Prevalensi dan Keparahan Karies Gigi pada Remaja-remaja berusia 12 sampai 15 tahun yang tinggal di komunitas-komunitas dengan berbagai konsentrasi fluoride

Abstrak

Tujuan: Untuk menentukan kejadian, prevalensi, dan keparahan karies gigi pada remaja-remaja yang secara alami terpapar terhadap berbagai konsentrasi fluoride.

Metode: Sebuah sensus cross-sectional dilakukan terhadap 1.538 remaja berusia 12 dan 15 tahun yang tinggal di daerah dengan ketinggian tinggi (dihitung dari permukaan laut) (>2.000 m atau >6.560 kaki) pada komunitas-komunitas berfluoridasi di atas optimal (kadar berkisar antara 1,38 hingga 3,07 ppm) di Hidalgo, Mexico. Data sosiodemografi dan sosioekonomi dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Dua penguji terlatih dan berkualifikasi melakukan pemeriksaan gigi.

Hasil: Prevalensi karies adalah 48,6 persen dan rata-rata gigi decay, tanggal, dan gigi berlubang (DMFT) untuk seluruh populasi adalah 1,15 ± 1,17. Untuk keparahan, 9,6 persen remaja memiliki DMFT ≥4, dan 1,7 persen memiliki ≥7. Indeks karies signifikan (SiC) adalah 2,41 pada kelompok umur 12 tahun, dan 3,46 pada kelompok umur 15 tahun. Kejadian dan prevalensi tertinggi diamati pada perempuan, pada anak-anak dengan kunjungan dental di tahun sebelumnya, pada mereka yang berada dalam status sosial-ekonomi (SES) tertinggi (kuartil 2, 3, dan 4), pada mereka yang merupakan penduduk asli San Marcos dan Tula Centro, dan pada anak-anak bebas fluorosis dan mereka yang mengalami fluorisis ringan/parah. Pada sebuah analisis keparahan karies (DMFT ≥4), remaja yang memiliki fluorosis gigi sangat-ringan/ringan dan sedang/parah memiliki keparahan karies yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Hasil ini menunjukkan bahwa kejadian, prevalensi dan keparahan karies serta indeks SiC diantara remaja berusia 12 dan 15 tahun relatif rendah. Variabel-variabel sosio-demografi dan sosial-ekonomi yang umumya terkait dengan karies gigi juga ditemukan pada remaja-remaja Mexico. Berbeda dengan penelitian-penelitian lain, kami menemukan bahwa karies meningkat seiring dengan SES yang lebih tinggi. Keterpaparan fluoride (yang diukur melalui keberadaan fluorosis) tampaknya tidak mengurangi kejadian karies (DMFT > 0) atau keparahan karies (DMFT ≥ 0) pada komunitas-komunitas yang tinggal di ketinggian yang tinggi ini.



Pendahuluan
   
Total populasi remaja [mereka yang berusia mulai dari 10 hingga 19 tahun], menurut WHO meningkat pada pertengahan kedua abad ke-20 dari 6 menjadi 21 juta di Mexico, yang mewakili 22 persen dari total pertumbuhan populasi. Para remaja merupakan salah satu kelompok populasi yang lebih sehat, dengan angka kematian rendah dan penggunaan pelayanan kesehatan yang rendah pula. Akan tetapi, keterpaparan terhadap beberapa faktor risiko bermula pada usia remaja dan bisa mengarah pada penyakit-penyakit kronis dan degeneratif di masa dewasa nanti. Meskipun program-program kesehatan masyarakat dan kebijakan-kebijakan telah mengenali remaja sebagai kelompok yang rentan, namun kebutuhan dan hak kesehatan mereka sering diremehkan dalam kebijakan-kebijakan masyarakat atau dalam agenda sektor kesehatan, kecuali jika perilaku mereka dianggap rentan terhadap risiko.
   
WHO merekomendasikan melakukan kajian-kajian epidemiologi kesehatan mulut pada kelompok usia tertentu: remaja mulai dari usia 12 sampai 15 tahun dan pada anak-anak dari 5 hingga 6 tahun, adalah dua kategori usia yang dimaksud. Kebanyakan penelitian di Mexico tentang karies gigi telah berfokus pada anak-anak yang berusia kurang dari 12 tahun, sehingga mengabaikan remaja. Pentingnya pendeteksian penyakit mulut kronis yang paling prevalen pada anak-anak dan remaja terletak pada sifat kumulatifnya. Signifikansi klinis dan kerugian sosial dari karies gigi cukup substansial. Karies gigi merupakan penyakit mulut infeksi yang paling umum pada anak-anak meskipun berpotensi untuk dapat dicegah, dan mungkin memerlukan perawatan yang mahal ketika penyakit ini telah berkembang sampai tahapan yang lebih parah.
   
Dari sudut pandang epidemiologi, karies gigi banyak tersebar di seluruh dunia dan bisa dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang umum di Mexico. Di Amerika Latin, prevalensi karies gigi pada remaja berusia 12 dan 15 tahun lebih dari 70 persen, dengan rata-rata gigi decay, tanggal, dan gigi berlubang (DMFT) yang lebih dari 1,5. Walaupun masih sedikit penelitian tentang remaja, namun beberapa laporan telah mengidentifikasi variabel-variabel status sosial-ekonomi dan sosial-demografi  yang berbeda terkait dengan karies, seperti usia dan jenis kelamin perempuan. Status sosial-ekonomi (SES) [yang diukur dengan menggunakan indikator atau variabel berbeda seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, tipe sekolah, pendapatan keluarga, kelompok etnis, dan tempat tinggal geografis] telah berulang-ulang diidentifikasi terkait negatif dengan prevalensi karies gigi (semakin baik SES, semakin rendah prevalensi). Strategi-strategi berbeda telah dilakukan untuk mengontrol masalah karies gigi, utamanya dengan menggunakan teknik fluoridasi dalam berbagai pendekatannya. Akan tetapi, penggunaan yang berlebih bisa menyebabkan fluorosis gigi, dan pada beberapa situasi yang ekstrim telah diamati bahwa individu yang memiliki fluorosis parah memiliki lebih banyak kejadian atau keparahan karies.
   
Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk menambah informasi dalam hal kesehatan mulut remaja dengan mengevaluasi kejadian, prevalensi, dan keparahan karies gigi pada remaja yang secara alami terpapar terhadap berbagai konsentrasi fluoride di Hidalgo, Mexico.

Metode
   
Penelitian ini mengikuti panduan-panduan etika yang dibuat untuk penelitian-penelitian yang dilakukan di Divisi Mahasiswa Pascasarjana, Sekolah Kedokteran Gigi, Universitas Nasional Mexico.
   
Sensus cross-sectional ini menargetkan anak-anak sekolah yang berusia 12 dan 15 tahun (n=1.768) dari sekolah-sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di tiga dari enam daerah di kota Tula de Allence propinsi Hindalgo, Mexico. Dua daerah memiliki ketinggian 2.040m di atas permukaan laut dan daerah ketiga berada pada ketinggian 2.050m. Iklim di daerah ini semi-basah ringan dengan hujan di musim panas, dan semi-kering pada sisa waktu talam setahun, dengan suhu rata-rata 17oC (63oFf). Hindalgo merupakan salah satu banyak propinsi yang tercakup dalam program garam domestik berfluoride di seluruh dunia yang merupakan kerangka-dasar dari kebijakan pencegahan kesehatan mulut di Mexico.
   
Sebanyak 1.538 remaja (mewakili 86,0 persen populasi) dari 25 sekolah memenuhi kriteria inklusi: berusia 12 dan 15 tahun dan bersekolah di sekolah dasar atau sekolah menengah pertama di Tula del Centro, San Marcos, atau El Llano. Mereka setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dan orang tua mereka menandatangani surat izin. Sekolah yang tidak mengizinkan partisipasi dalam penelitian ini (utamanya karena kendala administrasi), remaja dengan alat ortodontik cekat atau mahkota full-metal, dan remaja-remaja yang tidak mau berpartisipasi atau yang orang tuanya tidak menandatangani surat izin, dikeluarkan dari penelitian.

Pengumpulan data. Sebuah studi pendahuluan dilakukan untuk menetapkan kriteria klinis dan untuk memverifikasi durasi pemeriksaan. Pemeriksaan mulut dilakukan oleh dua pemeriksa, yang sebelumnya telah terlatih dan teruji. Kriteria WHO digunakan untuk pendeteksian karies (kappa antar-pemeriksa = 0,93; intra-pemeriksa = 0,98). Indeks Dean termodifikasi digunakan untuk mengukur fluorosis, yang dibedakan dari opasitas-opasitas lainnya (kappa antar-pemeriksa=0,90; intra-pemeriksa=0,97). Pemeriksaan gigi dilakukan dibawah sinar matahari, dengan menggunakan cermin nomor lima, setelah pemindahan plak dengan menyikat gigi. Setiap gigi permanen dimasukkan selama memiliki sekurang-kurangnya 50 persen mahkota yang telah erupsi. Sebuah kuisioner dibuat dan diuji dan dikirimkan ke ibu/wali untuk memberikan keterangan tentang variabel-variabel sosial-demografi, sosial-ekonomi, dan perilaku.
Variabel dan analisis. Dari pemeriksaan klinis, kejadian karies pada gigi permanen dihitung (indeks DMFT), prevalensi karies (persentase individu dengan DMFT > 0), dan dua tingkat keparahan karies (persentase subjek yang terkena parah: DMFT ≥4 dan DMFT ≥7). Indeks karies signifikan (SiC) juga dihitung karena DMFT memiliki kekurangan distribusi: SiC menunjuk pada sepertiga dari populasi yang lebih parah terkena karies gigi. Kami juga menghitung DMFT pada sub-keompok ini.
   
Untuk analisis lebih lanjut, yang dijadikan variabel terikat adalah keberadaan karies gigi pada gigi permanen (DMFT >0). Variabel bebas mencakup jenis kelamin, usia, kunjungan ke dokter gigi, SES, daerah tempat tinggal, dan fluorosis gigi (dimasukkan sebagai penanda keterpaparan terhadap fluoride). Pada subjek remaja dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga komunitas jika mereka tinggal disana sejak lahir, menetap disana terus menerus sampai sekurang-kurangnya usia 6 tahun, dan tidak tinggal lebih dari 1 tahun di luar daerah dimana mereka lahir. Juga ada satu kategori yang terdiri dari anak-anak yang berasal dari daerah Tula de Allende lainnya serta anak-anak yang tidak memenuhi kriteria kependudukan sebelumnya. Dengan tergantung pada daerah tempat tinggal, para remaja dimasukkan ke dalam salah satu dari kategori berikut: (0) Tula del Centro, (1) El Llano, (2) San Marcos, dan (3) lain-lain.
   
SES dibuat dengan menggunakan tingkat pendidikan dan pekerjaan kedua orang tua, variabel-variabel yang umum digunakan dalam studi epidemiologi oral. Variabel-variabel ini dikombinasikan dengan menggunakan korelasi polichoric dari analisis komponen prinsipil, karena variabel adalah variabel kategori. Komponen pertama menjelaskan 52,0 persen variabilitas dan dibagi menjadi beberapa kuartil, dimana kuartil ke-empat mewakili SES tertinggi. Karena informasi tentang beberapa ibu dan bapak hilang (12 dan 77 orang, masing-masing), maka SES hanya dihitung untuk 1.452 (94,4 persen) remaja.
   
Dengan informasi yang didapatkan, sebuah database dibuat dengan menggunakan program SPSS. Analisis univariat dilakukan untuk menentukan frekuensi sederhana dan frekuensi absolut (untuk variabel kategori) dan nilai mean dan standar deviasi (untuk variabel kontinyu). Dalam analisis bivariat, distribusi karies diantara kategori-kategori variabel dilaporkan tanpa uji statistik karena sifat penelitian yang merupakan sensus.

Hasil
   
Sebanyak tujuh sekolah tidak memberikan izin untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Disamping itu, 91 anak sekolah dikeluarkan: 43 memiliki alat ortodontik cekat, dua memiliki mahkota penuh anterior, 40 dikeluarkan dari sekolah karena sedang ujian, dan enam tidak setuju untuk mengikuti pemeriksaan gigi. Jumlah yang tidak merespon terhadap pemeriksaan adalah 5,6 persen. Dari 1.538 sampel remaja, 49,9 persen (n=768) adalah wanita; 44,7 persen adalah 12 tahun dan 55,3 persen berusia 15 tahun. Deskripsi variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 1.
   
Tabel 2 menunjukkan distribusi indeks-indeks karies. Prevalensi karies adalah 48,6 persen dan DMFT adalah 1,15±1,72. Untuk keparahan karies, 9,6 persen remaja memiliki DMFT ≥4, sedangkan 1,7 persen memiliki DMFT ≥7. Dalam distribusi komponen-komponen indeks karies, 72,2 persen indeks bisa dikaitkan dengan komponen “gigi decay”. SiC (nilai mean DMFT diantara sepertiga populasi terkena parah oleh karies) adalah 2,41 pada kelompok 12 tahun dan 3,46 pada kelompok 15 tahun. Kejadian, prevalensi, dan keparahan karies yang lebih tinggi (serta dalam komponen indeks DMFT) diamati pada remaja-remaja yang berusia 15 tahun dibanding pada yang berusia 12 tahun.
   
Dalam analisis bivariat (Tabel 3), kejadian dan prevalensi karies yang lebih tinggi diamati pada jenis kelamin perempuan, pada anak-anak yang pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi dalam satu tahun terakhir, pada mereka yang termasuk kategori SES paling tinggi (kuartil 2, 3, dan 4), pada mereka yang memiliki tempat tinggal di San Marcos dan Tula Centro, dan pada anak-anak bebas fluorisis dan mereka yang memiliki fluorosis sedang/parah. Hasil-hasil dari analisis antara komponen-komponen indeks DMFT dan SES dalam kuartil-kuartil ditunjukkan pada Tabel 4. Distribusi serupa ditemukan untuk komponen-komponen yang “decay” dan “tanggal”, dan distribusi tidak beragam pada komponen “gigi berlubang”. Dengan cara yang sama, persentase kunjungan gigi yang dilakukan dalam tahun terakhir lebih tinggi seiring dengan  SES yang meningkat. Dua pertimbangan harus diperhatikan pada Tabel 4. Seperti disebutkan pada bagian Bahan dan Metode, SES hanya dihitung untuk 1.452 remaja. Akan tetapi, tidak ada perbedaan DMFT yang nyata diamati antara individu-individu yang memiliki atau tidak memiliki data SES baik secara terpisah atau dalam indeks keseluruhan. SES tersebar sedikit berbeda diantara semua daerah.
   
Ketika kami membandingkan kelompok karies keparahan-tinggi (DMFT ≥4 sebagai titik penggal), kami mengamati keparahan karies yang lebih tinggi pada anak-anak yang mengalami fluorosis (9,6 persen pada yang sangat ringan/ringan, dan 10,6 persen pada yang sedang/parah) dibanding anak-anak yang tidak mengalami fluorosis (7,8 persen). Disamping itu, jika yang dibandingkan hanya antara DMFT=0 dan DMFT>4, hasil-hasil yang serupa diamati; prevalensi DMFT ≥4 pada anak-anak bebas fluorosis adalah 13,5, sedangkan 15,5 dan 17,1 diamati pada anak-anak yang mengalami fluorosis sangat ringan/ringan dan fluorosis sedang/parah, masing-masing.

Pembahasan
   
Data tentang kesehatan mulut pada remaja cukup jarang dalam literatur ilmiah, bukan hanya di Mexico tetapi juga secara umum. Dalam hal ini, salah satu kontribusi temuan kali ini adalah membantu mengisi kesenjangan informasi yang ada untuk kelompok usia yang diteliti ini. Kami akan membahas hasil-hasil yang kami temukan dalam hal kejadian karies secara keseluruhan, karies dan distribusinya lintas variabel-variabel sosial-ekonomi dan sosial-demografi, dan status fluorosis. Pertama, kami menemukan bahwa prevalensi karies mendekati 50 persen dalam populasi ini – yakni, satu dari setiap dua remaja memiliki sekurang-kurangnya satu gigi yang decay. Prevalensi ini (42,6 persen), indeks DMFT (0,90 ± 1,33), dan SiC (2,41) yang diamati pada remaja-remaja 12 tahun lebih rendah dibanding yang dilaporkan dalam penelitian-penelitian terdahulu di Mexico – misalnya, temuan-temuan yang dilaporkan oleh Casanova dkk. Sebuah gambaran umum yang luas menunjukkan bahwa hasil-hasil ini bisa dianggap berlaku juga bagi negara-negara Amerika Latin yang lain: salah satu penelitian dari Costa Rica pada tahun 1999 melaporkan rata-rata DMFT 2,46 dan 4,37 pada orang dewasa antara 12 dan 15 tahun. Di Nicaragua, Herrera dkk melaporkan prevalensi karies 54,5 persen, DMFT 1,51, dan indeks SiC 4,12 pada remaja yang berusia 12 tahun. Di Brazil, Gushi dkk melaporkan DMFT rata-rata 5,04 dan angka prevalensi 85,7 persen pada remaja yang berusia 15 tahun, sedangkan Cangussu dkk mengamati prevalensi karies 51,0 persen dengan DMFT 1,44 diantara remaja Brazil usia 12 tahun, dan 65,1 persen prevalensi karies dengan DMFT 2,66 pada usia 15. di Guatemala, Archiva dkk menemukan prevalensi karies pada usia 12 tahun yang lebih dari 90 persen. Astroth dkk melaporkan indeks karies sebesar 4,08 dan 6,04 untuk remaja-remaja Panama yang berusia 12 dan 15 tahun, masing-masing, dengan prevalensi yang lebih dari 90 persen pada kelompok usia 12 tahun. Karakteristik yang lebih konsisten pada penelitian-penelitian di Amerika Latin terhadap remaja adalah temuan bahwa komponen “gigi decay” mewakili persentase DMFT terbesar – dengan pengecualian penelitian-penelitian terbaru yang dilakukan oleh Solorzano di Costa Rica dan Gushi di Brazil. Keduanya mengamati kontribusi kejadian restoratif yang besar – lebih dari 60,0 persen indeks DMFT dihasilkan oleh komponen “gigi berlubang”.
   
Dengan mempertimbangkan efek pemodifikasi dari variabel sosial-demografi dan sosial-ekonomi yang berbeda, temuan dari penelitian kali ini mendukung penelitian-penelitian lain. Variabel-variabel seperti usia dan jenis kelamin memegang sebuah peranan penting dalam kejadian karies. Akan tetapi, untuk SES, situasinya masih kurang jelas. Beberapa penelitian belum menemukan adanya hubungan pasti antara SES dan karies gigi, sedangkan penelitian-penelitian lain yang dilakukan di Mexico dan negara-negara lain secara konsisten menunjukkan hubungan antara SES rendah (dengan menggunakan indikator-indikator berbeda) dan prevalensi karies pada anak-anak dan pada remaja. Dalam penelitian kali ini, kami mengamati trend yang sebaliknya: semakin baik posisi sosial-ekonomi, semakin tinggi prevalensi karies. Interpretasi awal kami adalah bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan kategori SES (tingkat pendidikan dan pekerjaan kedua orang tua) belum sesuai. Ketika kami melakukan analisis ulang dengan variabel “kunjungan dental,” “gigi berlubang,” dan SES, kami menemukan hubungan positif antara kedua variabel ini, sebagaimana dilaporkan dalam penelitian-penelitian lain tentang pemanfaatan pelayanan perawatan kesehatan gigi dan studi-studi lain tentang karies.
   
Berdasarkan analisis utama dan analisis konfirmasi, kami menyimpulkan bahwa semakin besar SES, semakin tinggi pemanfaatan pelayanan gigi dan jumlah gigi berlubang. Penjelasan lain terhadap temuan-temuan ini adalah bahwa anak-anak pada kategori SES yang lebih tinggi kemungkinan telah diobati secara berlebihan, yakni, mereka mendapatkan lebih banyak perawatan klinis dari yang sesungguhnya diperlukan (Tabel 4). Sejauh hubungan antara prevalensi karies dan penggunaan pelayanan gigi dipertimbangkan, kita bisa berspekulasi bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan perawatan lebih tinggi lebih memilih pelayanan-pelayanan restoratif – seperti juga untuk remaja dari golongan SES yang lebih tinggi (dengan prevalensi karies lebih tinggi) yang mendapatkan lebih banyak pelayanan restoratif.
   
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan fluorosis gigi memiliki keparahan karies yang lebih tinggi (DMFT ≥1 dan tingkat fluorosis gigi yang lebih parah (Ghylstrup-Ferjerskov ≥ 5) telah dilaporkan, serta pada beberapa komunitas yang memiliki konsentrasi fluoride tinggi di Afrika Selatan. Jackson dkk merangkum situasi terkini dengan menunjukkan bahwa, dengan multiplisitas produk dengan fluoride dan sumber fluoride yang tersedia saat ini, risiko untuk mengalami fluorosis ringan harus dipertimbangkan secara simultan dengan manfaat pengurangan kejadian karies gigi. Dean pada dasarnya menentukan bahwa manfaat terbesar dari fluoride dalam air diperoleh pada konsentrasi 1,00 ppm – dengan menghasilkan pengurangan karies gigi secara maksimum disamping meminimalisir fluorosis gigi dan selanjutnya, Galagan dkk menentukan konsentrasi terbaik fluoride antara 0,7 sampai 1,2 ppm. Baru-baru ini, Khan dkk merekomendasikan bahwa konsentrasi fluoride harus mempertimbangkan berbagai aspek (seperti cuaca) pada setiap komunitas. Dalam penelitian kali ini (dengan melihat komunitas yang tinggal pada ketinggian yang lebih tinggi secara umum), yang tinggal di sebuah komunitas dengan konsentrasi fluoride yang lebih rendah (1m38 ppm) merupakan sebuah faktor protektif jika dibandingkan dengan dua komunitas lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Perlu disebutkan bahwa, secara umum, prevalensi fluorosis tinggi yang diamati pada ketiga komunitas (>80 persen), dengan hampir sepertiga dari populasi penelitian memiliki fluorosis ringan sampai sedang. Masih belum pasti untuk mempertimbangkan bahwa perubahan struktural, karakteristik fluorosis bisa terkait dengan perusakan jaringan gigi. Apakah ini berkontribusi bagi perkembangan karies atau tidak masih belum diketahui.
   
Ada beberapa aspek metodologi yang perlu disoroti dalam pembahasan hasil ini. Kekurangan setiap desain penelitian cross-sectional menekankan diperlukannya untuk melakukan interpretasi cermat terhadap hasil; karena ukuran-ukuran penelitian menyebabkan dan mempengaruhi pada titik waktu yang sama, desainnya menimbulkan masalah amibuitas temporal dan ketidakmampuan untuk menentukan hubungan sebab-akibat. Dan juga, meskipun penelitian ini menargetkan sampel anak-sekolah yang banyak di daerah-daerah Mexico yang berukurang kecil (seringkali diabaikan dalam survei epidemiologi di Mexico, dibandingkan dengan survei kesehatna oral kota besar), hasil kali ini tidak bisa dianggap mewakili negara secara keseluruhan. Walaupun tingkat partisipasi tinggi dalam penelitian ini (>80 persen) namun kami tidak bisa sepenuhnya menghilangkan kemungkinan adanya bias data karena partisipasi diferensial lintas remaja. Disamping itu, kemungkinan kesalahan klasifikasi perubahan warna email gigi sebagai fluorosis juga bisa terjadi. Perbandingan yang mengkaitkan SES dalam penelitian kami dengan yang ada pada penelitian lain di Mexico dan Amerika Latin harus dilakukan secara cermat karena indikator-indikator berbeda dan distribusi SES digunakan dalam komunitas-komunitas yang diteliti.
   
Berbagai kesimpulan bisa diambil dari hasil ini, dengan menyoroti kekuatan-kekuatan metodologi dari pendekatan kami. Kejadian, prevalensi, dan keparahan karies para remaja berusia 12 dan 15 tahun relatif rendah jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan di Mexico dan negara-negara Amerika Latin. Variabel sosial-ekonomi dan sosial-demografi tertentu ditemukan terkait dengan karies gigi. Akan tetapi, SES memiliki hubungan terbalik dengan yang disebutkan dalam laporan-laporan lain: kami menemukan bahwa semakin tinggi SES, semakin tinggi pula tingkat kejadian karies gigi. Kami menduga bahwa faktor-faktor seperti diet dalam konteks tingkat sosial-ekonomi akan perlu dievaluasi pada penelitian di masa mendatang, untuk menghilangkan interaksi yang mungkin antara tingkat sosial-ekonomi dan diet karsiogenik. Terakhir, sebuah hubungan antara keparahan fluorosis gigi dan keparahan karies juga diamati. Meskipun fluorosis sangat umum, namun sering ringan atau sangat ringan. Isu-isu kebijakan etik dan kesehatan yang berkaitan dengan dosis dan keseimbangan keseluruhan antara kelebihan dan kekurangan program fluoridasi garam masih perlu diteliti.

Judul Asli : Prevalence and severity of dental caries in adolescents aged 12 and 15 living in Communities with various fluoride concentrations
Penulis : Carlo Eduardo, Medina Solis, Msc, S. Aida Borges Uanez, Nuria Patino-Marin, Arturo Islas-Marquez
Gerardo Maupome.
Alih Bahasa : Masdin
Tahun : 2007
Sumber : Journal of Public Health Dentistry

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders