Mengapa Teori Organisasi Perlu Dipelajari?

Penulis mengakui bahwa kebanyakan orang cenderung untuk tidak menyukai pembahasan tentang teori organisasi. Ada yang menganggap bahwa teori tersebut tidak praktis dan terlalu berbau akademik. Sedangkan yang lainnya, khususnya yang belum pernah mempelajari ilmu sosial, menganggap teori ini sangat sulit. Kata “teori” kedengaran elegan atau mengintimidasi bagi banyak orang, dan “organisasi” merupakan sebuah istilah abstrak yang kedengarannya cukup “mengerikan”. Mengapa bukan bisnis atau perusahaan? Jika teori dan organisasi digabung menjadi “teori organisasi”, kedengarannya sangat gersang dan tidak menarik – kecuali jika anda adalah salah satu dari orang yang secara natural menyukai subjek ini. Penulis tidak termasuk kedalam golongan ini, dan sebetulnya penulis juga tidak menyukai teori organisasi ketika baru memulai studi.


Pada awalnya ketidakpuasan penulis terhadap teori organisasi yang menginspirasi buku ini. Ketika penulis mulai menggunakan teori organisasi dalam organisasi-organisasi dan kehidupan secara umum, pengalaman membuat penulis yakin bahwa bidang studi ini membuka jalan pemikiran yang kuat. Teori organisasi telah membantu penulis untuk menganalisis situasi-situasi rumit dan menemukan cara-cara efektif untuk mengatasinya. Teori organisasi juga telah membuka pikiran penulis terhadap banyak aspek kehidupan, baik di dalam maupun di luar organisasi. Kekaguman penulis tentang betapa relevan dan bermanfaatnya subjek ini menyebabkan penulis berubah total dari opini awal tentang teori organisasi dan pengalaman menggunakan teori organisasi membuat penulis ingin menulis buku ini. Melalui buku ini penulis berharap untuk berbagi antusiasme bersama pembaca dengan membantu anda mengungkap manfaat-manfaat dan daya tarik teori organisasi untuk diri anda.

Ada beberapa hal lagi yang penulis harus sebutkan disini. Salah satunya adalah cukup ironis menyebut bidang studi ini sebagai teori organisasi. Meskipun nama teori organisasi menunjukkan bahwa hanya ada satu kebenaran tunggal tentang organisasi, namun pada kenyataannya banyak teori organisasi dan tidak selamanya cocok satu sama lain. Beberapa orang melihat perbedaan ini sebagai batu sandungan untuk disiplin akademik karena menurut pendapat mereka, jika tidak ada kesepakatan tentang apa yang harus kita tawarkan, maka sebenarnya kita tidak dapat menawarkan apa-apa. Sedangkan yang lainnya mencoba untuk memaklumi situasi tersebut, dengan menyebutkan bahwa teori organisasi merupakan bidang yang masih sangat muda dan pada akhirnya akan menjadi disiplin ilmu yang matang. Penulis mencoba menyatukan pandangan yang berbeda. Bersama dengan beberapa pencetus teori organisasi lainnya, penulis berpendapat bahwa teori organisasi selalu menjadi dan selalu akan rumit karena organisasi tidak dapat dijelaskan oleh satu teori tunggal.

Beberapa pengaruh yang menjadi sumber inspirasi teori organisasi ditunjukkan pada Gambar 1.1. Bagian teratas gambar menunjukkan disiplin-disiplin akademik yang telah berkontribusi bagi teori organisasi dan bagian bawah menunjukkan nama dari beberapa pemikir utama dari disiplin-disiplin ini. Perhatikan bahwa pengaruh-pengaruh ini bermacam-macam mulai dari ilmu alam dan ilmu sosial sampai seni dan humanitas.

Penulis juga akan menjelaskan bagian tengah dari Gambar 1.1. Empat kotak yang bertuliskan klasik, moderen, simbolik-interpretif, dan postmoderen mewakili salah satu cara untuk memilah beberapa keragaman yang ditawarkan teori organisasi. Kotak-kotak ini mewakili perspektif-perspektif berbeda terhadap organisasi, masing-masing dengan asumsi, kosa kata, dan pencetus teori yang dapat dibedakan. Dari beberapa sudut pandang, kotak-kotak ini memberikan sebuah makna perubahan dari waktu ke waktu ketika pengaruh-pengaruh baru terhadap bidang ini meminta teori-teori baru yang menjadi tertata dalam kelompok-kelompok ide yang kelihatannya sama. Walaupun ada urutan perkembangan perspektif-perspektif ini, namun adalah sebuah kesalahan jika kita menganggap bahwa perspektif yang baru menggantikan perspektif yang lama. Dalam teori organisasi, perspektif-perspektif terakumulasi, dan dari waktu ke waktu memengaruhi satu sama lain ketika para pencetus teori organisasi mengadopsi lebih banyak ide yang ditawarkan bidang studi ini. Interaksi diantara perspektif-perspektif ini menghasilkan perubahan kontinyu yang merupakan salah satu alasan mengapa begitu sulit membuat sebuah kasus untuk cara tertentu dalam memilah ide-ide dan perspektif-perspektif teori organisasi, termasuk yang penulis sajikan pada Gambar 1.1. Akan tetapi, sebagai pendatang baru di bidang ini, anda kemungkinan akan mengapresiasi sedikit urutan; kebanyakan orang merasa bermanfaat ketika mendengarkan tentang bagaimana orang lainnya sampai pada istilah-istilah dengan keragaman. Buku ini dibangun di sekitar tema tentang berbagai perspektif, dan apa yang penulis sebut sebagai perspektif moderen, simbolik-interpretif, dan pasca-moderen akan merangkai pembahasan kita karena kita akan membahas berbagai teori dan apresiasi metafora tentang organisasi yang membentuk bidang teori organisasi dan bab-bab buku ini.

Sampai baru-baru ini, kebanyakan pencetus teori organisasi menganut pandangan bahwa teori-teori mewakili kebenaran, sehingga beberapa lebih baik dibanding lainnya, dan sehingga sains berada dalam urusan penentuan teori mana yang paling akurat. Dari sudut pandang modernis ini, penilaian tentang keakuratan dan kebenaran teori didasarkan pada perbandingan-perbandingan empiris prediksi-prediksi teori dengan fakta-fakta relevan yang dikumpulkan tentang dunia. Teori yang tidak benar atau kurang benar bisa diidentifikasi ketika dibandingkan dengan bukti empiris ini, dan dihilangkan dari badan pengetahuan. Ini menjelaskan metode ilmiah yang dikembangkan sampai ke titik puncak dalam sains alam dan disiplin-disiplin terapan seperti teknik dan teknologi. Para pencetus teori organisasi modernis masih memegang pandangan ini.

Salah satu masalah dengan pengujian teori-teori organisasi dengan cara ini adalah bahwa fenomena kepentingan tidak sering dapat diverifikasi secara langsung. Olehnya itu, apa yang bisa diamati dihilangkan dari konsep-konsep teoritis dan hubungan-hubungan yang ingin diuji. Perhatikan contoh tentang kinerja organisasional. Para pencetus teori tidak bisa sepakat tentang apa yang membentuk kinerja atau bagaimana seharusnya mengukur kinerja itu. Sebagai contoh, haruskah kinerja didefinisikan sebagai efisiensi dalam produksi, pangsa pasar, efektifitas stratejik, kualitas, tanggung jawab sosial, kelestarian ekologi, atau semata-mata didasarkan pada keuntungan finansial? Jika kinerja adalah keuntungan finansial, maka apakah kinerja itu habis dalam jangka panjang atau pendek? Dalam masing-masing kemungkinan ini terdapat dilema-dilema lain. Ambil misalnya contoh laba. Laba kelihatannya cukup objektif sampai anda mulai mempertimbangkan banyak faktor subjektif yang masuk dalam perhitungannya – dengan memutuskan apa itu biaya versus apa itu pengeluaran modal, sebagai salah salah satu contoh. Sehingga, bahkan sebuah fakta terlihat begitu objektif karena laba terbuka untuk perdebatan signifikan.

Perdebatan tentang laba pada akhirnya terpecahkan, tetapi hanya dengan merujuk pada serangkaian praktik seperti prinsip-prinsip akuntansi umum yang dengan sendirinya dipengaruhi oleh teori (teori akuntansi) dan serangkaian norma yang dipengaruhi secara kultural (seperti mendengarkan nasihat akuntan). Terdapat sangat sedikit objektivitas dalam manajemen. Dan cukup sulit untuk membayangkan bagaimana teori kinerja organisasi bisa dibuktikan benar atau salah melalui perbandingan dengan bukti empiris jika bukti sendiri adalah produk dari teori-teori lain (dalam hal ini teori tentang bagaimana menghitung laba sebuah perusahaan) dan praktik-praktik sosial yang dibuat oleh organisasi-organisasi lain (peraturan pemerintah tentang akutanbilitas terhadap stakeholder dan terhadap otoritas pajak). Ini merupakan pandangan yang simbolik-interpretif, dan menurut penganut simbolik-interpretivis, ada masalah-masalah konvensi sosial, bukan hukum alam.

Sekarang ini semakin umum menemukan pencetus teori organisasi yang menganggap teori-teori sosial sebagai perspektif terhadap sebuah realita yang dibuat oleh para pencetus teori. Yakni, para ilmuwan sosial bekerja dengan realita-realita yang dibentuk oleh tekanan-tekanan sosial yang merupakan subjek studi. Sirkularitas ini membentuk sains sosial, seperti teori organisasi, selain tradisi sains alam dan memberikan isu-isu rumit yang harus dipertimbangkan oleh para pencetus teori sosial. Ini juga membantu menjelaskan mengapa anda harus mempelajari teori organisasi. Jika teori-teori terlibat dalam produksi pengetahuan dan sehingga dalam konstruksi realitas (seperti organisasi, kinerja, laba, manajemen), maka anda tentu ingin mengetahui teori-teori yang orang lain gunakan dan bagaimana membuat teori anda sendiri sehingga anda bisa lebih sadar berpartisipasi dalam proses-proses ini.

Buku ini membahas tentang teori organisasi dan di dalamnya anda akan membaca tentang berbagai cara yang dapat digunakan untuk memahami organisasi. Teori-teori organisasi yang berbeda ini bisa memandu tindakan-tindakan anda  dengan memberikan anda gambaran abstrak tentang apa itu organisasi, bagaimana fungsinya,  dan bagaimana para anggota serta pihak terkait lainnya berinteraksi dengan dan didalamnya. Tetapi buku ini lebih dari sekedar memperkenalkan kepada anda teori-teori organisasi, buku ini menawarkan wawasan tentang cara-cara yang digunakan para pencetus teori untuk membuat teori-teori mereka dan akan membantu anda mengembangkan keahlian teori anda sendiri tentang abstraksi, analisis, dan penalaran. Jika anda menguasai keahlian-keahlian ini, anda akan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap organisasi manapun dimana anda menjadi anggotanya. Dengan mengetahui teori-teori organisasi anda akan terbantu dalam memahami bagaimana organisasi bekerja dan anda juga akan terbantu dalam mendiagnosa masalah-masalahnya. Mengetahui bagaimana membuat teori akan membantu anda mengembangkan, mempertahankan, dan merubah pemahaman anda tentang organisasi dan apa yang anda lakukan dengannya dan didalamnya.

PERSPEKTIF GANDA

Para penceteus teori organisasi sering menjustifikasi keragaman teori organisasi dan berbagai perspektifnya dengan menyoroti kompleksitas organisasi. Kompleksitas organisasional bisa diilustrasikan dengan mengambil sebuah hikayat “Gajah dan Orang Buta” dimana dalam hikayat ini diceritakan bahwa pada suatu hari ada enam orang buta bertemu dengan seekor gajah. Setelah pertemuan itu, masing-masing orang buta tadi menceritakan apa yang ditemukannya. Yang pertama mengatakan bahwa seekor gajah mirip selembar daun. Yang ke-dua tidak setuju dan mengatakan bahwa gajah itu seperti dinding. Yang ke-tiga menceritakan gajah seperti pohon raksasa, yang ke-empat mengatakan mirip tombak, yang ke-lima mengatakan mirip tali, dan yang terakhir menganggap bahwa gajah itu seekor ular. Masing-masing dari orang buta ini meraba bagian yang berbeda dari gajah tersebut sehingga interpretasi mereka terhadap makhluk ini sangat berbeda.

Hikmah dari menceritakan kisah diatas adalah bahwa para pencetus teori organisasi sangat mirip dengan orang-orang buta yang diceritakan diatas, dan organisasi ibaratnya gajah yang mereka temukan. Seperti orang buta, para pencetus teori organisasi menemukan fenomena yang luas dan kompleks dengan perlengkapan perseptual yang membuat mereka tidak dapat mengetahui sesuatu secara total atau holistik. Sehingga, mereka memiliki persepsi yang hanya sebagian berlaku bagi organisasi, tetapi masing-masing tidak memadai. Persepsi tentang besarnya masalah yang anda hadapi ketika berhadapan dengan studi organisasi baru akan bermakna ketika anda memandang persepsi-persepsi yang berbeda secara bersamaan dalam satu kesatuan.

Kompleksitas dan multiplisitas organisasi lebih jauh menganjurkan bahwa persepsi yang anda gunakan akan mempengaruhi persepsi anda tentang realita organisasional. Dengan memfokuskan perhatian pada aspek tertentu dari organisasi berarti anda mengabaikan aspek yang lain. Walaupun pengadopsian perspektif ganda tidak menghilangkan masalah pengabaian aspek, namun pendekatan ini membuat anda terbuka terhadap lebih banyak aspek dibanding jika anda memiliki perspektif tunggal. Ini mengurangi peluang  pengabaian sesuatu yang penting dan mendorong anda untuk menjadi nyaman dengan tipe pemahaman yang baru, yang menjanjikan untuk menjadi sumber inspirasi dan inovasi yang baru.

Tentunya, perspektif ganda juga memiliki permasalahan. Sebagai contoh, karena teori-teori bisa dibangun atas berbagai asumsi, maka konsep dan persepsi bisa berkompetisi atau konflik satu sama lain. Akibatnya, anda bisa merasakan teori organisasi sebagai sesuatu yang tidak pasti, ambigu, kontradiktif, dan paradoksikal. Bersiap-siaplah untuk bingung. Pada awalnya kajian tentang teori organisasi bisa terlihat mudah. Sedikit konsep, sedikit teori namun urusannya besar. Tetapi ketika anda telah mengalami perkembangan konsep dan pemahaman, dan khususnya ketika anda mencoba untuk mengompromikan pengetahuan teoritis anda yang sedang berkembag dengan pengalaman pribadi anda, anda akan menemukan bahwa ternyata kajian teori organisasi sama kompleksnya dengan organisasi itu sendiri.

Untuk memberikan refleksi kepada anda tentang sifat teori organisasi yang penuh dengan perdebatan, penulis akan mengedepankan bahwa pandangan yang berpendapat bahwa perspektif ganda akan memetakan lebih banyak teritori dan dengan demikian memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan lebih baik adalah interpretasi modernis terhadap hikayat orang buta dan gajah yang disebutkan sebelumnya. Pandangan modernis didasarkan pada pendapat bahwa ada realitas objektif, fisik yang dipertanyakan sehingga setiap perspektif merupakan pandangan berbeda terhadap hal yang sama (apakah itu seekor gajah atau sebuah organisasi). Berbeda dengan itu, banyak penganut simbolik-interpretif dan postmodernis yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak bisa diuji terhadap dunia nyata karena dunia nyata dibangun dari pengalaman-pengalaman, ide-ide, dan pernyataan-pernyataan kita (misal: teori kita tentang dunia). Yakni, realitas didefinisikan secara subjektif sehingga beberapa pandangan membentuk beberapa realita dan realita-realita ini bisa saling melengkapi, saling konflik, atau kontradiktif. Perspektif ganda bisa memberikan banyak kemungkinan untuk membangun dunia anda dan untuk memahami konstruksi bidang lainnya, tetapi tidak ada jaminan tentang pengetahuan yang lebih banyak dan lebih baik karena tidak ada standar universal untuk mengukur mana yang lebih banyak dan lebih baik.

Kita akan kembali ke permasalahan ini dan perbedaan lainnya antara perspektif-perspektif dalam bab selanjutnya, tetapi sebelum kita mulai mengeksplorasi teori organisasi, kita perlu menjelaskan apa itu teori, dan mendefinisikan dua istilah penting yaitu “konsep” dan “abstraksi” dimana keduanya merupakan dasar untuk menyusun teori. Setelah itu, penulis secara singkat akan memaparkan isi buku ini secara keseluruhan. Bab ini akan menyimpulkan dengan model konseptual mengenai organisasi yang akan membantu anda mengingat struktur buku ini dan pada saat yang sama mengingatkan anda tentang konsep inti teori organisasi: lingkungan, teknologi, struktur sosial, kultur organisasi, dan struktur fisik.

TEORI DAN KONSEP

Teori disandarkan pada serangkaian asumsi yang menjadi dasar untuk serangkaian klaim yang saling terkait. Sebagai contoh, beberapa pencetus teori mengasumsikan bahwa realitas bersifat objektif (diluar sana) sedangkan yang lain mengasumsikan bahwa realitas bersifat subjektif (didalam sini). Banyak objektivis yang beranggapan bahwa karena realita berada diluar sana maka realita bisa dikaji oleh para pengamat yang tidak tergantung pada subjek kepentingan mereka. Subjektivis berpendapat bahwa karena realita ada disini maka sifatnya personal dan relatif, sehingga pengamatan yang independen tidak mungkin dilakukan. Mereka beralasan bahwa pengetahuan diperantarai dan sehingga dirubah secara signifikan oleh pengamatan. Asumsi-asumsi berbeda mengarah pada teori yang berbeda.

Karena perbedaan ini, kita perlu mengidentifikasi asumsi yang menjadi sandaran teori tertentu. Dalam teori organisasi apabila serangkaian asumsi dasar mendasari banyak teori, maka teori-teori akan dikenali sebagai perspektif atau paradigma yang berbeda. Keterbiasaan dengan perspektif-perspektif yang berbeda ini akan membantu anda memahami berbagai cara menyusun teori tentang organisasi. Lebih lanjut, karena asumsi-asumsi yang mendasari perspektif tertentu atau paradigma tertentu biasanya diperkenalkan kedalam teori organisasi pada waktu-waktu yang berbeda, maka perspektif sering memiliki hubungan historis. Dalam bab berikutnya penulis akan membahas beberapa pandangan berbeda tentang sejarah teori organisasi dan tiga perspektif utama yang membentuk kerangka-pikir buku ini: modern, simbolik-interpretif, dan postmodern.

Teori

Teori adalah sebuah penjelasan, yakni sebuah upaya untuk menjelaskan segmen pengalaman di dunia. Hal khusus yang dijelaskan oleh teori disebut phenomenon of interest (fenomena yang menjadi fokus perhatian). Dalam teori organisasi phenomenon of interest utama adalah organisasi. Akan tetapi, organisasi bisa didefinisikan dengan banyak cara, misalnya sebagai sebuah struktur fisik, atau sebagai bagian dari lingkungan. Organisasi juga bisa dikaji dari segi isu sentral dan tema-tema organisasi yang umum seperti kontrol, konflik, pengambilan keputusan, kekuasaan dan politik, dan perubahan. Buku ini akan memperkenalkan kepada anda teori-teori yang berkenaan dengan topik-topik ini.

Sebuah teori terdiri dari sekumpulan konsep dan hubungan yang mengikatnya bersama dalam sebuah penjelasan tentang phenomenon of interest. Contoh, organisasi bisa diteorikan sebagai sebuah struktur sosial yang dibentuk melalui konflik terhadap hubungan-hubungan kekuasaan yang dinyatakan dalam struktur fisik, teknologi, dan kultur. Atau, organisasi bisa diteorikan sebagai sebuah teknologi yang disusun melalui keputusan-keputusan yang memerlukan tatanan-tatanan struktural, kultural, dan fisik tertentu. Akan tetapi, sebelum anda bisa berteori, anda perlu mengembangkan pemahaman anda tentang konsep-konsep dasar. Dalam buku ini kita akan memulai dengan konsep-konsep dasar dan melanjutkan ke abstraksi lebih luas yang membentuk teori-teori organisasi.

Konsep-Konsep dan Proses Abstraksi

Konsep-konsep menjadi kategori-kategori untuk pemilahan, pengaturan, dan penyimpanan pengalaman. Konsep merupakan ide-ide yang dibentuk oleh proses abstraksi. Dalam Kamus Webster's New World, abstraksi didefinisikan sebagai “pembentukan ide dengan pemisahan mental dari contoh-contoh tertentu.” Ini berarti bahwa anda membangun konsep-konsep dalam pikiran anda berdasarkan pengenalan anda dengan hal-hal yang telah anda terbiasa dengannya, baik sebagai hasil dari pengalaman pribadi, atau berdasarkan apa yang diceritakan orang lain kepada anda. Sebagai contoh, konsep anda tentang “anjing” terbentuk atas pengalaman pribadi anda dengan kelompok hewan ini seperti anjing yang dipelihara atau anjing yang pernah menggigit anda; melalui cerita anda pernah mendengar orang lain menceritakan tentang anjing; dan melalui pertemuan dengan yang bukan anjing membantu anda memahami apa anjing itu dengan mengetahui apa yang bukan merupakan anjing.

Konsep mirip dengan keranjang kosong yang harus diisi dengan pengalaman. Jika anda pertama kali menemukan sebuah konsep melalui penelitian akademik, maka konsep itu masih kosong. Anda harus mengisinya dengan makna melalui pembentukan relasi/hubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi sehingga konsep menjadi kaya. Yakni, anda harus mendapatkan contoh-contoh spesifik yang cocok dengan konsep sampai terbentuk secara lengkap. Tentunya anda bisa melanjutkan memperkaya konsep-konsep anda untuk sisa hidup anda. Inilah yang dilakukan oleh para ahli. Sebagai contoh, seseorang yang melatih anjing akan belajar tentang anjing tersebut sepanjang waktu, dan konsep mereka tentang anjing akan terus bertambah dan berkembang. Tidak ada batasan untuk mengembangkan pemahaman anda dengan memperkaya konsep anda dan tentunya dengan menambahkan konsep-konsep baru ke dalam basis pengetahuan anda. Triknya adalah memulai proses abstraksi.

Dalam buku ini anda akan menemukan konsep-konsep orang lain dan deskripsi serta definisi-definisi umum mereka berdasarkan pengalaman tentang organisasi. Tugas anda adalah membuat konsep-konsep ini menjadi milik anda dengan menghubungkannya kepada pengalaman anda sendiri; setiap konsep yang anda kembangkan dengan hanya menggunakan pengalaman orang lain tidak akan pernah menjadi milik anda. Untuk membuat konsep menjadi milik anda diperlukan agar anda menyusunnya dengan fondasi pengalaman anda sendiri. Selanjutnya dalam bab I ini akan dijelaskan sebuah strategi untuk menggunakan contoh-contoh dalam buku ini agar dapat membantu anda dalam proses pembelajaran.

Walaupun konsep terkait dengan kasus-kasus spesifik, sebuah konsep bukanlah kumpulan sederhana dari banyak informasi yang perlu anda ingat tentang contoh-contoh spesifik. Konsep jauh lebih padu dari itu. Konsep terbentuk dengan menghilangkan beberapa rincian kasus tertentu sehingga apa yang tersisa hanya inti dari sesuatu, dengan memangkas informasi yang tidak esensial. Dalam membentuk sebuah konsep, unsur-unsur unik dari contoh-contoh spesifik diabaikan; hanya sifat yang umum bagi semua contoh konsep yang dimasukkan. Sehingga, konsep anjing terkait dengan empat kaki, sebuah ekor, hidung dingin ketika sehat, dan dua telinga, tetapi tidak terkait dengan bintik hitam, cakar yang besar, atau kebiasaan melompat terhadap orang asing, yang merupakan ciri dari anjing tertentu, tetap bukan ciri semua anjing. Proses penghilangan rincian-rincian unik sehingga yang tinggal hanya kualitas-kualitas esensial disebut sebagai proses abstraksi. Tentu saja ini tidak terjadi dalam satu kali lompatan; ada banyak pembelajaran uji coba yang terlibat dalam proses abstraksi.

Anda mungkin berpikir mengapa anda ingin membuang semua rincian menarik dari pengalaman keseharian anda untuk membangun sebuah konsep. Salah satu alasannya adalah bahwa ini memberikan anda kemampuan yang meningkat untuk mengolah informasi. Ketika anda menemukan contoh baru tentang sebuah konsep yang dikembangkan dengan baik, anda memiliki informasi tentang objek tersebut. Sebagai contoh, jika anda mengenali objek sebagai seekor anjing, anda mungkin langsung menyadari kemungkinan bahwa anjing itu akan menggonggong jika merasa terancam. Informasi ini memiliki manfaat langsung. Konsep juga memungkinkan untuk menyampaikan pengetahuan. Sebagai contoh, anda isa menceritakan kepada anak-anak bahwa ada anjing yang menggigit sehingga mereka tidak akan menguurkan tangannya kepada anjing yang asing sampai mereka percaya bahwa anjing tersebut jinak.

Disamping memberikan anda kemampuan untuk menggeneralisasi pengetahuan anda dan untuk menghubungkannya dengan yang lainnya, konsep memberi anda banyak kekuatan pemikiran. Konsep memungkinkan anda menghubungkan berbagai informasi dengan satu ide tunggal dan dengan demikian untuk mengolah informasi ini dengan cepat kapanpun anda memikirkan konsep. Anda bisa memahami pentingnya aspek konsep ini dari segi proses psikologis yang dikenal sebagai chunking. Para psikolog kognitif menjelaskan kepada kita bahwa manusia memiliki kapasitas untuk memikirkan secara kasar tentang tujuh bagian informasi pada satu waktu. Ini berarti bahwa anda bisa memikirkan tentang tujuh kucing berbeda atau anda bisa memikirkan tentang semua kucing di jagad raya dan enam jenis hewan lainnya, atau anda bahkan bisa memikirkan seluruh kingdom hewan dan enam selainnya. Chunking mengilustrasikan kekuatan abstraksi – penggunaan konsep akan memungkinkan anda mempertimbangkan banyak pengetahuan, kapasitas yang baik untuk dimiliki apabila aktivitas keseharian anda menuntut agar anda memahami entitas kompleks seperti sebuah organisasi.

Perhatikan bahwa ada sesuatu yang didapatkan dan sesuatu yang dilepaskan ketika anda menggunakan konsep. Anda mendapatkan kemampuan untuk berpikir tentang berbagai contoh atau kasus tentang kategori abstrak, tetapi anda kehilangan banyak rincian yang dikandung oleh masing-masing kasus. Anda ingin belajar menggunakan konsep karena memungkinkan anda untuk berkomunikasi dan memahami ide-ide umum tetapi kompleks, seperti organisasi. Ini akan memungkinkan anda untuk memahami isu sehari-hari dalam perspektif lebih luas yang mengembangkan pemikiran anda dan memberikan anda akses terhadap basis pengetahuan anda yang telah terakumulasi. Tetapi anda juga harus mengingat bahwa penalaran abstrak saja tidak akan memberikan rincian penting yang menyusun situasi-situasi kehidupan harian yang akan anda hadapi dalam memainkan peran di sebuah organisasi. Penerapan teori, yang berakar pada penalaran abstrak, memerlukan agar anda mampu menambahkan rincian-rincian kritis kedalam formulasi anda setelah anda menganalisis dan memahami aspek-aspek umum situasi yang ada di tangan. Anda perlu mengembangkan konsep dan keahlian berteori dengan basis pengalaman pribadi yang luas dan kemudian belajar menerjemahkan pengetahuan umum anda menjadi pemahaman yang spesifik.

Penulis merasa bahwa frustrasi utama terhadap teori organisasi yang disebutkan oleh banyak siswa dan praktisi adalah akibat dari tidak adanya pemahaman bahwa aplikasi teori merupakan sebuah tindakan kreatif. Sebuah pendapat yang mengabstraksi teori yang bisa menghasilkan solusi isntan terhadap masalah-masalah spesifik cukup keliru. Begitu juga dengan penolakan teori yang memiliki sedikit manfaat hanya karena anda belum belajar bagaimana menggunakannya. Buku ini didedikasikan untuk membantu anda mempelajari bagaimana menggunakan teori organisasi sebagai sebuah stimulus untuk pemecahan masalah secara kreatif dalam setting organisasional dan sebagai sebuah rute untuk mengembangkan keahlian organisasi dan teori anda.

KANDUNGAN BUKU

Bagian I dari buku ini memperkenalkan pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam menyajikan teori organisasi dan penyusunan teori kepada anda. Bab 1 telah memperkenalan kepada anda teori dan penyusunan teori dan menyajikan alasan-alasan untuk mengkaji teori organisasi. Bab 2 memperkenalkan berbagai perspektif yang membentuk kerangka-pikir buku ini – moderen, simbolik-interpretiv, dan postmodern – dan menyajikan sebuah catatan historis tentang perkembangannya dalam teori organisasi. Seperti dijelaskan sebelumnya, walaupun perspektif-perspektif ini disajikan secara kronologis, namun ini tidak berarti bahwa perspektif-perspektif sebelumnya telah dilarang oleh para pencetus teori organisasi. Teori organisasi banyak diuntungkan dari semua perspektif ini. Dengan demikian, Bab 2 mungkin lebih tepat dianggap sebagai arkeologi ketimbang sebagai sejarah. Ketimbang berupaya untuk memplotkan jalannya peristiwa-peristiwa yang menyusun masa lalu teori organisasi, Bab 2 mencoba untuk menggali kehidupan kuno dan kultur ide yang membentuk bidang tersebut.

Bagian II buku ini akan menyajikan konsep-konsep inti teori organisasi yang digunakan oleh para pencetus teori untuk memahami dan merumuskan teori organisasi. Dalam bab-bab ini anda akan belajar bagaimana memandang organisasi dari berbagai sudut pandang: sebagai anggota lingkungan yang mendukung dan menghambatnya (Bab 3); sebagai subjek pengaruh manusia melalui tindakan stratejik (Bab 4); sebagai teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat (Bab 5); sebagai struktur sosial yang mengarahkan aktivitas-aktivitas para anggotanya (Bab 6); sebagai kebudayaan yang menghasilkan dan dihasilkan oleh makna-makna yang membentuk dunia simbolik (Bab 7); dan sebagai struktur-struktur fisik yang mendukung dan menghambat aktivitas dan makna (Bab 8). Pendekatan-pendekatan konseptual yang berbeda ini dalam memahami organisasi terkait dengan beberapa cara, meskipun masing-masing memberi kontribusi yang unik. Ketika anda membaca dan membaca kembali bab-bab ini, cobalah untuk untuk mengembangkan apresiasi anda terhadap persamaan dan perbedaan diantaranya.

Disamping menyajikan konsep-konsep inti tentang teori organisasi, Bagian II akan menyajikan pula beberapa teori organisasi yang dibangun diatas konsep-konsep inti. Dalam masing-masing ba teori-teori ini akan disajikan dengan urutan historis; pada kebanyakan kasus ini berarti dimulai dengan perspektif moderen dan berlanjut ke perspektif simbolik-interpretif dan postmodern (Bab 8 tentang kultur keorganisasian adalah pengecualian). Format ini akan memberikan rasa kontinuitas kepada anda yang mengkontekstualisasikan upaya-upaya para pencetus teori pada saat itu sehingga mereka dapat berteori. Ini juga akan membantu anda untuk merasakan teori organisasi sebagai serangkaian tantangan dan ketidaksepakatan diantara para pencetus teori dan ide-ide mereka tentang organisasi. Teori-teori tidak hanya membawa anda pada berbagai tipe penjelasan yang ditawarkan oleh bidang studi ini, tetapi juga akan menjadi sebuah fokus untuk menjabarkan keahlian-keahlian dan praktik-praktik yang digunakan oleh para pencetus teori organisasi. Dalam membahas bagaimana para pencetus teori menghasilkan teori, penulis mencoba untuk mendorong anda agar menjadi lebih aktif dalam pemahaman anda sendiri tentang organisasi.

Ada banyak isu praktis tentang kepentingan berulang bagi manajer dan para pencetus teori organisasi. Penulis telah memilih beberapa isu yang paling penting sebagai bahasan untuk Bagian III buku ini. Bab 9 membahas pengambilan keputusan organisasional, kekuasaan, dan politik. Bab 10 melirik konflik dan kontradiksi; dan Bab 11 memeriksa isu-isu kontrol dan ideologi dalam organisasi. Bab 12 difokuskan pada perubahan-perubahan organisasional. Setiap bab memberikan konsep tambahan yang baru untuk menambah basis pengetahuan anda serta beberapa teori yang menghubungkan konsep-konsep baru ini dengan konsep-konsep inti yang dikembangkan dalam bagian kedua buku ini. Bab ini akan membantu penguasaan dan penjabaran konsep-konsep dasar pada saat yang sama sehingga akan menekan anda untuk mempraktikkan dan mengembangkan keahlian berteori anda. Masing-masing dari konsep ini terus berpindah dari konsepsi modern menuju konsepsi interpretif dan postmodern untuk mendorong fleksibilitas dengan memperhatikan pemahaman dan penggunaan cara-cara yang berbeda ini dalam berteori tentang organisasi. Sehingga, Bab 9 sampai 12 akan membantu anda mengembangkan keahlian-keahlian berteori dengan membuka diri anda terhadap konsep, model, dan metode yang digunakan oleh para pencetus teori organisasi untuk memahami dan berteori tentang organisasi.

Contoh-Contoh dan Bagaimana Menggunakannya

Contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini dirancang untuk memicu hubungan-hubungan degan pengalaman-pengalaman yang anda miliki sehingga anda bisa mengisi konsep-konsep anda dengan makna-makna anda sendiri. Coba untuk mengambil masing-masing contoh dan membayangkan apa yang sudah anda lakukan secara pribadi yang mungkin terkait dengan contoh tersebut. Jangan merasa terbatas pada hubungan-hubungan yang nyata, tetapi juga tantang diri anda untuk mempertimbangkan hal-hal yang anda memiliki ide yang tidak jelas tentangnya atau prasangka mungkin dapat diaplikasikan. Ketika anda melakukan ini anda akan mulai menerjemahkan konsep ke dalam pengalaman anda sendiri.

Setelah mengidentifikasi contoh-contoh dari pengalaman anda sendiri, gunakan contoh-contoh anda untuk mempraktikkan pengpalikasian konsep atau teori yang coba anda pahami. Ketika kelompok konsep dan teori anda berkembang, maka anda akan menganalisis pengalaman-pengalaman anda dengan cara-cara yang baru. Sebagai contoh, dengan menghubungkan pengalaman-pengalaman yang yang sebelumnya tidak pernah anggap berhubungan, atau dengan memahami aspek terpendam sebelumnya dari sebuah situasi dimana anda terlibat, maka anda akan menunjukkan aspek-aspek pengalaman anda sendiri yang sebelumnya anda tidak menyadarinya. Dengan kata lain, penggunaan pengalaman pribadi untuk memahami konsep dan teori, dan menggunakan konsep dan teori yang sedang berkembang untuk secara lebih baik memahami pengalaman-pengalaman anda. Proses memberi dan menerima antara pemahaman teoretis dan pengalaman pribadi ini penting bagi pengembangan keahlian teori dan pengetahuan anda tentang organisasi.

Model Konseptual Organisasi sebagai Titik Awal

Dalam buku ini penulis akan memberikan banyak model konseptual seperti yang anda lihat pada Gambar 1.2. Model-model ini secara visual mewakili teori-teori sebagai sebuah kumpulan konsep dan hubungan-hubungannya, dan sering digunakan oleh pencetus teori organisasi untuk membuat pemahaman abstrak yang lebih tangible. Gambar 1.2 misalnya, merupakan sebuah cara visual untuk menyampaikan pesan-pesan penting dalam buku ini; bahwa organisasi bisa dikonseptualisasikan sebagai struktur teknologi, struktur sosial, kultur, dan struktur fisik yang saling menutupi satu sama lain dalam konteks sebuah lingkungan. Untuk menggambarkan hubungan-hubungan ini, model tersebut menunjukkan teknologi, struktur sosial, kultur dan struktur fisik sebagai lingkaran-lingkaran yang saling terhubung (atau, sebagai bulatan-bulatan) yang dikelilingi dan dirasuki oleh sebuah lingkungan yang mereka bantu susun.

Diagram seperti Gambar 1.2 bisa membantu anda mengingat banyak hal tentang teori-teori yang akan anda pelajari. Memperhatikan diagram ini dari dekat sering menunjukkan aspek-aspek teori yang samar tetapi penting. Contoh, biarkan darah persilangan dari empat lingkaran pada Gambar 1.2 mengingatkan anda bahwa tak satupun dari konsep atau teori ini yang lengkap dengan sendirinya; masing-masing memiliki beberapa aspek dengan yang lainnya dan merupakan kombinasi dari cara-cara pemahaman yang berbeda ini yang memungkinkan anda untuk menghasilkan pandangan yang kaya dan kompleks tentang organisasi dengan menggunakan teori organisasi.

Penulis perlu mengingatkan anda bahwa, apabila anda melangkah lebih jauh dalam memahami setiap konsep inti, akan ada saat-saat dimana anda terjebak pada persimpangan-persimpangan ini dan menjadi bingung tentang konsep atau teori mana yang anda sedang gunakan. Karena itu cobalah untuk tidak merasa putus asa jika ini terjadi. Tanpa melewati tahapan ini, ana akan memiliki sedikit peluang untuk menjadi berpengetahuan tentang teori organisasi atau berketerampilan dalam merumuskan teori. Percayalah bahwa setelah kebingungan ini akan muncul kejelasan baru tentang organisasi dan proses penyusunan teori.

RINGKASAN

Karena keragaman dan pluralisme organisasi, para manajer harus mampu memaknai dan menggunakan perspektif ganda dan belajar untuk memanfaatkan pengetahuan mereka dalam pembuatan berbagai keputusan setiap hari. Mempelajarii teori organisasi akan membantu menguasai keahlian-keahlian abstraksi dan penyusunan teori yang akan memungkinkan anda menggunakan perspektif ganda untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tanpa keahlian seperti yang dimiliki para pencetus teori organisasi. Tetapi perlu diingat bahwa anda harus menerapkan penalaran abstrak anda terhadap situasi-situasi konkret. Ini berarti sebuah pembalikan proses abstraksi.

Teori yang paling baik adalah teori-teori yang anda temukan cocok dengan pengalaman organisasi anda sendiri, dan dalam buku ini anda akan belajar tentang teori-teori yang telah dikembangkan oleh orang lain dan keahlian-keahlian yang mereka gunakan untuk merumuskannya. Ini akan memberikan basis bagi dalam berteori. Anda bisa menggunakan teori-teori yang telah dirumuskan sebagaimana adisrael  7-0anya, jika ini terbukti bermanfaat bagi tujuan anda, atau sebagai kerangka untuk upaya penyusunan teori anda sendiri. Pada setiap kasus, teori organisasi memerlukan penguasaan teori-teori yang telah ada dan pengembangan metode-metode dan keahlian-keahlian pembuatan teori.

Anda memiliki alasan sendiri untuk mengkaji teori organisasi. Alasan penulis adalah bahwa teori organisasi memperluas perspektif penulis tentang organisasi dan dunia pada umumnya serta membuka pikiran penulis terhadap ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan baru untuk perubahan dan transformasi. Penulis selalu memperbaharui karya di bidang ini dan menemukan bahwa ide-ide yang bisa ditelusuri pada karya-karya ini memberikan kesan pemahaman dimana penulis memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri datang dari penemuan bahwa penulis bisa menerapkan apa yang telah dipelajari dari teori organisasi dengan sekurang-kurangnya dua hasil yang sangat berguna bagi penulis. Salah satunya adalah meningkatnya kekuatan untuk berkarya dan dengan keahlian penalaran abstrak; yang lainnya adalah peningkatan kemampuan untuk belajar. Walaupun mungkin memberikan makna dan kemungkinan lain bagi anda, saya berharap bahwa antusiasme penulis, yang dibangun diatas kebutuhan dan nilai khusus sendiri, akan menginsipirasi anda untuk mengeksplorasi teori organisasi.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memutihkan Kulit Wajah

Relationship between glycemic index and weight loss

Cheerleaders are associated with many diet disorders