Lichen Nitidus (laporan kasus)

Seorang bayi usia 1 bulan mengalami lesi-lesi papular seukuran kepala-pin yang berwarna keputihan di bawah bibir bawah selama 7 hari. Bayi ini tidak memiliki keluhan lain. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa lesi ini adalah lichen nitidus (Gbr. 1). Lichen nitidus merupakan sebuah kondisi kulit yang umum dan jinak. Penyakit ini terdiri dari papula-papula kecil yang berwarna putih hingga berwarna seperti kulit pada kulit, yang cenderung muncul berkelompok. Lesi ini bisa ditemukan pada semua usia tetapi paling banyak mengenai anak-anak. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa ada komplikasi. Kondisi ini perlu dibedakan dari lichen scrofulosorum dan keratosis pilaris. Biopsi biasanya dapat mengklarifikasi diagnosis.

   
Lesi ini biasanya muncul pada trunkus, kaki dan lengan bawah tetapi juga bisa ditemukan pada telapak tangan, telapak kaki dan terkadang pada wajah seperti kasus yang dilaporkan kali ini. Selain gatal-gatal yang sesekali dirasakan, lesi ini tidak menyebabkan masalah lain tetapi bisa menimbulkan masalah-masalah kosmetik. Terapi bisa diberikan karena alasan kosmetik dalam bentuk steroid topikal (golongan steroid befluorin), anthistamin dan retinoid topikal. Prednisolon oral dan metilprednisolon telah digunakan pada lesi yang menyeluruh.

Pustulosis Menyeluruh (laporan kasus)
   
Seorang anak usia 11 tahun mengalami ruam kulit menyeluruh dan demam selama dua hari setelah meminum cefadroksil untuk pengobatan bisul, 24 jam sebelum erupsi. Pemeriksaan menunjukkan pustula-pustula non-oflikular yang kecil dan dangkal pada sebuah latar eritematosa khususnya yang melibatkan abdomen, dada, leher, tungkai atas (Gbr. 1), punggung, dan bokong (Gbr. 2). Kulit kepala, telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan mukosa tidak terlibat. Pemeriksaan sistemik tidak menunjukkan adanya perbedaan mencolok kecuali demam ringan. Uji warna Gram staining dan kultur cairan yang diambil dari lesi tidak membantu dalam pemeriksaan. Histopatologi menunjukkan spongiosis, pustula sub-korneal, infiltrat polimorfonuklear, dan edema dermal. Pemeriksaan menunjukkan leukositosis polimorfonuklear (8 x 109/L) dan jumlah eosinofil normal. Pemeriksaan laboratorium rutin lainnya menunjukkan hasil normal. Reaksi uji patch dengan cefadroksil menunjukkan hasil positif.
   
Penyakit yang dipertimbangkan dalam diagnosis banding anak ini adalah impetigo, psoriasis pustular, reaksi obat disertai eosinofilia dan gejala-gejala sistemik (DRESS), dermatosis pustular subkornea (SCPD) dan pustulosis eksantematosa menyeluruh (AGEP). Uji gram staining dan kultur bakteri negatif sehingga menafikan diagnosis impetigo. Ketiadaan riwayat psoriasis, onset dan penyembuhan cepat dan keberadaan spongiosis secara histopatologi dan edema dermal papillary menafikan diagnosis psoriasis pustular. DRESS dikeluarkan dari pertimbangan karena tidak adanya keterlibatan sistemik dan eosinofilia. Kurangnya lesi karakteristik dengan penyebaran dengan batas yang tersebar dan perjalanan temporal penyakit dengan penyembuhan cepat menafikan diagnosis SCPD.
   
Pasien ini memenuhi semua kriteria untuk diagnosis AGEP, yakni: keberadaan pustula yang banyak, kecil (<5mm), dan non-folikular pada eritema edematous yang menyebar, patologi yang menunjukkan pustula intra-epidermal atau sub-korneal, demam (>38oC), neutrofilia darah (jumlah neutrofil >7x109/L) dan progresi akut dengan penyembuhan spotan dalam 15 hari. Cefadroksil dihentikan dan anak ini diobati dengan krim flutikason propionat topikal yang menghasilkan penyembuhan sempurna dalam waktu dua pekan.
   
AGEP merupakan sebuah pola reaksi kutaneous yang sembuh sendiri yang paling dipengaruhi oleh obat-obat sistemik dan bisa mengenali semua umur. Obat yang paling umum terlibat dalam terjadinya AGEP adalah antibakteri (khususnya betalaktam dan makrolida), antikonvulsan, dan obat-obat antiinflammatory. Infeksi dengan sitomegalovirus, parvovirus manusia B19 dan virus Epstein Barr, serta gigitan laba-laba coklat, terkadang bisa memicu AGEP.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Prosedur dan Alat Diagnostik