Pembalutan Luka Bedah
Pembalutan luka merupakan sebuah bagian tak terpisahkan dari seluruh perawatan bedah seorang pasien. Pembalutan bedah memberikan beberapa fungsi penting (Tabel 35-1).
Tabel 35-1. Balutan Bedah
Fungsi:
Menutupi luka
Menyerap cairan luka
Memberikan tekanan
Menahan daerah bedah agar tidak bergerak
Mempertahankan lingkungan yang lembab
Manfaat:
Mengurangi kontaminasi, mengurangi trauma
Mengurangi infeksi
Hemostasis meningkat, hematoma menurun
Hemostasis meningkat, mengurangi robek jahitan
Meningkatkan laju penyembuhan, meningkatkan kebaikan penampilan
Rancangan pembalutan bedah yang tepat seringkali melibatkan penggunaan banyak lapisan (Tabel 35-2). Walaupun tidak semua pembalutan memerlukan semua komponen lapisan ini, namun prinsip pengaplikasian pembalutan tertentu berkaitan dengan semua balutan.
Tabel 35-2. Komponen-komponen pembalutan luka
Lapisan Material
Salep Basitrasin
Eritromisin
Garamisin
Petrolatum
Lapisan Kontak Alas tidak lengket (Telfa, Release, N-terface)
Pembalut hidrokoloid (Duoderm, Ultec)
Film (Op-Site, Tegaderm)
Hidrogel (Vigilon, Nu-Gel)
Lapisan Penyerap Alas kain kasa
Lapisan Pengkontur Dental roll, gulungan kapas, alas kain kasa
Lapisan Pengaman Plaster
Gulungan kain kasa elastis (Kerlix, Kling)
Kain kasa tubular (X-span)
Perban lengket tidak berjalin
(Cover Roll Strecth, Hypafix)
Balutan harus diaplikasikan dengan tekanan kuat dan menahan daerah yang ditutupi agar tidak bergerak tetapi tidak boleh terlalu kencang atau oklusif sehingga sirkulasi darah terganggu atau muncul masalah-masalah lain (Tabel 35-3). Perban harus datar dan tidak bergulung terhadap daerah luka dan tetap dijaga kekencangannya tanpa membiarkan ada kerutan yang akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada daerah tertentu. Pasien diinstruksikan untuk menyelidiki dan melaporkan jika terjadi kepucatan, kehitaman kulit, mati rasa, rasa dingin, atau pembengkakan. Jika tempat tinggal pasien jauh, bisa disarankan agar pasien menunggu sampai anestesi lokal hilang dan disarankan untuk memeriksa daerah distal ke balutan jika terjadi mati rasa sebelum pasien meninggalkan rumah sakit.
Tabel 35-3. Komplikasi Pembalutan Luka
Masalah pembalutan
Tekanan balutan yang berlebihan
Tekanan yang tidak cukup atau
lapisan pengkontur tidak efektif
Oklusi berlebihan
Lapisan kontak tidak sesuai
Reaksi plaster perekat
Komplikasi
Bula, kegagalan flap/graf
Risiko perdarahan/hematima yang meningkatkan
Infeksi gram negatif, infeksi Candida
Nyeri dan perdarahan saat penggantian balutan
Iritan/dermattis kontak alergi
Balutan bedah pascabedah standar mencakup satu lapis salep antibiotik, bantalan tidak lengket, beberapa lapis bantal kasa, dan perban lengket. Untuk meningkatkan daya rekat perban, khususnya apabila bedah dilakukan pada bagian yang bergerak atau bagian sebasea, maka daerah bedah bisa diawalemakkan (degreased) dengan aseton atau alkohol dan diberi cairan adhesif (Mastisol). Daerah yang berambut yang akan dipasang perban di atasnya harus dicukur, tetapi hindari mencukur atau memotong bulu mata. Setelah 24 jam, jika tidak ada perdarahan signifikan yang terjadi, balutan ringan yang terdiri dari satu lapis antibiotik, satu bantal tidak lengket, dan pita perekat digunakan dan diganti setiap hari sampai masa pelepasan jahitan. Balutan khusus bisa dimodel untuk tempat-tempat anatomi tertentu, termasuk kulit kepala, hidung, telinga, dan jejari (Gbr. 35-1 sampai 35-7).
Tabel 35-1. Balutan Bedah
Fungsi:
Menutupi luka
Menyerap cairan luka
Memberikan tekanan
Menahan daerah bedah agar tidak bergerak
Mempertahankan lingkungan yang lembab
Manfaat:
Mengurangi kontaminasi, mengurangi trauma
Mengurangi infeksi
Hemostasis meningkat, hematoma menurun
Hemostasis meningkat, mengurangi robek jahitan
Meningkatkan laju penyembuhan, meningkatkan kebaikan penampilan
Rancangan pembalutan bedah yang tepat seringkali melibatkan penggunaan banyak lapisan (Tabel 35-2). Walaupun tidak semua pembalutan memerlukan semua komponen lapisan ini, namun prinsip pengaplikasian pembalutan tertentu berkaitan dengan semua balutan.
Tabel 35-2. Komponen-komponen pembalutan luka
Lapisan Material
Salep Basitrasin
Eritromisin
Garamisin
Petrolatum
Lapisan Kontak Alas tidak lengket (Telfa, Release, N-terface)
Pembalut hidrokoloid (Duoderm, Ultec)
Film (Op-Site, Tegaderm)
Hidrogel (Vigilon, Nu-Gel)
Lapisan Penyerap Alas kain kasa
Lapisan Pengkontur Dental roll, gulungan kapas, alas kain kasa
Lapisan Pengaman Plaster
Gulungan kain kasa elastis (Kerlix, Kling)
Kain kasa tubular (X-span)
Perban lengket tidak berjalin
(Cover Roll Strecth, Hypafix)
Balutan harus diaplikasikan dengan tekanan kuat dan menahan daerah yang ditutupi agar tidak bergerak tetapi tidak boleh terlalu kencang atau oklusif sehingga sirkulasi darah terganggu atau muncul masalah-masalah lain (Tabel 35-3). Perban harus datar dan tidak bergulung terhadap daerah luka dan tetap dijaga kekencangannya tanpa membiarkan ada kerutan yang akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada daerah tertentu. Pasien diinstruksikan untuk menyelidiki dan melaporkan jika terjadi kepucatan, kehitaman kulit, mati rasa, rasa dingin, atau pembengkakan. Jika tempat tinggal pasien jauh, bisa disarankan agar pasien menunggu sampai anestesi lokal hilang dan disarankan untuk memeriksa daerah distal ke balutan jika terjadi mati rasa sebelum pasien meninggalkan rumah sakit.
Tabel 35-3. Komplikasi Pembalutan Luka
Masalah pembalutan
Tekanan balutan yang berlebihan
Tekanan yang tidak cukup atau
lapisan pengkontur tidak efektif
Oklusi berlebihan
Lapisan kontak tidak sesuai
Reaksi plaster perekat
Komplikasi
Bula, kegagalan flap/graf
Risiko perdarahan/hematima yang meningkatkan
Infeksi gram negatif, infeksi Candida
Nyeri dan perdarahan saat penggantian balutan
Iritan/dermattis kontak alergi
Balutan bedah pascabedah standar mencakup satu lapis salep antibiotik, bantalan tidak lengket, beberapa lapis bantal kasa, dan perban lengket. Untuk meningkatkan daya rekat perban, khususnya apabila bedah dilakukan pada bagian yang bergerak atau bagian sebasea, maka daerah bedah bisa diawalemakkan (degreased) dengan aseton atau alkohol dan diberi cairan adhesif (Mastisol). Daerah yang berambut yang akan dipasang perban di atasnya harus dicukur, tetapi hindari mencukur atau memotong bulu mata. Setelah 24 jam, jika tidak ada perdarahan signifikan yang terjadi, balutan ringan yang terdiri dari satu lapis antibiotik, satu bantal tidak lengket, dan pita perekat digunakan dan diganti setiap hari sampai masa pelepasan jahitan. Balutan khusus bisa dimodel untuk tempat-tempat anatomi tertentu, termasuk kulit kepala, hidung, telinga, dan jejari (Gbr. 35-1 sampai 35-7).
Comments
Post a Comment