Candidiasis Mulut

Gambaran Umum

Candidiasis merupakan sebuah kondisi infeksi oportunis yang disebabkan oleh jamur saprofita dari genus Candida, yang mencakup delapan spesies jamur, yang paling umum diantaranya adalah Candida albicans. Candidiasis biasanya terbatas pada kulit dan membran-membran mukus. Tipe klinis yang umum dari candidiasis mukokutaneous mencakup: orofaring (mengenai rongga mulut dan/atau faring), vulvovaginal (mengenai mukosa vaginal dan vulvar), paronychial (mengenali dasar kuku dan lipat kuku), interdigital (biasanya mengenai kulit diantara jari-jari), intertriginous (mengenai kulit area submammary atau inguinal dan/atau skrotum). Infeksi candidiasis yang sistemik dan invasif bisa terjadi, khususnya pada pasien yang mengalami imunosupresi parah. Saluran gastrointestinal, trakea, paru-paru, hati, ginjal dan sistem saraf pusat semuanya merupakan tempat yang potensial untuk infeksi pada candidiasis sistemik menular dan bisa menghasilkan septisemia, meningitis, penyakit hepatosplenik, dan endokarditis.

Epidemiologi

Candidiasis mulut sebagian besar disebabkan oleh Candida albicans, walaupun spesis Candida terkait lainnya bisa terlibat. Candida merupakan organisme komensalisme dan merupakan bagian dari flora mulut normal pada sekitar 3-% - 50% populasi, dan mampu menghasilkan infeksi-infeksi oportunis dalam rongga mulut jika ada faktor-faktor predisposisi yang mendukung.

Etiologi dan Patogenesis

Neville, dkk. telah menemukan tiga faktor umum yang bisa mengarah pada candidiasis oral yang tegak secara klinis. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) status imun host, (2) lingkungan mukosa mulut, (3) turunan C. albicans tertentu (bentuk hifa biasanya terkait dengan infeksi patogenik). Berikut adalah daftar kondisi-kondisi spesifik yang bisa menyebabkan seorang pasien rentan untuk mengalami candidiasis mulut:

1.Faktor-faktor yang merubah status imun host:
- Diskrasia darah atau tumor ganas lanjut
- Usia tua/masa kanak-kanak
- Terapi radiasi/Kemoterapi
- Infeksi HIV atau gangguan imunodefisiensi lainnya
- Kelainan-kelainan endokrin
- Diabetes mellitus
- Hipotiroidisme atau hipoparatiroidisme
- Kehamilan
- Terapi kortikosteroid/Hipoadrenalisme

2.Faktor-faktor yang mengubah lingkungan mukosa mulut
- Xerostomia
- Terapi antibiotik
- Kesehatan gigi atau mulut yang buruk
- Kurang gizi/malabsorpsi gastrointestinal
- Kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin
- Saliva asam/Diet kaya karbohidrat
- Merokok berat
- Displasia epitelium oral

Diagnosis

Diagnosis candidiasis mulut paling sering ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Ini melibatkan pemeriksaan histologis terhadap kerik intraoral yang telah dihapuskan pada slide kaca mikroskop. Preparasi kalium hidroksida 10%-20% (“KOH prep”) bisa digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis langsung terhadap bentuk-bentuk sel jamur. Atau, slide yang mengandung hapusan sitologik bisa disemprotkan dengan agan fiksasi sitologik dan distaining menggunakan stain PAS (Periodic acid – Schiff) sebelum pemeriksaan mikroskopis.
   
Sebuah biopsi jaringan yang terkena bisa diindikasikan, khususnya jika candidiasis diduga terjadi bersamaan dengan beberapa patologi lainnya, seperti displasia epitelium, karsinoma sel skuamus, atau lichen planus. Kita juga bisa mengkulturkan Candida dengan menggunakan agar Sabouraud untuk membantu dalam pengidentifikasian organisme jamur secara definitif.

Gambaran Klinis dan Pengobatan

I. Candidiasis Pseudomembranosa (Akut)

Candidiasis pseudomembranosa merupakan bentuk yang paling umum dari candidiasis mulut.

Tempat yang paling umum terkena mencakup mukosa bukal, dorsal lidah, dan palatal.

Etiologi yang paling umum mencakup terapi antibiotik atau imunosupresi (penekanan sistem kekebalan).
Tampak sebagai plak-plak yang halus, berwarna putih krem hingga kuning, menonjol, yang mudah melepaskan jaringan mulut yang terkena dan meninggalkan permukaan eritematosa, berlubang atau berulserasi yang bisa terasa nyeri.

Pertimbangan untuk pengobatan: obat topikal atau sistemik

Anti-jamur topikal biasanya merupakan obat yang dipilih untuk candidiasis lokal yang tidak parah pada pasien yang memiliki fungsi imun normal.

Anti-jamur sistemik biasanya diindikasikan pada kasus penyakit yang menular dan/atau pada pasien yang terganggu sistem kekebalannya.

Lama terapi: pengobatan harus dilanjutkan selama sekurang-kurangnya 48 jam setelah hilangnya tanda-tanda klinis candidiasis bersama dengan penyembuhan sempurna dan tidak adanya eritema mukosal. Beberapa sumber merekomendasikan terapi obat harus dilanjutkan selama 10-14 hari terlepas dari hilangnya tanda-tanda klinis candidiasis.

Obat-obatan yang dianjurkan untuk pengobatan candidiasis pseudomembranosa

Obat anti-jamur topikal

1. Resep dokter:
Suspensi oral nystatin 100.000 unit/ml
Disposisi: 300 ml (persediaan lebih dari 14 hari)
Petunjuk: Berkumur dengan 1 sendok teh (5 ml) selama dua menit, gunakan 4x sehari, (setelah makan, dan menjelang tidur) dan mutahkan. NPO ½ jam (jangan memakan atau meminum apapun lewat mulut sebelum ½ jam setelah aplikasi obat). (Pasien bisa diarahkan untuk berkumur dan menelan obat jika ada keterlibatan faring).

2. Resep dokter:
Tablet hisap clotrimazol, 10 mg
Disposisi: 70 tablet hisap
Petunjuk: Biarkan 1 tablet hisap larut dalam mulut 5 kali per hari selama 14 hari. Jangan dikunyah. NPO ½ jam.

Obat anti-jamur sistemik

1. Resep dokter:
Tablet-tablet ketoconazol, 200 mg
Disposisi: 14 tablet
Petunjuk: Minum 1 tablet 1x sehari. Disertai makan atau jus jeruk selama 14 hari.

2. Resep dokter:
Tablet-tablet flukonazol, 100 mg
Disposisi: 15 tablet
Petunjuk: Minum 2 tablet stat, kemudian 1 tablet 1x sehari. Selama 14 hari.

3. Resep dokter:
Tablet itrakonazol, 100 mg
Disposisi: 28 tablet
Petunjuk: Minum 1 tablet 2x sehari (pagi dan malam). Disertai makan atau jus jeruk selama 14 hari

II. Candidiasis Hiperplastis Kronis

Tempat yang paling umum adalah mukosa bukal anterior di sepanjang garis oklusal, dan permukaan laterodorsal lidah.
Etiologi bisa tidak diketahui asal usulnya atau terkait dengan imunosupresi.
Kenampakan yang paling umum adalah plak atau papula putih asimptomatik (terkadang dengan dasar yang eritematosa/kemerahan) yang melekat dan tidak terkelupas.

Beberapa sumber percaya bahwa candidiasis hiperplastis bisa memiliki kemampuan untuk mempromosikan terjadinya karsinogenesis epitelium oral.

Penggunaan obat topikal atau sistemik direkomendasikan seperti untuk candidiasis pseudomembranosa.

III. Candidiasis Atrofi (Eritematosa) Kronis
Tempat yang paling umum terkena adalah palatal keras di bawah sebuah gigitiruan, tetapi candidiasis atrofi bisa juga ditemukan pada dorsal lidah dan permukaan mukosa lainnya.

Etiologi yang paling umum adalah kesehatan gigi yang buruk, dan/atau pemasangan gigitiruan yang kontinyu, tetapi bisa juga disebabkan oleh imunosupresi, xerostomia, atau terapi antibiotik.

Kenampakan yang paling umum adalah bintik kemerahan atau plak bertekstur beludru. Apabila candidiasis atrofi terjadi pada palatal keras dalam kaitannya dengan sebuah gigitiruan, sering terkait dengan hiperplasia papillary.
Pasien bisa mengalami keluhan sensasi luka lecur (burning) yang terkait dengan tipe candidiasis ini.
Pertimbangan pengobatan candidiasis atrofi (eritematosa) kronis

Penting mengingat untuk merawat gigitiruan (jika ada) dan jaringan mulut. (Gigitiruan akan bertindak sebagai penampung Candida dan menginfeksi ulang jaringan tersebut jika tidak diobati bersamaan).

Obat yang dianjurkan untuk pengobatan candidiasis atrofi (eritematosa) kronis

Resep dokter:
Salep nystatin
atau
Krim klotrimazol 1%
atau
Krim mikonazol 2%
atau
Krim ketokonazol 2%

Disposisi: Satu tabung (15 atau 30 gm)
Petunjuk: Oleskan salep/krim dengan ketebalan yang tipis ke seluruh permukaan-dalam gigitiruan setiap kali setelah makan selama 14 hari. (Instruksikan pasien untuk mengeluarkan gigitiruan di malam hari dan merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 1% selama 15 menit dengan pencucian merata menggunakan air mengalir selama sekurang-kurangnya 2 menit, sebelum tidur.

IV. Median Rhomboid Glossitis

Median rhomboid glossitis merupakan sebuah bentuk candidiasis atrofi kronis yang ditandai dengan bercak asimptomatik, memanjang, dan eritematosa dari mukosa atrofi permukaan dorsal-tengah posterior lidah sebagai akibat dari infeksi Candida kronis. (Dulunya, median rhomboid glossitis dianggap sebagai cacat pertumbuhan yang terjadi akibat kegagalan impar tuberkulum untuk melakukan retraksi sebelum penyatuan proses-proses lateral lidah).
“Lesi ciuman” yang menyertai pada palatal terkadang ditemukan
Faktor-faktor etiologi predisposisi tertentu untuk median rhomboid glossitis belum diketahui dengan jelas.

V. Angular Cheilitis (Perleche)

Gambaran klinis adalah lesi-lesi kemerahan, erosi, dan berfisur yang terjadi sebelah menyebelah pada ujung samping bibir dan sering teriritasi dan nyeri.
Etiologi yang paling umum adalah kehilangan dimensi oklusal vertikal, meski juga bisa terkait dengan imunosupresi.

Obat-obatan yang dianjurkan untuk pengobatan angular cheilitis

Resep dokter:
Nystatin – salep asetonida triamnicolon
atau
Krim klotrimazol 1%
atau
Krim mikonazol 2%
atau
Krim ketokonazol 2%

Disposisi: Satu tabung (15 gm)
Petunjuk: Aplikasikan ke daerah yang terkena 4x sehari (setelah makan, dan menjelang tidur) selama 14 hari

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders