah, dan palatal. Etiologi yang paling umum mencakup terapi antibiotik atau imunosupresi (penekanan sistem kekebalan). Tampak sebagai plak-plak yang halus, berwarna putih krem hingga kuning, menonjol, yang mudah melepaskan jaringan mulut yang terkena dan meninggalkan permukaan eritematosa, berlubang atau berulserasi yang bisa terasa nyeri. Pertimbangan untuk pengobatan: obat topikal atau sistemik

Terapi fotoaging dengan tretinoin topikal: sebuah analisis berbasis bukti

Abstrak Tretinoin topikal telah ditetapkan sebagai sebuah pengobatan yang efektif untuk fotoaging (penuaan kulit akibat sinar matahari). Meski demikian, masih ada ketidakjelasan tentang cara yang tepat untuk menggunakan obat ini, ketidakjelasan yang bisa menyesatkan dokter dalam memilih pendekatan klinis dan pasien dalam resimen pengobatannya. Kebanyakan informasi yang keliru tentang tretinoin mulai muncul sejak awal-awal ditemukannya obat ini, pada saat ketika efikasinya untuk mengobati efek fotoaging masih diperdebatkan. Kemajuan penelitian yang signifikan di bidang ini telah menghilangkan banyak ketidakjelasan tentang obat ini, sehingga memperjelas cara untuk memilih pendekatan medis berbasis-bukti terhadap terapi tretinoin untuk fotoaging. Telaah jurnal kali ini merangkum temuan-temuan terbaru dalam terapi tretinoin untuk memandu para dokter dalam mengobati pasien dengan hormon yang aman dan efektif ini. Sampai sekarang, tretinoin masih menjadi satu-satunya agen terapeutik yang t

Perbandingan antara formulasi baru (kalsipotriena plus betametason) dengan formulasi komponen aktifnya masing-masing dan plasebo dalam pengobatan psoriasis kulit kepala: sebuah trial acak, tersamar-ganda, dan terkontrol

Abstrak Latar belakang: Pengobatan topikal baru untuk psoriasis kulit kepala diperlukan karena banyak pengobatan topikal yang ada sekarang tidak disukai oleh pasien dan terkait dengan kepatuhan pengobatan yang buruk. Tujuan: Membandingkan efikasi dan keamanan formulasi dua-senyawa yang mengandung kalsipotriena plus betametason satu kali satu hari dengan formulasi komponen aktifnya masing-masing dalam wahana yang sama dan wahana/plasebo saja tanpa bahan aktif. Metode: Dalam penelitian multi-senter, acak, dan tersamar-ganda yang berlangsung 18 pekan ini, pasien yang mengalami psoriasis kulit kepala dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok pengobatan, yaitu: pengobatan dengan formulasi dua-senyawa (kalsipotriena 50 µg/g plus betametason 0,5 mg/g, dalam bentuk dipropionat) (n = 541); pengobatan dengan betametason 0,5 mg/g (dalam bentuk dipropionat) dalam wahana yang sama (n = 556); pengobatan dengan kalsipotriena 50 µg/g dalam wahana yang sama (n = 272); atau pengobatan dengan w

Photoaging (Penuaan Kulit Akibat Sinar Matahari)

Ketika harapan hidup meningkat dan seseorang mulai memasuki usia pertengahan, terjadi peningkatan minat untuk memperlambat proses penuaan. Peningkatan minat ini didasarkan oleh kepercayaan bahwa pengetahuan ilmiah yang lebih besar dan perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk mengontrol manifestasi fisik dari penuaan. Dalam pada itu, semakin banyak orang yang menyadari bahwa faktor-faktor eksternal berdampak pada penuaan dini. Walaupun para spesialis dermatologi telah membahas sejak akhir abad ke-19 dugaan bahwa sinar matahari berkontribusi bagi penuaan dini, namun masih diperlukan pendidikan untuk meyakinkan orang-orang tentang bahaya yang dipilih oleh keterpaparan sinar matahari.

Gangguan Pigmentasi Kulit

Gangguan pigmentasi tidak biasanya dianggap sebagai masalah kosmetik. Akan tetapi, hampir setiap wanita yang merasa khawatir mengalami keriput dan penuaan juga mengeluh tentang masalah-masalah pigmentasi. Seperti acne, gangguan pigmentasi menyebabkan stress dan rasa malu yang tinggi, sehingga pilihan pengobatan harus dipahami oleh setiap spesialis dermatologi kosmetik. Dalam bab ini, pembahasan berfokus pada kondisi-kondisi berpigmen yang paling besar kemungkinannya ditemui oleh spesialis dermatologi kosmetik. Banyaknya abnormalitas pigmentasi kulit yang lebih bersifat patologis, dan abnormalitas yang biasanya jarang, akan dibahas dalam bab ini. Ini tidak berarti bahwa spesialis dermatologi kulit tidak memperhitungkan bidang penelitian etiologi kelainan pigmen yang sedang berkembang. Justru, fakta bahwa produsen beberapa produk kosmetik yang dijual secara bebas (OTC) menjanjikan bahwa produk mereka akan menghilangkan bercak-bercak gelap menuntut para spesialis dermatologi kosmetik untu

Candidiasis Mulut

Gambaran Umum Candidiasis merupakan sebuah kondisi infeksi oportunis yang disebabkan oleh jamur saprofita dari genus Candida, yang mencakup delapan spesies jamur, yang paling umum diantaranya adalah Candida albicans. Candidiasis biasanya terbatas pada kulit dan membran-membran mukus. Tipe klinis yang umum dari candidiasis mukokutaneous mencakup: orofaring (mengenai rongga mulut dan/atau faring), vulvovaginal (mengenai mukosa vaginal dan vulvar), paronychial (mengenali dasar kuku dan lipat kuku), interdigital (biasanya mengenai kulit diantara jari-jari), intertriginous (mengenai kulit area submammary atau inguinal dan/atau skrotum). Infeksi candidiasis yang sistemik dan invasif bisa terjadi, khususnya pada pasien yang mengalami imunosupresi parah. Saluran gastrointestinal, trakea, paru-paru, hati, ginjal dan sistem saraf pusat semuanya merupakan tempat yang potensial untuk infeksi pada candidiasis sistemik menular dan bisa menghasilkan septisemia, meningitis, penyakit hepatosplenik, d

Porfiria Kutanea Tarda

Epidemiologi     Porfiria kutanea tarda (PCT) merupakan porfiria yang paling umum, dengan kejadian diperkirakan 1/70.000. Penyakit ini bisa diwariskan secara genetik atau didapat (acquired). Akan tetapi, bahkan pada bentuk PCT yang didapat, pengaruh genetik bisa terlibat. PCT epidemik (porfiria toksik) pertama kali ditemukan pada tahun 195... di Turki bagian tenggara. Petani yang memakan biji-bijian yang diperlakukan terlebih dahulu dengan haksaklorobenzen mengalami PCT klasik; setelah menghentikan penggunaannya pada tahun 1960, epidemik ini terhenti, tetapi memiliki fatalitas diantara anak-anak yang terkena.     Sebanyak 60 persen pasien PCT adalah pria, kebanyakan diantaranya mengkonsumsi alkohol berlebih; wanita yang mengalami PCT kebanyakan adalah yang sedang mengkonsumsi obat yang mengandung estrogen. Kebanyakan pasien PCT berusia di atas 40 tahun dan 66% memiliki bukti overload zat besi.

LUPUS ERITEMATOSUS: TANTANGAN PENENTUAN DEFINISI DAN PENGOBATAN

Lupus eritematosus (LE) merupakan istilah dasar yang menunjuk pada beragam penyakit yang memiliki kesamaan dalam hal perkembangan autoimunitas yang manargetkan konstituen-konstituen molekuler, yakni nukleosom dan ribonukleoprotein. Beberapa pasien mengalami manifestasi LE sistemik (SLE) yang membahayakan jiwanya; sedangkan pasien lainnya, yang mengalami LE dengan proses penyakit yang pada dasarnya sama, hanya menampakkan lesi kulit LE diskoid (DEL) selama perjalanan penyakitnya. Akan lebih muda jika LE dianggap sebagai sebuah spektrum klinis yang mencakup mulai dari pasien yang hanya mengalami lesi-lesi kulit DEL terlokalisasi sampai pasien yang berisiko meninggal karena manifestasi sistemik dari LE seperti nefritis, penyakit sistem saraf pusat, atau vaskulitis. Pola keterlibatan kulit yang ditampakkan oleh seorang pasien penderita LE bisa memberikan petunjuk tentang posisi penyakit pasien dalam spektrum klinis LE.

Imiquimod Sebagai Agen Anti-Penuaan Kulit

Abstrak Latar belakang: Terapi imiquimod topikal telah dibuktikan efektif untuk berbagai penyakit kulit infeksi, neoplastis, dan inflammatory. Beberapa laporan yang dipublikasikan mendukung manfaat terapi imiquimod untuk keratosis aktinik dan melanoma superfisial serta kanker-kanker kulit non-melanoma. Akan tetapi, masih sedikit bukti yang menunjukkan kegunaan pengapliaksian imiquimod sebagai sebuah pengobatan anti-penuaan kulit. Tujuan: Kami menguji efektifitas krim imiquimod 5% dalam pengobatan penuaan kulit akibat cahaya matahari (photoaging) dengan mengevaluasi spesimen-spesimen biopsi sebelum dan setelah perawatan dan mengamati perubahan-perubahan histologis. Metode: Penelitian ini merupakan perluasan dari sebuah proyek sebelumnya di departemen kami dimana pasien yang memiliki lesi-lesi lentigo maligna (LM) yang dibuktikan dengan biopsi direkrut dari sebuah pelayanan dermatologi universitas, sebuah rumah sakit, dan perujukan dari dokter-dokter praktek untuk menjalani trial e

VITAMIN D

Lazimnya, vitamin D dianggap memiliki peran pasif dalam metabolisme kalsium yakni keberadaannya dalam konsentrasi yang layak dianggap memungkinkan absorpsi kalsium makanan secara efisien dan memungkinkan  pelaksanaan aksi PTH secara sempurna. Telah diketahui bahwa vitamin D memiliki peranan yang lebih aktif dalam homeostasis kalsium. Walaupun disebut “vitamin” D, namun dia sebenarnya adalah sebuah hormon, yang bersama dengan PTH, merupakan regulator utama untuk konsentrasi Ca2+ dalam plasma. Karakteristik vitamin D berikut konsisten dengan sifat hormonalnya: disintesis dalam kulit dan dibawah kondisi-kondisi ideal kemungkinan tidak diperlukan dalam makanan; ditransport dalam darah ke tempat-tempat yang jauh dalam tubuh, dimana dia diaktivasi oleh enzim yang teregulasi ketat; bentuk aktifnya terikat ke reseptor-reseptor spesifik pada jaringan target, yang akhirnya menghasilkan peningkatan konsentrasi Ca2+ dalam plasma. Lebih daripada itu, sekarang ini telah diketahui bahwa reseptor-rese

Kesensitifan Terhadap Luka Sengatan Matahari (Sunburn) Terkait dengan Kerentanan Terhadap Penekanan Imunitas berperantara-Sel Kutaneous yang Ditimbulkan Radiasi Ultraviolet

Abstrak Kejadian kanker kulit paling tinggi pada orang yang berkulit putih. Pada populasi ini, kulit tipe I/II (sensitif matahari/tersamak buruk) memiliki risiko lebih besar dibanding kulit tipe III/IV (toleran matahari/tersamak baik). Penelitian-penelitian pada mencit menunjukkan bahwa penekanan fungsi imunitas berperantara-sel yang ditimbulkan radiasi ultraviolet (UVR) memegang peranan penting dalam terjadinya kanker kulit dan menimbulkan kerentanan terhadap penyakit infeksi. Peranan serupa diduga terjadi pada manusia, tetapi masih sedikit data yang tersedia untuk melakukan penilaian risiko keterpaparan matahari lingkungan pada kesehatan manusia. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar UVR matahari lingkungan, biasanya yang dialami dalam 1 jam keterpaparan terhadap sinar-matahari di tengah hari musim panas, bisa menekan respon hipersensitifitas kontak (CHS) pada orang-orang berkulit putih yang sehat secara in vivo (n = 93). Ada hubungan linear antara peningkatan eritema dan penekana

Pengobatan Photoaging

Seorang wanita kulit putih yang berusia 45 tahun telah mengalami kepucatan,  kulit kasar, kerutan yang jelas, dan hiperpigmentasi belang-belang pada wajahnya. Dia sangat terganggu dengan perubahan-perubahan ini dan merasa khawatir tentang terjadinya kanker kulit non-melanoma. Pengobatan apa yang bisa meminimalisir penuaan kulit dan mengurangi risiko kanker kulit? MASALAH KLINIS     Penuaan dan keterpaparan terhadap lingkungan mempengaruhi penampilan wajah. Perubahan-perubahan terkait usia seperti tonjolan-tonjolan jinak dan “gravitasi,” yang terjadi akibat redistribusi lemak, elastisitas kulit yang berkurang, dan pengikisan tulang. Keterpaparan terhadap sinar matahari menimbulkan perubahan klinis dan perubahan histologi pada kulit (Gbr. 1), yang umum disebut sebagai photoaging. Secara klinis, photoaging bisa dimanifestasikan sebagai keriput (Gbr. 2, 3, 4, dan 5), kekasaran dan kekeringan kulit (Gbr. 3), pigmentasi tidak beraturan (Gbr. 2, 3, 4, dan 5), telangiektasia (Gbr. 2 dan 4)

KORTIKOSTEROID TOPIKAL

MEKANISME AKSI Kortikosteroid memiliki pengaruh spesifik dan non-spesifik yang terkait dengan mekanisme aksi yang berbeda, termasuk; pengaruh anti-inflamatory, immunosuppresif, antiproliferasi, dan vasokonstriktif. Kebanyakan dari pengaruh kortikosteroid pada sel dimediasi oleh ikatan kortikosteroid dengan rseptornya pada sitosol, yang diikuti dengan translokasi kompleks reseptor obat-obatan ke sebuah daerah DNA nuklear yang dikenal sebagai elemen resposif kortikosteroid, dimana ini kemudian mampu menstimulasi atau menghambat transkripsi gen-gen yang berdekatan, sehingga mengatur proses inflamatory.

Pendeteksian Faktor-Faktor Pelepas Histamin Serum Pada Seorang Pasien yang Mengalami Anafilaksis Idiopatik dan Sindrom Alergi Multi Obat

Abstrak Disini kami menyajikan kasus seorang wanita 30 tahun yang melaporkan beberapa episode anafilaksis dengan angioedema dan urtikaria kambuh. Beberapa dari episode ini terkait dengan pemakaian obat anti-inflammatory nonsteroid dan salah satu episode diikuti dengan konsumsi alkohol, tetapi pada kebanyakan episode tidak ada pemicu yang bisa diidentifikasi. Penentuan imunoglobulin E spesifik menunjukkan hasil negatif untuk alergen makanan dan obat, C3 dan C4 memiliki rentang normal, inhibitor C1 sedikit berkurang dan triptase serum tidak dapat dideteksi. Uji kulit serum autolog in vivo dan uji pelepasan histamin basofil memberikan hasil positif sehingga menunjukkan adanya faktor-faktor pelepasan histamin yang bersirkulasi. Ketika uji toleransi oral dilakukan, hanya doksisiklin yang ditolerir sedangkan levofloksasin, klarithromisin, nimesulida dan tramadol menyebabkan urtikaria ringan. Pramedikasi dengan cetirizin memungkinkan pasien mentrolerir levofloksasin, klarithromisin dan nime

Fotomedisin Terapeutik: Fototerapi

Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan alat-alat radiasi dengan spektra emisi baru telah mengarah pada meluasnya peranan untuk fototerapi dalam pengobatan penyakit kulit. Perkembangan ini paling ditandai dengan dengan meningkatknya frekuensi penggunaan fototerapi ultraviolet B (UVB dengan panjang 311-nm) untuk pengobatan psoriasis. Pada kenyataannya, di Eropa UVB 311-nm  (UVB berkas sempit) saat ini digunakan lebih sering dibanding psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA) untuk pengobatan psoriasis dan beberapa penyakit kutaneous lainnya. Contoh lainnya adalah ultraviolet AI (UVAI, 340 sampai 400 nm). UVAI pertama kali digunakan untuk mengobati pasien yang mengalami dermatitis atopik, tetapi kemudian diketahui efektif pada beberapa penyakit kulit yang lain, utamanya skleroderma terlokalisasi, dimana opsi-opsi terapeutik lainnya terbatas. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa introduksi spektra baru ke dalam fototerapi dermatologik tidak hanya memperluas dan memperbaiki fototerapi sep