Penatalaksanaan Gigi Goyah dengan Prostesis Sementara dalam Kaitannya dengan Gigitiruan Sebagian Lepasan dengan Menggunakan Kawat Ortodontik

Abstrak

Gigitiruan sebagian lepasan yang ditopang dengan perlekatan yang tepat tidak memerlukan lagi klamer dan memperbaiki penampilan estetik senyum; akan tetapi, gigi penopang terminal bisa mengalami tekanan yang tidak mendukung saat berfungsi ketika tidak digunakan dengan tepat. Sebuah teknik penatalaksanaan dengan prostetik sementara yang memanfaatkan sebuah kawat ortodontik untuk membantu penopangan lintas-lengkung dan stabilitas gigi penopang yang melemah secara periodontal disajikan dalam laporan ini. Teknik ini sederhana, reversibel, tidak merubah penampilan estetik senyum, dan mengendalikan mobilitas gigi penopang sampai rencana perawatan definitif ditentukan.


Kegoyahan gigi (tooth mobility) telah dilaporkan terkait dengan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL), khususnya, GTSL ekstensi-distal, karena perbedaan kompresibilitas gigi dan mukosa (Gbr. 1A). Gigi penopang mengalami tekanan kompresif, tegangan, dan tekanan putar ketika sedang berfungsi mengunyah atau ketika istirahat. Kerangka-kerja GTSL dirancang untuk mendistribusikan tekanan-tekanan lintas lengkung dan memaksimalkan dukungan dan stabilitas dengan menggunakan banyak sandaran/tumpuan pada gigi alami yang masih ada dan memperluas dasar gigi tiruan pada ridge residual.

Gigi penopang (abutment teeth) sering dihubungkan untuk memungkinkan gigi berakar tunggal mengalami peningkatan stabilitas seperti gigi berakar ganda, yang mana menggeser pusat rotasi ke septum interdental dan mengurangi derajat turning moment. Dalam sebuah analisis in vitro, tekanan pada gigi penopang ganda ditemukan berkurang sebesar 35% sebagaimana dibandingkan dengan gigi penopang tunggal. Ini bisa menjadi pertimbangan penting dalam hal gigi penopang yang melemah (goyah)  secara periodontal dan konstruksi GTSL ekstensi-distal yang ditopang perlekatan presisi intrakoronal (PARPD), yang mana bisa memberikan lebih banyak tekanan pada gigi penopang dibanding desain klamer konvensional.

Artikel ini memaparkan sebuah teknik untuk penatalaksanaan sementara gigi penopang yang goyah dalam kaitannya dengan sebuah prostesis PARPD. Sebuah kawat ortodontik 0,032" (0,81 mm) yang terbuat dari stainless steel di-kontur-kan terhadap permukaan labial gigi alami yang masih ada pada lengkung dan dilekatkan ke prostesis PARPD yang telah terpasang untuk menyatukan gigi-gigi sebagai satu unit dan memberikan dukungan dan stabilitas antar-lengkung bagi gigi penopang yang goyah. Prosedur ini sederhana dan reversibel, membantu pasien tanpa merubah penampilan estetik senyum, dan memungkinkan pengendalian dan pemantauan dukungan dan stabilitas gigi penopang yang goyah sampai perencanaan perawatan definitif dicapai.

Teknik

1.Membuat cetakan hidrokoloid yang ireversibel (Jeltrate, Dentsply Caulk, Milford, DE) untuk prostesis PARPD maksila yang telah terpasang sebelumnya dalam mulut dengan menggunakan sebuah talam stok logam (GC America Inc, Alsip, IL).

2.Melapisi permukaan cetak dari prostesis dengan sebuah lapisan tipis dari jelly petorleum (Unilever, Greenwich, CT) dan menutup undercut (potonganan bawah) pada prostesis dengan menggunakan batu apung basah (Whip Mix Corp, Louisville, KY). Tuangkan cetakan kedalam plaster fast-setting (Mounting Plaster, Whip Mix Corp) untuk menghubungkan prostesis dengan cast.

3.Tempatkan cast pada meja surveyor (J.M. Ney Co, Hartford, CT), dan miringkan meja untuk menyesuaikan dengan jalur pemasangan prostesis PARPD yang telah ada sebagai referensi bagi perlekatan. Buat garis survei pada permukaan labial gigi untuk menunjukkan tinggi kontur, dan pisahkan prostesis dari cast.

4.Persiapkan prostesis PARPD yang telah ada untuk menerima kawat dalam dasar akrilik dengan menggunakan bur karbida tungsten (Braseler USA Inc, Savannah, GA) dan dudukkan kembali prostesis pada cast.

5.Mengukir kontur stainless steel, kawat ortodontik bulat (0,032' Standard Roun Wire, 3M Unitek Corp, Monrovia, CA) untuk mengadaptasikan dengan permukaan labial gigi yang masih ada pada ketinggian kontur dengan menggunakan lapisan Bird Peak (3M Unitek Corp) (Gbr 1B, C). Buat banyak lekukan pada ujung kawat untuk memastikan penguncian mekanis dalam resin pada dasar gigi tiruan (Gbr. 2A). Perhatikan bagian berbentuk U pada masing-masing sisi kawat yang melintasi gingiva pada sudut kanan, yang memungkinkan penyesuaian jika diperlukan. Rekatkan kawat berkontur pada tempatnya di cast dengan menggunakan lilin perekat (Kerr USA, Romulus, MI).

6.Menambah resin akrilik pink yang berautopolimerisasi (Jet Denture REpair Acrylic, Dental Mfg Co Inc, Wheeling, IL) dengan menggunakan sebuah sikat bulu untuk menarik kawat ke dasar gigitiruan yang telah ada. Kembalikan prostesis gigi tiruan ke sebuah pot tekanan (AcriDense V Pneumatic Curing Unit, GC America Inc) dengan air 100oF pada 25 psi selama sekurang-kurangnya 10 menit.

7.Pisahkan prostesis gigitiruan yang direparasi dan yang dimodifikasi dari cast setelah pengerasan, pangkas kelebihannya, dan poles (Gbr. 2B). Cocokkan prostesis PARPD yang dimodifikasi dalam mulut dengan menggunakan pasta penanda tekanan (Mizzy Inc, Cherry Hill, NJ), periksa kontak-kontak oklusal, dan pasang kembali prostesis dalam mulut (Gbr. 2C).

8.Berikan instruksi perawatan di rumah, lakukan kunjungan balik untuk mengontrol dan memantau mobilitas gigi penopang, dan buat perencanaan untuk perawatan definitif.

Ringkasan

Sebuah teknik penatalaksanaan prostetik sementara telah disajikan untuk memberikan dukungan dan kestabilan bagi gigi penopang yang goyah dalam kaitannya dengan prostesis PARPD maksila. Sebuah kawat ortodontik stainless steel dikonturkan terhadap permukaan labial seluruh gigi yang masih utuh dan dilekatkan ke prostesis PARPD yang telah ada sebelumnya untuk menyatukan gigi-gigi sebagai satu unit dan membantu mendukung stabilitas gigi penopang sampai batas waktu tertentu yang telah ditentukan. Risiko potensial untuk terjadinya tekanan-tekanan lateral dapat diminimalisir dengan memasang kawat pada ketinggian kontur gigi. Kawat digeser ke arah insisivus tanpa memutar gigi penopang yang sedang berfungsi. Teknik ini sederhana dan reversibel, memungkinkan penampilan estetik senyum, dan mengontrol mobilitas gigi penopang sampai dilakukannya rencana perawatan definitif.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders