Prinsip-Prinsip Komunikasi

Ada delapan prinsip komunikasi yang penting untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya. Selain itu prinsip-prinsip ini juga memiliki implikasi praktis. Kedelapan prinsip tersebut adalah:

1. Komunikasi adalah Paket Sinyal

Perilaku komunikasi, baik melibatkan pesan verbal, bahasa tubuh, atau beberapa kombinasi, biasanya terjadi dalam “paket-paket”. Biasanya, perilaku verbal dan non-verbal saling memperkuat dan mendukung satu sama lain. Semua bagian dari sebuah sistem pesan normalnya bekerja sama untuk menyampaikan makna tertentu. Contoh anda tidak mengatakan takut sementara anggota tubuh anda rileks. Anda tidak menyatakan marah sambil tersenyum.

Dalam semua bentuk komunikasi, apakah itu antar-pribadi, kelompok kecil, pembicaraan publik, atau media massa, anda kemungkinan hanya memberikan sedikit perhatian terhadap sifat komunikasi yang merupakan paket ini, dan memang terkadang tidak disadari. Tetapi ketika ada keganjilan anda akan memahaminya. Anda akan mulai mempertanyakan kredibilitas, kesungguhan, dan kejujuran seseorang.


2. Komunikasi adalah Transaksi

Komunikasi merupakan transaksi (Barnlund 1970; Watzlawick 1977, 1978; Watzlawick, Beavin, & Jackson 1967; Wilmot 1987). Salah satu implikasi dari memandang komunikasi sebagai transasksi adalah bahwa setiap orang dipahami sebagai pembicara dan sekaligus pendengar, yang secara simultan mengirim dan menerima pesan.

“Transaksi” juga berarti bahwa komunikasi adalah proses yang terus berubah. Ini merupakan aktivitas yang terus menerus; semua elemen komunikasi terus mengalami perubahan konstan. Anda terus mengalami perubahan, orang-orang yang berkomunikasi dengan anda juga terus berubah, dan lingkungan juga berubah. Dalam proses transaksional, setiap elemen terkait dengan setiap elemen lainnya. Elemen-elemen komunikasi saling terkait. Setiap orang dalam transaksi komunikasi bertindak dan bereaksi berdasarkan situasi sekarang. Tetapi, situasi sekarang dipengaruhi oleh sejarah, pengalaman masa lalu, sikap, keyakinan kultural, citra diri, ekspektasi di masa depan, emosi, dan isu-isu terkait.

3. Komunikasi adalah Proses Penyesuaian

Komunikasi bisa terjadi hanya jika komunikator-komunikator menggunakan sinyal-sinyal yang sama. Anda kemungkinan tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda. Bagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasi sinyal-sinyal orang lain, mempelajari bagaimana sinyal-sinyal tersebut digunakan, dan memahami apa maknanya. Mereka yang berhubungan dekat akan menyadari bahwa mempelajari sinyal orang lain akan memakan banyak waktu dan sering memerlukan kesabaran. Jika anda ingin mengerti apa yang dimaksudkan oleh orang lain ketimbang apa yang dilakukan atau diucapkan, anda harus mempelajari sistem sinyal orang tersebut.

Prinsip ini khususnya sangat penting dalam komunikasi antar-kultural, utamanya karena orang-orang yang berasal dari kultur yang berbeda menggunakan sinyal-sinyal yang berbeda dan terkadang sinyal yang digunakan sama tetapi maknanya berbeda. Tatapan mata yang terfokus berarti kejujuran dan keterbukaan dalam kebudayaan Amerika Serikat. Tetapi perilaku ini bisa menandakan arogansi dan tidak hormat dalam kebudayaan Jepang khususnya jika dilakukan oleh orang yang lebih muda terhadap orang yang lebih tua.

4. Komunikasi Melibatkan Dimensi Kandungan dan Hubungan

Komunikasi menunjuk pada dunia nyata, pada sesuatu yang berada di luar pembicara dan pendengar. Akan tetapi, pada saat yang sama, komunikasi juga menunjuk pada hubungan antara beberapa pihak. Dalam semua situasi komunikasi, dimensi kandungan bisa tetapi sama tetapi aspek hubungan bisa bervariasi. Atau, aspek hubungan bisa sama sementara kandungannya berbeda. Sebagai contoh, majikan bisa mengatakan kepada karyawannya “Sebaiknya kami temui saya setelah rapat” atau “Bisakah kita ketemu habis rapat saja?” Pada masing-masing kalimat ini kandungan yang ingin disampaikan secara esensi sama tetapi dimensi hubungannya sangat berbeda. Kalimat pertama menunjukkan hubungan atasan-bawahan. Pada kalimat ke-dua,  majikan mensinyalir hubungan yang sebanding dan menunjukkan rasa hormat kepada karyawan.

Demikian juga, terkadang kandungan bisa berbeda tetapi hubungan dalam komunikasi itu secara esensi sama. Contoh, seorang remaja bisa berkata kepada orang tuanya, “Bisakah saya keluar akhir pekan ini?” dan “Bisakah saya menggunakan mobil malam ini?” Kandungan kedua pesan ini jelas sangat berbeda. Akan tetapi, dimensi hubungan secara esensi sama. Ini jelas merupakan hubungan atasan-bawahan dimana izin untuk melakukan sesuatu harus ada.

5. Urutan-Urutan Komunikasi Dijelaskan

Peristiwa-peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan akhir yang jelas. Ketika seorang partisipan atau pengamat komunikasi bertindak, proses ini bisa dibagi menjadi sebab dan akibat, atau stimulus dan respons. Yakni, anda membagi aliran komunikasi yang kontinyu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian ini sebagian disebut sebab atau stimulus dan sebagian disebut akibat atau respons.

Sebagai contoh para siswa apatis dan guru tidak membuat persiapan mengajar. Setiap tindakan (ketidakpedulian siswa dan kurangnya persiapan guru) mendorong yang lainnya. Tetapi tidak ada stimulus awal. Masing-masing peristiwa bisa dianggap sebagai sebuah stimulus dan masing-masing sebagai sebuah respons, tetapi tidak ada cara untuk menentukan yang mana sebagai apa.

Jika komunikasi diharapkan menjadi efektif, jika anda ingin memahami apa yang dimaksudkan orang lain dari sudut pandangnya, maka anda harus melihat urutan peristiwa sebagaimana dijelaskan oleh orang lain. Selain itu, anda harus mengenali bahwa penjelasan anda tidak mencerminkan apa yang ada dalam realita. Justru, ini mencerminkan persepsi anda sendiri yang bisa keliru.

6. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer

Hubungan-hubungan bisa dianggap simetris atau komplementer (Watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967). Dalam hubungan simetris, kedua individu saling berkaca perilaku satu sma lain. Perilaku satu orang tercermin dalam perilaku orang lainnya. Jika salah satu pihak berbicara banyak maka pihak lainnya akan merespons dengan baik. Jika salah satu pihak mengungkapkan kata-kata dengan cemburu, maka yang lainnya juga mengungkapkan dengan cemburu. Jika salah satu pihak pasif, maka pihak lainnya juga pasif. Hubungan yang terbentuk merupakan kesamaan, dengan penekanan pada peminimalan perbedaan diantara kedua individu.

Dalam hubungan komplementer kedua pihak memiliki perilaku yang berbeda. Perilaku salah satu pihak berfungsi sebagai stimulus untuk munculnya perilaku komplementer dari pihak lainnya. Dalam hubungan komplementer perbedaan antara kedua pihak sangat besar. Salah seorang partner bertindak sebagai atasan dan yang lainnya sebagai bawahan, satu pasif yang lain aktif, satu kuat yang lain lemah. Terkadang kultur menetapkan hubungan-hubungan seperti ini – contoh, hubungan komplementer antara guru dan siswa atau antara karyawan dan majikan.

Pernikahan dini kemungkinan juga bisa menjadi hubungan komplementer dimana setiap orang mencoba untuk melengkapi dirinya. Jika pasangan-pasangan ini berpisah dan membentuk hubungan baru, mereka yang baru ini kemungkinan tidak simetris dan melibatkan banyak penemuan identitas diri sendiri. Secara umum, penelitian menemukan bahwa pasangan-pasangan komplementer memiliki tingkat penyesuaian pernikahan yang lebih rendah dibanding pasangan simetris.

7. Komunkasi Tidak Terhindarkan, Tidak dapati dibalikkan, dan Tidak Terulang

Komunikasi merupakan sebuah proses yang tidak terhindarkan, tidak dapat dibalikkan, dan tidak terulang. Pesan-pesan komunikasi selalu dikirim, tidak dapat dibalikkan atau ditarik kembali, dan selalu unik dan pada satu kali kejadian.
Komunikasi tidak terhindarkan

Pada banyak kasus komunikasi terjadi walaupun salah seorang pihak tidak menganggap dia sedang berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Contoh, siswa yang duduk di belakang ruangan kelas dengan wajah yang sedih dan mungkin menatap keluar jendela. Walaupun siswa ini mungkin menganggap tidak berkomunikasi guru, namun guru bisa menangkap berbagai pesan dari perilakunya itu.

Komunikasi tidak dapat dibalikkan

Perlu diperhatikan bahwa anda hanya bisa membalikkan proses dari beberapa sistem. Contoh, anda membekukan air menjadi es dan kemudian mencairkan es menjadi air. Akan tetapi, anda bisa berubah buah anggur menjadi minuman tetapi tidak dapat mengembalikan minuman menjadi buah anggur. Begitulah komunikasi sebagai proses yang tidak dapat dibalikkan. Ketika anda mengatakan sesuatu, ketika anda menekan tombol “send” saat mengirim e-mail, anda tidak bisa lagi megembalikannya.
Komunikasi tidak terulang

Alasan mengapa komunikasi tidak terulang cukup sederhana: setiap orang dan segala sesuatu terus mengalami perubahan. Akibatnya, anda tidak pernah bisa menangkap ulang situasi, kerangka pikiran yang persis sama, atau dinamika-dinamika hubungan yang menentukan tindakan komunikasi sebelumnya. Sebagai contoh, anda tidak akan pernah bisa mengulangi pertemuan dengan seseorang sebagai pertemuan pertama jika anda sudah pernah bertemu sebelumnya, begitu juga dengan mengulang kesan pertama dalam wawancara dan lain-lain.

8. Komunikasi Memiliki Banyak Tujuan

Tujuan dalam komunikasi tidak harus disadari atau pihak-pihak yang terlihat tidak harus setuju tentang tujukan komunikasi yang berlangsung. Tujuan bisa disadari maupun tidak disadari, dikenali atau tidak dikenali. Lebih lanjut, walaupun teknologi komunikasi terus berubah dengan cepat dan drastis, namun tujuan komunikasi kemungkinan tetap sama secara esensi. Ada lima tujuan atau motif umum komunikasi yang bisa diidentifikasi, yaitu: untuk menemukan, untuk menghubungkan, untuk membantu, untuk mengajak, dan untuk bermain.

Untuk menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi berkaitan dengan penemuan personal. Ketika anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar tentang diri anda sendiri serta tentang orang lain. Sebetulnya, hasil persepsi tentang diri anda sebagian besar dihasilkan oleh apa yang telah anda pelajari tentang diri anda dari orang lain selama komunikasi, khususnya pertemuan antar-pribadi anda.

Untuk menghubungkan

Salah satu motivasi terkuat kita adalah membentuk dan mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain. Banyak orang yang merasa ingin dicintai dan disukai, dan selanjutnya ingin mencintai dan menyukai orang lain.

Untuk membantu

Terapis, konsultan, guru, orang tua, dan teman hanya merupakan beberapa kategori yang sering berkomunikasi untuk memberikan bantuan. Terapis dan konselor merupakan profesi yang dibangun seputar fungsi komunikasi ini.

Untuk mengajak

Media massa ada untuk mengajak kita dalam merubah sikap dan perilaku. Media bertahan dengan dana pengiklan, yang diarahkan pada kita untuk membeli berbagai barang dan jasa.

Untuk bermain

Anda kemungkinan juga menghasilkan banyak perilaku komunikasi pada permainan. Komunikasi sebagai permainan mencakup motif kesukaan, penghindaran, dan relaksasi. Contoh, anda sering mendengar pelawak serta teman karena mereka suka humor, mengatakan hal-hal yang pntar, dan menyenangkan.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders