Gambaran Klinis dan Pengobatan Candidiasis

I. Candidiasis Pseudomembranosa (Akut)



  • Candidiasis pseudomembranosa merupakan bentuk yang paling umum dari candidiasis mulut.


  • Tempat yang paling umum terkena mencakup mukosa bukal, dorsal lidah, dan palatal.


  • Etiologi yang paling umum mencakup terapi antibiotik atau imunosupresi (penekanan sistem kekebalan).


  • Tampak sebagai plak-plak yang halus, berwarna putih krem hingga kuning, menonjol, yang mudah melepaskan jaringan mulut yang terkena dan meninggalkan permukaan eritematosa, berlubang atau berulserasi yang bisa terasa nyeri.
Pertimbangan untuk pengobatan: obat topikal atau sistemik




  • Anti-jamur topikal biasanya merupakan obat yang dipilih untuk candidiasis lokal yang tidak parah pada pasien yang memiliki fungsi imun normal.


  • Anti-jamur sistemik biasanya diindikasikan pada kasus penyakit yang menular dan/atau pada pasien yang terganggu sistem kekebalannya.


  • Lama terapi: pengobatan harus dilanjutkan selama sekurang-kurangnya 48 jam setelah hilangnya tanda-tanda klinis candidiasis bersama dengan penyembuhan sempurna dan tidak adanya eritema mukosal. Beberapa sumber merekomendasikan terapi obat harus dilanjutkan selama 10-14 hari terlepas dari hilangnya tanda-tanda klinis candidiasis.
Obat-obatan yang dianjurkan untuk pengobatan candidiasis pseudomembranosa

Obat anti-jamur topikal

1. Resep dokter:
Suspensi oral nystatin 100.000 unit/ml
Disposisi: 300 ml (persediaan lebih dari 14 hari)
Petunjuk: Berkumur dengan 1 sendok teh (5 ml) selama dua menit, gunakan 4x sehari, (setelah makan, dan menjelang tidur) dan mutahkan. NPO ½ jam (jangan memakan atau meminum apapun lewat mulut sebelum ½ jam setelah aplikasi obat). (Pasien bisa diarahkan untuk berkumur dan menelan obat jika ada keterlibatan faring).

2. Resep dokter:
Tablet hisap clotrimazol, 10 mg
Disposisi: 70 tablet hisap
Petunjuk: Biarkan 1 tablet hisap larut dalam mulut 5 kali per hari selama 14 hari. Jangan dikunyah. NPO ½ jam.

Obat anti-jamur sistemik

1. Resep dokter:
Tablet-tablet ketoconazol, 200 mg
Disposisi: 14 tablet
Petunjuk: Minum 1 tablet 1x sehari. Disertai makan atau jus jeruk selama 14 hari.

2. Resep dokter:
Tablet-tablet flukonazol, 100 mg
Disposisi: 15 tablet
Petunjuk: Minum 2 tablet stat, kemudian 1 tablet 1x sehari. Selama 14 hari.

3. Resep dokter:
Tablet itrakonazol, 100 mg
Disposisi: 28 tablet
Petunjuk: Minum 1 tablet 2x sehari (pagi dan malam). Disertai makan atau jus jeruk selama 14 hari

II. Candidiasis Hiperplastis Kronis



  • Tempat yang paling umum adalah mukosa bukal anterior di sepanjang garis oklusal, dan permukaan laterodorsal lidah.


  • Etiologi bisa tidak diketahui asal usulnya atau terkait dengan imunosupresi.


  • Kenampakan yang paling umum adalah plak atau papula putih asimptomatik (terkadang dengan dasar yang eritematosa/kemerahan) yang melekat dan tidak terkelupas.


  • Beberapa sumber percaya bahwa candidiasis hiperplastis bisa memiliki kemampuan untuk mempromosikan terjadinya karsinogenesis epitelium oral.


  • Penggunaan obat topikal atau sistemik direkomendasikan seperti untuk candidiasis pseudomembranosa.

III. Candidiasis Atrofi (Eritematosa) Kronis


  • Tempat yang paling umum terkena adalah palatal keras di bawah sebuah gigitiruan, tetapi candidiasis atrofi bisa juga ditemukan pada dorsal lidah dan permukaan mukosa lainnya.


  • Etiologi yang paling umum adalah kesehatan gigi yang buruk, dan/atau pemasangan gigitiruan yang kontinyu, tetapi bisa juga disebabkan oleh imunosupresi, xerostomia, atau terapi antibiotik.


  • Kenampakan yang paling umum adalah bintik kemerahan atau plak bertekstur beludru. Apabila candidiasis atrofi terjadi pada palatal keras dalam kaitannya dengan sebuah gigitiruan, sering terkait dengan hiperplasia papillary.


  • Pasien bisa mengalami keluhan sensasi luka lecur (burning) yang terkait dengan tipe candidiasis ini.

Pertimbangan pengobatan candidiasis atrofi (eritematosa) kronis



  • Penting mengingat untuk merawat gigitiruan (jika ada) dan jaringan mulut. (Gigitiruan akan bertindak sebagai penampung Candida dan menginfeksi ulang jaringan tersebut jika tidak diobati bersamaan).

Obat yang dianjurkan untuk pengobatan candidiasis atrofi (eritematosa) kronis

Resep dokter:
Salep nystatin
atau
Krim klotrimazol 1%
atau
Krim mikonazol 2%
atau
Krim ketokonazol 2%

Disposisi: Satu tabung (15 atau 30 gm)
Petunjuk: Oleskan salep/krim dengan ketebalan yang tipis ke seluruh permukaan-dalam gigitiruan setiap kali setelah makan selama 14 hari. (Instruksikan pasien untuk mengeluarkan gigitiruan di malam hari dan merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 1% selama 15 menit dengan pencucian merata menggunakan air mengalir selama sekurang-kurangnya 2 menit, sebelum tidur.

IV. Median Rhomboid Glossitis



  • Median rhomboid glossitis merupakan sebuah bentuk candidiasis atrofi kronis yang ditandai dengan bercak asimptomatik, memanjang, dan eritematosa dari mukosa atrofi permukaan dorsal-tengah posterior lidah sebagai akibat dari infeksi Candida kronis. (Dulunya, median rhomboid glossitis dianggap sebagai cacat pertumbuhan yang terjadi akibat kegagalan impar tuberkulum untuk melakukan retraksi sebelum penyatuan proses-proses lateral lidah).


  • “Lesi ciuman” yang menyertai pada palatal terkadang ditemukan


  • Faktor-faktor etiologi predisposisi tertentu untuk median rhomboid glossitis belum diketahui dengan jelas.

V. Angular Cheilitis (Perleche)



  • Gambaran klinis adalah lesi-lesi kemerahan, erosi, dan berfisur yang terjadi sebelah menyebelah pada ujung samping bibir dan sering teriritasi dan nyeri.


  • Etiologi yang paling umum adalah kehilangan dimensi oklusal vertikal, meski juga bisa terkait dengan imunosupresi.
Obat-obatan yang dianjurkan untuk pengobatan angular cheilitis

Resep dokter:
Nystatin – salep asetonida triamnicolon
atau
Krim klotrimazol 1%
atau
Krim mikonazol 2%
atau
Krim ketokonazol 2%

Disposisi: Satu tabung (15 gm)
Petunjuk: Aplikasikan ke daerah yang terkena 4x sehari (setelah makan, dan menjelang tidur) selama 14 hari.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders